
Cerita Sex Menggairahkan > Perkenalkan namaku bobby, pelajar SMA kelas XII disalah satu SMA di Jakata. Aku anak kedua dari 2 bersaudara. Sebelumnya kuperkenalkan kakaku Mona 23th. Kakaku kini duduk dibangku perkuliahan di kota Yogyakarta. Kak Mona jarang pulang kecuali pas liburan atau sengaja ingin pulang saja. Dan karena papa bekerja diluar daerah, sementara dirumah aku tinggal bertiga dengan mama, ditambah dengan satu orang pembantu rumah tangga.
Sedangkan papa, papa seorang yang ambisius. Papa sangat mengutamakan kesejahterahan keluarganya. Sebagai seorang pengawas disebuah perusahaan minyak, papa jarang berada dirumah, mungkin 1-2 bulan papa belum tentu pulang, itu dikarenakan tempat kerja papa yang berada dilepas pantai disebuah RIG (tempat pengeboran minyak di lepas pantai). FREE CHIP 10.000
Untuk masalah kehidupan ekonomi keluarga kami bisa dibilang sangat tercukupi, meskipun begitu aku dan mama tidaklah manja, bahkan dirumah pun mama dan aku sering mengerjakan pekerjaan rumah masing masing, meskipun ada Bi Yanti seorang pembantu rumah tangga dirumah kami.
Sebagai gambaran, mama kini berumur 38th, meskipun sudah semakin berumur, satu yang paling aku kagumi yaitu tubuhnya yang sangat sintal, kulit putih dengan wajah yang keibuan, apalagi dengan buah dada mama yang berukuran 36 dengan cup H membuat semua pria yang melihatnya akan nenelan ludah. Bahkan aku sendiri sering mencuri curi pandang ketika didekat mama. Untuk masalah penampilan mama sangat cuek, terutama saat santai dirumah, meski sudah mulai berumur, aku kira pakaian sehari hari ketika dirumah maupun diluar tidak menunjukan kalo mama sudah berumur.
Paling sering kalau sedang santai dirumah, kadang hanya mengenakan tanktop putih kesukaanya dengan belahan dada rendah celana pendek kolor. Tentu saja pakaian itu tak sanggup menutupi semua tubuh mama, terutama bagian dada mama yang menurutku sangat besar, terkadang sebagian terselip disamping kanan, kadang kiri, kadang juga waktu merunduk gak sadar kalau big boobs nya menggantung gantung, tentu saja hal itu sangat menggangu libidoku, aku sudah tidak perduli lagi kalau dia adalah mama kandungku, bahkan semakin beraninya aku mengintip mama mencari celah ketika sama sedang tidur, terutama saat tidur didepan tv diruang keluarga.
Pernah suatu hari kulihat mama sedang tertidur disofa dengan posisi miring, sengaja aku melirik kearah belahan dadanya yang terjepit lenganya, karena mama tidurnya sangat pulas, aku mencoba utuk sedikit berbuat nakal, sebelumnya ku perhatikan sekitar, takut kepergok si bibi.
Setelah kurasa aman sengaja kusenggol kakinya dan ternyata mama tidak merespon, karena pulas banget, akirnya dengan sangat hati hati aku tarik sedikit tanktop yang menutupi sebagian dadanya sedikit kebawah dan hasilnya, dada mama terbuka sebaian yg atas hal ini membuat penisku kelojotan, baru kali ini aku bisa melihat big boob mama sedekat ini, bahkan aku berani sedikit menyentuhnya, kenyal dan empuk sekali rasanya, lembut dan berbaging, ingin sekali aku meremasnya tapi belum saatnya dan aku pun belum berani, mama pasti akan sangat marah kalau tau aku melakukan hal itu.
Akirnya aku urungkan niatku untuk melakukanya. Belum lagi ada bibi, pikiranku saat itu sangat
gelisah antara takut ketauan dan penasaran. Akirnya aku urungkan niatku kali ini. Aku sedikit bersabar untuk menunggu waktu yang tepat.
Hari minggu, aku berencana mengulangi kejadian minggu lalu, aku bersabar menunggu mama tertidur, pas banget mama pakai tanktop dan kolor pendek warna merah bergaris putih. Aku kedapur kulihat bibi gak ada, aku cari kekamarnya ternyata bibi sedang tidur. Akirnya aku
dapat kesempatan kedua. Kemudian aku keruang keluarga, aku hampiri mama yang sedang duduk disofa menonton tv.
"Nonton acara apaan sih ma, daritadi cuma dipindah pindahin aja chanelnya?"Tanyaku heran ke mama.
"Eh bob, gak tau nih.. Acaranya kok gak ada yang bagus ya."Jawab mama.
"Lah mama kan biasanya juga nonton FTV kan? Tumben sekarang bilang gak
bagus". Balasku.
"Iya juga sih sayang, kamu mau nonton? Ni remote nya, mama mau tidur siang aja ya."Kata mama.
"Oh mama kecapekan mungkin, mamatidur aja disini (disofa) mam, biar bobduduk dibawah nemenin mama sambilnonton tv." Bujukku ke mama.
"Ya sudah, mama tidur dulu ya sayang,tapi kamu jangan duduk dibawah ya,kamu duduk disofa aja, mama mau pinjempaha kamu buat bantalin kepala mama.Boleh kan sayang?" Pinta mama sambil
mulai meletakan kepalanya diatas pahakananku sambil posisi tidurnya miringkearah televisi.
"I..I..Iyaaa mam, gpp kok ma?"Kaget akumendengarnya, gak nyangka akansemudah ini, sepertinya rencanaku akanberhasil kali ini.Jantungku berdetak kencang, belum apaapa padahal, mungkin karena gugup.
Kulirik mama sudah terlelap, sayangnyaposisinya terlalu miring kedepan dantangan kananya diarahkan kedepanmenutupi kedua belah dadanya, sehinggaaku tidak dapat melihat dari arahku
duduk. Mungkin mama tai kalau dadanyayang besar tak mampu tertutupi semuaoleh tanktopnya itu, atau takut ataumalu terlihat olehku.
Tidak kurang akal, sesaat setelah berapalama kutunggu mama terlelap, sengajasedikit kugerakan pahaku sehinggamembuat mama bergerak karenaterbangun, dan akirnya mamamembenarkan posisi tidurnya denganterlentang dengan muka menghadapkeatas, sehingga kedua dadanya yangmasih terbungkus tanktop terekposedengan bebas. Mungkin mama setengahtertidur, sehingga membiarkanya tidakditutupi tangan lagi, lantaran tidaksadar karena ngantuknya.
Pemandangan yang belum pernah akualami sebelumnya, mama tidurdipangkuanku, kapan lagi pikirku bisakayak gini. Ingin sekali aku meremasnyadengan kedua tanganku.
Perlahan kesenggol tangan mama, purapura gak sengaja. Dan teryata mamatidak merespon, mungkin mama sudahpulas, akirnya sedikit berani kuintipbelahan big boob mama, dengan sedikitmerunduk, entah kenapa jantungkuberdetak kencang saat itu.
"Uhhh mam dada mama kok indah bagetgini sih, kontolku jadi nyut nyutan nihmam,"godaku dalam hati.
Perlahan tapi pasti hal ini membuatkontolku mulai ON, sedikit ketakutanku,aku berpikir takut mama mengetahuinya,bagaimana tidak posisi kepala mama adadisamping kontolku waktu itu, andaikan
mama terbangun pasti mama merasakankerasnya batang kontolku yang sedaritadi sudah ON. Aku berpikir kalau mamamemang sedang kecapean, makanya diatidurnya lelap banget, sampai sampai gaktau kalau sedang dinakalin samaanaknya sendiri.
Aku mulai semakin berani, aku singkirkantangan kanan mama dari perutnya,perlahan lahan, dan akirnya berhasil.Belum cukup sampai situ, akirnya akutarik bawahan tanktop mama sampaiatas pusar, kupaksa lebih naik lagiternyata tidak bisa karena bagian bawahtertindih punggungnya. Tapi gak apa,lumayan lah bisa dapat perut mama danpusarnya yang sexy, kulitnya putih bersihtanpa cacat sedikitpun. Aku mengelusnyaperlahan, "uhh... terasa lembut sekali,sedikit berlemak dan menggairahkan."Gumamku.
Puas area perut, aku mulai mencari jalandidaerah big boob mama.Sekarang aku sedikit mencobamenurunkan atasan tanktopnya bagiankanan dan kiri melalui pundaknya, dan
akirnya berhasil.Kini big boob mama setengahnya sudahterbuka hanya saja tertutup oleh braberwarna merah muda dengan ikatan talidilehernya, bra itu terlihat sempit,seperti tidak mampu menampung dadanyaang sangat besar itu.
Karena takut mama terbagun aku hanya berani membukanya hanya sebatas itu saja, aku mulai meraba dan meremas buah dada mama dari luar bra nya. Ingin sekali rasanya sambil onani dengan meremas big boob mama. Perlahan lahan, sedikit kugeser posisi dudukku, sehingga aku bisa membuka resletingku, dengan susah payah akirnya berhasil dan dengan cepat kukeluarkan kontolku yang sudah siap dionani.
Kukocok kocok naik turuh seirama dengan remasan tanganku ke dada mama. "Uchh.. Nikmat sekali mamm, dada mama bagus banget.." Ceracau mulutku. Aku sudah hilang kendali, tak kusia siakan momen kali ini. Kukocok secepat mungkin, aku menikmati sensasi luar biasa itu.
Sangking cepetnya aku tidak sadar kalau gerakanku membangunkan mama, "Emhhh..." Desah mama,
Aku sangat kaget, aku menghentikan gerakan mengocok dan meremas dada mama. Apakah mama tau apa yang aku lakukan. Tapi saat itu mata mama masih terpejam. Mungkin mama hanya mengigau saja.
Akirnya aku lanjutkan kembali meremas dada mama dengan lembut, kunikmati inci per inci kelembutan buah dada mama yang sebesar melon itu, sekarang remasanku berubah semakin keras, aku remas bergantian kanan dan kiri, kocokanku pun semakin kupercepat. Ingin sekali aku menyusupkan tanganku kedalam bra nya yang masih tertutup itu. Tapi tiba tiba."Oops.."Kagetku.
Tiba tiba tangan mama mencengkram tanganku yang sedang meremas big boobs nya dengan cepat. Aku diam dan tak berani bergerak. "Mati aku, mama tau aku sedang mengerjainya. Apa yg harus aku
lakukan."Pikirku dalam hati. Belum sempat aku bergerak, tiba tiba tangan mama menarik tangan ku yg berada diatas bra dan memasukan tanganku kedalamnya, sehingga telapak tanganku kini tepat mendarat diatasbukit indah milik mamaku. "Ohhh gods..
Ternyata mama". Kaget, senang, aneh, bercampur campur semua rasa heran dikepalaku. Kemudian mama menarik tanganya dari tanganku dan membiarkan tanganku menempel menyusup didalam bra dan bergumul dengan payudaranya.
Kulihat mata mama masih terpejam, apa maksutnya, aku juga masih belum bisa berpikir, entah apa mama sadar atau tidak yang pasti ibarat jalan sudah terbuka lebar, kemudian terdengar beberapa kata dari mulut mama.
"REMAS Sayang!!!".
" Deg!!" Jantungku terdiam, tak sepatah katapun keluar dari mulutku, perlahan aku mulai menuruti kata mama. Mungkin mama menginginkanya juga. Aku mulai rileks dan darahku semakin mengalir deras menggumpal dikepalaku. Entah apa yang sedang terjadi, hal yang imposible, tapi bisa terjadi juga.
Terasa putingnya yang sudah semakin mengeras didalam bra. Daging kenyalnya pun semakin hangat.
"Ohh inikah rasanya payudara wanita." Ceracauku dalam hati. Kuremas remas, kupilin pilin, kutarik, kupelintir, aku mulai mengeksploitasi big boob mamaku. Tak kusia siakan, kunikmati sepuasku. Semakin cepat kukocok kontolku, sampai mengeluarkan lendir bening, kontolku terasa panas dan
ngilu. "Uhhh terasa sebentar lagi aku akan klimaks." Gumamku. Aku tak peduli lagi, semakin cepat kukocok dan Crooot.. Crott..
Kukeluarkan semua isi kontolku, begitu banyak sehingga mengenai pipi dan kening mama. Nafasku tersengal sengal, aku coba untuk memulihkan tenaga, kulihat raut wajah mama sedikit bersemu dan sedikit senyum terbentuk dibibirnya. Nakalnya lagi, mata mama pun sampai sekarang masih terpejam, tidurnya pun tidak berubah, seperti tidak terjadi apa apa. Aku mulai mengeluarkan tanganku dari dekapan dada mama. Dan merapikanya kembali seperti semula.
Tak habis pikir tentang apa yang terjadi barusan, sungguh sesuatu yang tidak pernah aku harapkan akan terjadi. Yang paling membuatku senang adalah, ternyata mama menginginkanya juga. Aku sengaja tidak membersihkan spermaku yang berceceran dikening dan pipi mama. Mama tidak akan protes pikirku, lagian mama semakin cantik ketika saat itu bayak bercecer spermaku diwajahnya. Mama ku ternyata binal, aku akan semakin berani, aku menginginkan lebih dari ini, aku harus bisa menikmati seluruh tubuh mamaku. Ini adalah awal, permulaan, suatu jalan yang diberikan mama kepadaku untuk bisa menikmati tubuhnya. Aku tidak akan menyia nyiakan kesempatan ini.
"Trims mom, I Love U." Gumamku. Lemas badanku, akirnya aku senderkan kepalaku dan memejamkan mata. Kini posisi mama miring menghadap perutku, tangan kanan kutaruh diatas pinggulnya dan kami berdua tertidur lelap siang itu...
Setelah berapa lama perutku terasa lapar dan aku terbangun dari tidurku,aku sudah tidak melihat kehadiran mama dipangkuanku lagi, mungkin mama sudah bangun dari tadi, karena sekarang sudah
hampir sore. Kenapa mama tidak membangunkanku, mungkin mama malu atau marah, masih
banyak tanda tanya didalam kepalau saat ini.
Aku belum berani untuk berdiri, apalagi bertemu muka dengan mama. Coba kuingat kembali kejadian tadi, aku masih tidak percaya, seperti mimpi saja disiang bolong. Dibalik lamunanku, tiba
tiba terdengar suara mama dari belakang.
"Udah bangun bob? Sepertinya nyenyak banget ya tidurnya?" Sindir mamaku.
"Em mama, bob ketiduran ya ma." Jawabku sekenanya. Akupun belum berani memandang mama, rasa aneh dan takut bercampur aduk.
"Kenapa sayang? Kok kayaknya lemes gitu." Tanya mama sambil duduk disampingku.
"Em gpp ma, bob ma.. mau..!" Belum selesai aku bicara, mama sudah menempelkan jari telunjuknya
kemulutku, seolah aku diruruhnya berhenti bicara. Mungkin mama sudah tau, karena sebagai seorang ibu pastilah tau apa yg terjadi dipikiran anaknya.
"Ssstt... Sayang? Sini lihat mama, mau tau kok kamu mau bilang apa, sudah ya sayang, mama gak marah kok.
Bobby sayang mama kan?" Mama coba mencairkan suasana, sambil menglus rambutku. Tentu saja pikiranku jadi lega sekarang, mengetahui bahwa mama tidak marah kaera kejadian tadi.
"Em I..iya.. Mas, bobby sayang banget sama mama, bob gak mau bikin mama marah. Bob gak mau mama benci bobby, maafin bobby ya ma. Bobby salah."
Dengan sedikit berani, akirnya aku berusaha meyakinkan mama.
"Iya sayang, mama sayang banget sama bobby. Tapi mama minta satu hal ya sayang, jangan sampai papa tau tentang kejadian tadi." Jawab mama.
"Bob janji ma, gak akan ada yang tau ma."Timpalku.
"Ya sudah, kamu pasti lapar kan, ayo makan dulu, mama juga belum makan siang, tadi mama bikinin nasi goreng buat kita, soalnya bibi keluar, katanya mau menjenguk sodaranya yang sedang sakit di RS."
Selesai makan bersama mama, aku disuruh mama untuk menemaninya belanja keperluan rumah tangga, karena biasanya juga bibi yang belanja.
"Abis ini kamu temenin mama ya sayang, mama mau belanja keperluan dapur, soalnya bibi paling sampai 3 hari ini baru bisa kerja lagi." Pinta mama.
"Iya ma, beres dah. Tar bob temenin mama belanja, kemana aja dah bob siap, hehe.." Candaku.
"Huu.. Dasar. Tumben baget deh, biasanya kamu paling malas kalau suruh temenin belanja belanja gt bob, ato jangan jangan kamu ada maunya hayo." Balas mama.
"Ahh perasaan mama aja kali tuh, ya sudah ma, bob mandi dulu ya, mama gak mandi juga?"Tanyaku sedikit menggoda.
"Iya nih mama gerah banget, mau cepet cepet mandi rasanya, ydah sana mandi dulu bob."Jawab mama.
"Mandi bareng aja yuk ma, hehe.." Godaku semakin berani.
"Hahaha.. Dasar anak nakal, udah segede ini masak mau mandi bareng sama mamanya, kamu tu ada ada aja ya bob bob."Jawab mama dengan raut wajah yang sedikit memerah.
"Ya kan gpp ma, bob kan tadi juga dah liat mama hampir setengah bugil." Kenakalanku semakin berani.
"Husss.. Gak boleh ngomong gt dong bob. Malu mama, kamu kan udah gede juga, udah sana cepetan mandi tar keburu kesorean, dah ah mama mau mandi dulu." Balas mama.
"Hehe.. Becanda kok ma."
Kemudian mama pergi kekamarnya untuk mandi, sedangkan akupun juga pergi kekamarku untuk mandi, karena memang tiap kamar dirumah kami memiliki kamar mandi masing masing. Aku pun bergegas, kelepas semua pakaianku, kebersihkan tubuhku dengan air shower. Tak lama kemudian kudengar pintu kamarku diketuk, terdengar suara mama.
"Tok tok tok, bob kamu udah selesai mandinya?" Teriak mama dari luar
kamar.
"Iyaaa maa, baru aja bob masuk kamar mandi masak udah selesai sih." Teriaku dari dalam kamar mandi.
Kemudian ketukan terdengar di kamar mandiku. Ternyata mama sudah masuk kedalam kamarku.
"Tok tok, bob bukain pintunya sayang." Pinta mama.
"Ihhh iya iya ma, bentar bob pake anduk dulu." Jawabku dari dalam kamar mandi. Kemusian kubukakan pintu kamar mandi, saat itu aku sedang mengenakan handuk dengan kepalau yang masih penuh busa shampho. Sedangkan mama masih menggunakan pakaian piyama. Sepertinya mama belum mandi, karena kulihat rambutnya masih kering.
"Loh mama kok belum mandi?tanyaku.
"La tadi katanya kamu mau mandi bareng mama sayang?" Jawab mama.
"Hehe beneran nih ma, mama mau mandi bareng sama bob? Katanya tadi malu ma?" Balasku bertanya.
"Kamu tu ya, godain mama aja dari tadi, jadi gak nih mandi barengnya?" Tanya mama.
"Jadilah ma, mama masuk gih. Biar bob tutup pintu kamar bob sekalian ya ma, biar aman." jawabku.
"Heh memang mau ngapain kok. Biar aman segala." Tanya mama sambil tersenyum genit ke arahku yg sedang berjalan keluar pintu kamar mandi.
Selesai kukunci pintu kamar, sekarang kututup pintu kamar mandi, betapa kagetnya setelah kuberbalik ke arah mama, mama sudah telanjang bulat dengan posisi berdiri menghadapku. Tangan kanannya digunakan menutupi selangkanganya, sedangkan tangan kirinya menutupi kedua buah dada mama.
Aku sempat terdian sejenak, tak sadar aku melamun. Bagaimana tidak, tubuh bugil mama sekarang ada dihadapanku, aku bingung harus melakukan apa lagi, aku sedikit ragu untuk mendekatinya, tiba tiba lamunanku terpecah ketika mama menyempotkan air shower ke arahku.
"Hayyooo ngapain."Teriak mama mengagetkanku. Sontak aku gelagapan, dan membuat balutan handuku terlepas, dan terpampanglah senjataku yang paling perkasa, yang sudah mulai ON. Dengan reflek aku menutupi kontolku yang sudah siap tempur, tapi apa daya, dengan panjangnya kontolku apalagi kondisinya ON, tanganku tak cukup menutupinya,
"Hahahaha... Dasar anak nakal, apaan itu bob. Ihhh dasar jorok, masak didepan mama sendiri bisa jadi kayak gitu sih," ejek mamaku.
"Duhh ma, apaan sih ma, malu bobby ma." Jawabku sambil kebingungan mengambil handuku yg terjatuh, sambil tetap menutupi kontolku.
"Udah udah, gak usah ditutupin gt sayang, mama aja gak malu telanjang didepan kamu,"balas mamaku semakin nakal.
"Abisnya tubuh mama bagus bgt sih, siapa yang gak salah tingkah kalau lihat tubuh mama bugil gini." Jawabku sambil mulai mendekati mama. Kini kami berdua sudah sama sama telanjang bulat.
Sungguh tak kusangka, ini adalah momen paling istimewa dalam hidupku, aku bisa melihat semua tubuh mama tanpa sehelai benangpun. Dadanya yang sangat besar dan menggairahkan, dengan puting berwarna coklat, ingin segera aku meremasnya, kontolku semakin keras ketika kuperhatikan dengan teliti tubuh bugil mamaku, pantantnya yang besar, mamaku memang busty, memeknya tembem tanpa bulu sedikitpun, bahkan hanya terlihat belahan membentuk garis lurus sangking tembemnya. Kembali aku melamun, sungguh terbengong bengong aku dibikinya.
"Hehh bengong aja dari tadi, katanya mandi bareng, jadi mandi bareng mama apa mandi sendiri sendiri ni bob." Tanya mamaku sambil mulai menyiramkan air shower ketubuhnya, mulai rambut mengalir sampai membasahi seluruh tubuhnya, posisi mama membelakangiku, aku sentuhpungguhnya, terasa hangat, ku elus dengan tangan kananku, kurasa mama memperbolehkan aku untuk menjamahnya, tidak mau ketinggalan tangan kiriku kuarahkan kedepan melalui sela antara lengan dan punggungnya, mencari keberadaan biah dada mama, "uhhh kenyal terasa dipermukaan tanganku, tangan kananku kini sudah tidak berada dipunggungnya, melainkan meremas dadanya yang sebelah kanan, kami saling berhimpitan, kuremas kedua buah dada mama dengan lembut, dengan posisi ini aku pastikan mama merasakan kehangatan kontolku yg tepat menempel dibelahan bokongnya. Aku gerakan naik turun bergesekan, seirama dengan remasan kedua tanganku ke dada mama. Sesekali cucari puting nya dan kupilin pilin sehingga membuat tubuh mama mengejang.
"Emmhhh... Uuhh... Sayang, kamu apain dada mama, ohhh.. Sstttt... Terusin sayang." Racau mamaku sambil mengikuti irama gesekan batang penisku ke belahan bokongnya.
Kemudian mama memintaku untuk mengambilkan sabun cair dan menyabuni seluruh tubuhnya.
"Sabunin mama sayang, biar tambah licin, pasti kamu akan suka." Pinta mama.
Perlahan aku tuangkan sabun cair ketelapak tanganku, kusabuni seluruh tubuh atas mamaku mulai leher, punggung, dada dan perutnya. bahkan sepertinya bukan menyabuni melainkan mengelus elus dan meraba. Sensai luar biasa kami rasakan saat itu. Kedua big boob mama semakin terasa nikmat ketika kuremas semakin keras dengan pelicin sabun cair.
"Emmmhhhh... Kamu pinter sayang, lanjutin sayang, uhh..." Desah mama, kuciumi leher mama dari belakang, kini telapak tangan mama yang kanan sibuk mencari cari batang kontolku, sesekali dikocoknya dari arah belakang. Sedangkan tangan kiri mama sibuk membantu tangan kiriku meremas remas dadanya.
Kugeser tangan kananku kebagian bawah, dan belum sampai bawah mama menyuruhku untuk berhenti. Kemudian mama mengambil posisi menungging membelakangi ku, aku tau apa yang mama inginkan, dengan sigap aku tuangkan sabun cair itu ke belahan pantat mama dan mulai menyabuninya, sesekali kugeser tanganku mengenai lubang memek dan anusnya, seketika mama mengejang keenakan.
"Ucchhhh... Uhhh.. Enak sayang, gosokin memek mama sayang, plisss.." Pinta mamaku dengan kata kata yang sangat binal.
"Gini ya ma, enak kan ma?" Tanyaku sambil menyabuni memek mama dari belakang. Daging itu begitu kenyal, itil mama tak kubiarkan begitu saja, kugesek dengan kedua jariku, sesekali kujepit dan kutarik, semakin berani aku mencari cari lubang kewanitaan mama dimana dulu aku pernah dilahirkan.
"Ohhh... Sayang, ohhh... Ja.. Jang.. Jangannn uhhhh..." Desah mama menikmati sodokan kedua jariku didalam memeknya, slleepp sleepp sleepp perlahan tapi pasti, kubuat mamaku ini kesetanan, kemudian dengan perlahan kuambil posisi dan mendekatkan batang kontolku kearah memek mama, sesekali aku gesekan kutekan, kucari lubang memek mama yang terasa hangat diujung kepala kontolku, tidak terlalu sulit bagiku, karena bantuan sabun cukun membuat jalan menuju surga mama semakin mulus, perlahan aku memasukan kepala kontolku semakin dalam, kemudian aku tarik dan aku masukan lagi, semakin dalam dan hampir setangah dari kontolku terbenam dilubang surga mama, semakin dalan dan bleeesss akirnya sedikit dorongan telah membenamkan semua kontoku sampai pangkalnya kedalan memek mama, aku diamkan sejenak, terasa denyutan demi denyutan menguruh kontolku yg perkasa ini.
Entah setan mana yang sudah merasuki kami berdua, kesetubuhi tubuh mama kandungku sendir, kami berdua sangat menikmati perbuatan terkutuk ini. Apa daya nafsu sudah menyelimuti kami. Ku pegang kedua lengan mama dari belakang, aku tarik kebelakng, dan kupercepat irama memompa memek mama, terdengar suara khas kenikmatan tiada tara,
Cplakk.. Cplak.. Cplak... Kontolku tertelan habis oleh memek mas, memek mama terasa legit dan lembek didalam,
"Oh.. Yesss.. Lebih dalem sayang, iya sayang uhhh.. Mama nikmat banget sayang, lebih dalem sayang ahhhh.... Uhh... Kontol kamu panjang banget sayang, mentokin masukin semua sayang." Racau mama. Gerakan maju mundur kami semakin cepat dan lebih cepat, teriakan teriakan aku dan mama didalam kamar mandi bagai teriakan orang yang sedang disiksa. Tak bisa tertahan dan semakin menjadi jadi.
Selang beberapa menit kugenjot mama dengan doggy style, kucabut kontolku dari memek mama, mama pun terlihat agak kecewa dengan ini. Tapi dengan cepat aku angkat tubuh mama dan menggendongnya kekamar, kerebahkan diatas ranjang tidurku, bahkan tubuh kami masih terbalut air sabun. Kami tidak menghiraukan itu, nafsu sudah memenui seluruh isi ruangan, ku tindih tubuh sintal mama, kupegang kedua dadanya dan kukulum putingya kanan dan kiri bergantian dengan ganas.
"Ohh hahhh... Yess ohh.. Sayang, entotin mama sayang, masukin kontol kamu ke memek mama sayang, mama sudah gak tahan, gatal banget memek mama sayang, ohh ... Yes.. Yess..." Kata kata itu keluar dari mulut mama, sungguh mama yang kerasukan nafsu setan.
Akupun tidak mau kalah, kupegang kontolku dengan masih menindih mama, kutancapkan kedalam lubang memek mama, licin sangat, panas terasa memek mama. Kegenjol dengan cepat sedalam mungkin, keringat bercucuran membasahi seluruh tubuh kami, kulumat bibir mama dengan ganas, begitupun mama ciumanya sangat buas, sampai sampai rambutku dijambaknya, sakit sudah berubah kjadi nikmat tatkalu birahi sudah menyelimuti kami berdua.
"Sayang, aahhh... lebih cepat sayanggg, mama udah gak tahan lagiii, ahhh... Mama mau keluar syang, mama keluar sayang ahhh mama keluarr, ahhhh....." Kurasakan memek mama mengeras dan menjepit kontolku, terasa tersedot kedalam memek mama, akirnya mama orgasme untuku. Kupelankan irama genjotan kontolku, kulihat kearah memek mama yang berbusa dan mengalir cairan surga dari memek mamaku. Aku telah membuat mamaku orgasme, mama kandungku. Rasa bangga dan puas aku rasakan. Perlahan aku mulai mencabut batang kontolku yg masih mengeras, kulihat tubuh mama mengejang ngejang. Aku pun mencium kening dan membelai rambutnya.
"Gimana sayang? Mama puas kan? Bobby sayang mama." Kataku sambil kukecup bibir mama.
"Emhhh.. Ahh... Mama puas sayang, kontol kamu bikin mama kelabakan" balas mama.
Kemudian aku ambil posisi berdiri didepan mama, mama kusuruh duduk bersimpuh, kupegang rahang bawah mama dan kusodorkan kontolku kearah mulutnya, dengan sigap mama mengulum kontolku yang masih berlumuran cairan surga dari memek mamaku sendiri, dikulumnya, disedot. Terasa nikmat dan hangat didalam rongga mulut mama. Sesekali kutekan kepala mama dan kusodokan kontolku, terasa tenggorokan mama dimasuki kepala kontolku, mama sangat lihat dia tau bahwa itu sangat nikmat, kembali dia menekan dalam dalam kepalanya kearah kontolku, disedotnya ujung kontolku, terasa spermaku ingin meledak didalam mulut mama, dan akirnya sedotan mama memuntahkan spermaku sebanyak banyaknya didalam mulut mama, nikmat tiada tara, kusemburkan sperma kentalku kedalam mulut mama, tubuhku mengejang dan perlahan kontolku mulai menyusut, kucabut kontolku dari mulut mama, dan mamapun menjilati sisa sisa sperma diujung kepala kontolku.
"Uhhh mam, geli kontol bobby ma," gumamku.
Kemudian mama membuka mulutnya dan memperlihatkan spermaku didalam mulunya, mulut mama hampir dipenuhi sperma miliku.
Anehnya mama tidak memuntahkanya, justru mama menatapku tajam tajam dan gleekk glekkk, mama menelan habis semua spermaku tadi.
"Ahhh.. Mama haus sayang hahaha..." Mama menatapku dan tertawa genit, sambil mencubit pahaku. Mimik wajah mama sungguh cantik waktu itu, senyumnya bagaikan malaikat, aku sayang sekali dengan dia, mamaku. Mamaku adalah impianku.
Semenjak kejadian hari itu, hubunganku dengan mama semakin dekat, aku semakin saya mama dan sebaliknya, mama pun juga semakin menyayangiku. Hubungan kami lebih mirip dengan hubungan sepasang suami isteri. Yang dulunya mama mengungkapkan rasa sayangnya dengan mencium kening atau pipiku, sekarang sudah berubah dengan mencium bibirku, hampir setiap saat kami berciuman, seolah selalu ada rasa kangen setiap kali bertemu muka.
Mamapun tidak malu malu lagi, tidak ada yang mama tutup tutupi lagi dariku, mulai dari pakaian, sampai ketelanjanganya. Cuman mungkin kami harus sedikit ekstra hati hati, karena kami tinggal bertiga bersama bibi, bisa berabe kalau sampai ketahuan si bibi. Cuman gaya selingkuh kamipun bisa dibilang berani. Pernah suatu hari ketika bibi sedang memesak didapur, aku dan mama ngentot diruang keluarga, cuman saat itu aku dan mama masih menggunakan pakaian lengkap, mama mengenakan daster dan aku mengnakan celana boxer dan atasan kaos biasa.
Saat itu mama duduk dengan posisi aku pangku menhadap kedepan seolah sedang menonton televisi, dengan kakinya yang sedikit mengangkangi kedua kakiku, kusingkapkan daster bawahnya dan aku sibakan celana dalam mama, perlahan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama yang hangat, terasa licin, aku sedikit kawatir kalau kalau si bi yanti tiba tiba kedepan dan melihat aksi kami berdua, kepalau tak berhentinya celingak celinguk ke arah dapur, cuman si mama malah ketawa ketiwi aja gak ada habisnya, mungkin karena agak sedikit lucu melakukan ML sambil sembunyi sembunyi.
BACA JUGA : NGENTOT DENGAN TANTE SISKA
Perlahan tapi pasti, kontolku mulai masuk kememek mama, karena mama menekan nekan pantatnya kebawah, aku cuma diam saja menerima hujaman demi hujaman dari memek mama kekontolku, aku tidak bisa tenang dengan situasi ini, sedangkan mama malah santai kayak gak akan terjadi apa apa.
"hihihi... Gimana sayang, enak kan memek mama." Goda mama sambil terus menaik turunkan pantatnya diatas kontolku.
"Ihh ma, enak si enak. Bob takut ma kalu bi yanti tiba tiba kesini gimana. Ahh... Pelan dong ma, mama? Udahan aja ya ma, bob takut ni ma." Jawabku sambil kupegangi pinggul mama dari dalam dasternya, tentu saja kepalaku tak sedikitpun aku palingkan dari arah dapur, kulihat mama menikmatinya, memang sedikit terasa sensasi yang mendebarkan saat itu.
"Hahaha... Tenang sayang, nikmatin aja dah.. Kamu awasin aja kebelakang, mama yang bekerja, uchhh... Kontol kamu sodokin dikit napa bob, kurang dalem ni masuknya ke memek mama." Pekik mama sambil meminta lebih.
"Ihh mama ni, cleppp clleeeppp cleeppp..." Kusentak beberapa kali kontolku sampai mama mendongakan kepalanya, sekali lagi aku menoleh kebelakang, ternyata masih belum ada tanda tanda si bibi.
Konsentrasiku benar benar terpecah saat itu, antara melayani si mama yang horny berat atau mengawasi arah dapur.
"Ohh bob, enak tu yang barusan, kontol kamu nyodok banget kememek mama. Ehmm.. Lagi dong sayang." Ceracau mama. Agen Poker Terbaik
Dengan sigap, aku angkat sedikit pinggul mamaku, kuambil ancang ancang, mama menoleh kearahku lalu kuhujamkan keras keras batangku yang berdiri bak tombak itu sedalam dalamnya kememek mama, sampai mama kelojotan, kepala mama mendongan dongak, kedua tanganya meremas pahaku kuat kuat menahan sodokan nikmat dariku. Tak kuhentikan sodokanku sampai mama minta ampun,
"Cllokk clookk clokk clokk.."Sampai terdengar bunyi menderu dari ruang keluarga. Mama menutup mulut mama sendiri kuat kuat, supaya teriakan mama tertatahan dan tidak terdengar oleh bibi. Aku masih teru menghujamkan senjataku kememek mama, sampai pada akirnya aku hentikan dan tubuh mama tiba tiba ambruk kebelakang ke arahku. Punggungya bersender lemas ke wajahku, kedua tanganya lungkai menggantung dan nafasnya tersengal sengal seolah kuwalahan mengatasi hujaman kontolku kememeknya tadi.
Aku tak berhenti, mama yg sedang lemas kupegang perutnya dari arah belakang kudekap dan ku tekan kebawah, terasa kontolku terbenam seluruhnya kedalam memek mama. Sampai akirnya keluar suara dari mulut mama.
"Uchhh bob, ampun bob, ampun.. Kontol kamu panjang banget, ohh... sodokanmu barusan buat mama orgasme hahh.. Hahh.. Hahh.. Kamu diemin dulu ya sayang kontol kamu, mama masih lemes." Bilang mama sambil ngos ngosan.
"Hehehe mama sih nantangin, kontol bob jadi emosi kan. Enak ma orgasmenya barusan? Hebat kan kontol bobby?" Balasku,
"Iya iya sayang, mama kasih 2 jempol buat kontol kamu. Huhhh.. Gak enak lagi sayang, enak banget barusan tu, sodokan kontol kamu tadi adalah sodokan paling nikmat yang pernah mama terima."Jawab mama sambil mengacungkan 2 jempotnya kebelakang kearahku, aku sangat bangga mendengar opini mama barusan. Memek mama masih terasa menjepit kontolku, karena kondisi kontolku saat itu masih tertancap dan dengan keadaan masih siap tempur.
Kubiarkan tubuh mama bersender kedadaku, aku sedikit rangsang itilnya menggunakan jari tangan kananku, sembari ketekan tekan perlahan kontolku.
"Ma, bob lanjutin ya.. Nanggung nih ma, sperma bob belum dikeluarin."Pintaku.
"Terserah kamu sayang, mama masih lemes. Kamu aja sekarang yang kerja ya, entotin memek mama sampe keluar sperma kamu, keluarin didalem memek mama saja gpp sayang."Pasrah mama.
Kemudian ku keluar masukan perlahan kontolku kedalam memek mama, sambil menikmati seluruh tubuh mama, mulai memeknya aku maenin, itil mama aku pilin pilin, dada mama pun aku jamah, aku remas, mama pasrah saja dan sedikit mendesah desah, tak lama aku menikmati semua itu dan akirnya terasa spermaku sudah mulai menggumpal dan ingin meledak, dekikit aku tekan, hampir sampai, aku tahan sekuat tenaga dan akirnya jebol juga aliran deras sperma keduaku untuk mama. Kali ini aku keluarkan semua kedalam memek mama. Nikmat terasa didalam memek mama. Kakiku mengejang hebat, kuremas kuat kedua big boob mama. Dan kemi berdua tuntas.
Selang tak berapa lama, tenaga mama sudah pulih kembali dan mulai mengangkat tubuhnya dari tubuhku sampai kontolku terlepas, mama berdiri didepanku kan mengadahkan telapak tanganya dibawah memek mama, terlihat cairan surga dari memek mama mengalir menetes ketelapak tangan mama bercampur dengan sperma kejantananku yang lumayan banyak. Kemudia mama mengambil tisue dan menglapi cairan itu sampai bersih dari telapak tangan mama.
Aku merapikan kembali celanaku, sedangkan mama masih sibuk menglapi memeknya yg basah sambil berdiri didepanku. Kami sudah terbuai beberapa menit yang lalu, bahkan kami tidak tau entah si bibi melihat kami atau tidak saat itu.
"Mama nakal," kataku sambil tersenyum kearah mama.
"Hihihi... Asik kan yang barusan sayang." Jawab mama sambil merapikan dasternya kembali. Setelah itu mama duduk disampingku dan mencium pipi kananku, kuambil remote dan sikap kami kembali normal seolah tidak terjadi apa apa.
Hari demi hari berlalu, hubunganku dengan mama semakin menjadi jadi, bahkan ritme hubungan seks kami semakin meningkat, rasa sayang sebagai seorang ibu dan anak sudah hilang berganti rasa sayang antara sepasang kekasih, kami tau ini adalah hal yang tidak boleh seharusnya terjadi. Apa daya mama yang kesepian dan aku yang dalam masa puber, dengan rasa keingin tauan yang besar tentang hubungan lain jenis.
Lama kelamaan ada rasa yang mengganjal diotaku, sedikit demi sedikit aku mulai merasakan adanya rasa takut, aku takut andai papa tau, papa pasti akan membunuhku. Ketakutanku semakin bertambah dimana saat itu aku mendengar sendiri pembicaraan mama dan papa ditelefon jika papa akan pulang hari minggu ini, aku tau mama dan aku saling menjaga rahasia kami, tetapi rasa takut tetap ada dalam pikiranku. Aku tidak sadar jika rasa takutku ini ternyata membuat sikapku terhadap mama sedikit berubah. Aku memang jadi sering melamun, dalam sehari bahkan aku jarang mengobrol dengan mama, dan lebih banyak diam, aku sungguh tidak menyadari akan hal itu.
Puncaknya, pada siang itu aku mendekati mama yang sedang duduk didepan televisi diruang keluarga.
"Nonton apa ma?" Kusapa mama dengan mengambil posisi duduk disampingya.
"Nonton apa aja yang bisa ditonton!"Jawab mama jutek.
"Lah kok kayak gitu ma jawabnya, jutek amat.. Mama marah?" Balasku, sambil kupegang telapak tangan mama, mama pun membalas dengan menarik tanganya dari genggamanku. Kemudian mama memandang wajahku dengan raut wajah sembab, seoalah jika mama sedang sedih dan mama berkata.
"Mama enggak marah, mama sedih, kenapa akhir akhir ini sikap kamu jadi aneh, apa kamu sudah enggak mikirin mama lagi, kamu sudah enggak sayang mama lagi sepertinya Bob!" Jawab mama dengan mata berkaca kaca. Seketika aku memeluk mama erat erat, dan mamapun membalas pelukanku dengan erat.
"Ma? Lihat bobby, gak ada orang yang bobby sayang selain mama bobby. Bobby gak akan nyakitin dan buat sedih mama." Jelasku ke mama.
Aku sangat merasa bersalah kala itu, tak kusangka mama sangat menaruh hati kepadaku, ini membuktikan bahwa mama menganggapku lebih dari seorang anak, bahkan mama sedih dan menangis ketika melihat sikapku belakangan ini yang dikiranya aneh. Padahal hal itu tidak ada hubunganya dengan mama, ketakutan akan ketahuanlah yang membuat diriku seolah menjauh dari mama. Itu yang dilihat mama terhadapku belakangan ini, padahal aku sangat sayang padanya, aku sangat iba dengan mama, aku sangat tidak terima melihat mama bersedih atas diriku kali ini. Dan sekarang aku harus berusaha memberi pengertian pada mama supaya pikiranya menjadi lebih tenang. Kemudian aku berkata lagi pada mama.
"Ma? Maafin bob ya ma, akhir akhir ini bobby memang lagi bayak pikiran, tapi asal mama tau, sikap bobby gak pernah berubah sama mama, terutama rasa sayang bobby ke mama, mama jangan sedih lagi ya, bob jadi ngerasa bersalah kalo mama kayak gini." Kupegang kedua pipinya yang memerah dengan kedua telapak tanganku, kucoba memberi pengertian ke mama, dan akirnya mama bisa mengerti.
"Bobby sayang mama kan? Jangan bikin mama sedih lagi ya bob? kalo memang ada masalah kan bisa kita bicarakan bersama." Jelas mama. Dan akhirnya suasana mulai mencair.
"Sayang banget ma, mama adalah mama sekaligus kekasih bobby. Aku sayang mama." Jelasku sambil mencium kening mama
"Ya sudah, mama jadi sedikit lega sekarang, trus memangnya ada masalah apa sayang? Kok sampe segitunya sikap kamu akir akir ini ke mama?" Tanya mama terheran heran.
"Bobby cerita ya ma, bob kemaren denger mama telfonan sama papa, papa mau pulang kan ma minggu ini?." tanyaku ke mama.
"Iya sayang bener. Eh bentar dulu, ohh jadi kamu gak seneng gitu kalo papa pulang ya? Atau mungkin kamu takut kalo papa dirumah trus kita gak bisa ngapa ngapain gt." Balas mama.
"Bukan ma bukan, bob cuma takut kalo papa tau hubungan kita ini, mama pasti ngerti kan maksud bobby?" Timpalku ke mama.
"Udah udah, kamu tu mikirnya kejauhan ya sayang, papamu gak akan tau sayang, memang tau darimana, orang kita kan sudah janji saling merahasiakanya kan?" Kata mama.
"Iya ma, tapi ini kata hatiku ma, bob bener bener gak tenang, siapa tau aja papa nyuruh bi yanti atau siapa gt buat ngawasin dirumah. Ya kan?" Balasku.
"Ehh iya juga ya bob, duhh kamu jangan bikin mama takut juga dong bob," seketika mama menepuk nepuk dadaku.
"Tu kan, mama aja takut apalagi bob. Jadi gimana sekarang ma? Apa kita introgasi aja si bibi?" Tanyaku ke mama.
"Husss jangan, kita kan cuma mengira ngira aja, belum tentu kan bibi itu tau hubungan kita, belum tentu juga papamu itu melakukan hal yang kamu bilang tadi." Jawab mama.
"Bener juga ya ma, trus trus ma gimana tingkah papa akhir akhir ini, ada yang beda gak? Kayak dari cara berbicaranya mungkin ma?" Jelasku ke mama.
"Tenang aja menurut mama papa gak tau apa apa dan gak ada rasa curiga sama sekali kok sayang. Percaya deh ya sama mama. Tidak ada yang aneh dari papamu itu sayang. Kamu tu malahan yang aneh dari kemaren!" Sengit mama sambil memonyongkan mulutnya kearahku.
"Iya iya ma, bobby kan udah minta maaf tadi kan! Namanya juga kawatir ma. Wajar" balasku ke mama.
"Ya sudah, kita lupakan ya sayang, yang penting saling jaga rahasia dan saling terbuka ya, muachh.." Bilang mama sambil mencium bibirku. Belum sempat aku membalas kata kata mama, mulutku sudah dihajarnya bertubi tubi, kesedihan nampak sudah hilang dari muka mama, nafsu mama sudah mulai merasukinya, aku coba sedikit untuk mengimbanginya, aku kulum perlahan bibir bawahnya dan sesekali aku gigit gigit kecil.
Perlahan aku lepas kancing baju bagian atas mama dan mama menghentikan gerakan tanganku tersebut. Sepertinya mama melarang aku membuka baju mama, mungkin karena posisi kami sedang diruang keluarga dan ada bibi didapur.
"Kenapa ma?" Tanyaku sambil tetap mengulumi bibirnya.
"Ummhh.. Tahan dulu sayang,ummhhh.. ada bibi dibelakang uumm..ummhh..."Jawab mama sambil mendesah menikmati ciumanku.
"Nanggung ni mam, bob udah naik." Balasku.
"Hemmhhh.. Aahhh.. Kamu kira kamu aja bob, mama juga udah kepingin kamu entotin, udah berapa hari memek mama kamu anggurin, ahh.. Emm... Trus sayang."
Timpal mama. Karena mendengar kata kata mama, birahiku semakin memanas. Dengan kasar aku robek baju kemeja mama dan terlepaslah semua kancing bajunya kemana mana, payudaranya yang besar terayun terombang ambing kekanan dan kekiri, dengan cepat aku tangkap buah dada besar itu dan kuremas keduanya, kutarik bra mama hingga putus dan kusambar dengan secepat kilat puting mancung menantang itu. Kukulum, kuhisap dalam dalam, tentunya membuat mama mengerang keenakan.
"Diam ma, pelanin suaranya. Ada bibi." Dengan sibuk mulutku diarea dada mama, tanganku berusaha mencari mulut mama dan mendekapnya.
"Sori sayang, mama gak tahan soalnya. Enak baget susu mama kamu hisap hisap tadi. Pindah aja yuk ke kamar kamu." Pinta mama.
Kemudian kami pindah kekamarku. Kukunci pintu rapat rapat dan mulai ketelanjangi tubuh mamaku yang sintal itu. Perlahan lahan mulai dari kemeja yang sudah kurobek tadi, kemudian bra nya. Alhasil mama sekarang sudah telanjang dada, kubaringkan mama keranjangku, kutindih tubuhnya dan mulai kunikmati buah dadanya yang sangat ranum itu.
Kemudian perlahan aku kulum puting susu mama yang sudah mengeras itu bergantian kiri dan kanan. Kumainkan dengan lidah, sesekali aku hisap hisap.
"Oouuhhh bob, bener bob gitu, emmhhh.. Gigit sayang puting mama."Gumam mama. Aku menuruti perintah mama, kugigit gigit kecil ujung puting mancung mama, sedikit kutarik tarik, terlihat mama sangat suka kalau putingnya digigit gigit kecil.
"Auu.. Sayang, ahhh enak banget sayang, terusss bob." Kulirik kepala mama mendongak keatas sesekali sambil menggigiti bibirnya, tangan mama pun tak hentinya mengelus menjambaki rambutku, aku sangat suka dengan dada mamaku yang mengkal ini, dada yang aku idam idamkan sejak lama, akirnya ku bisa menikmatinya juga.
Belum puas disitu, tanganku tidak tinggal diam, jari jemariku kuarahkan kebawah menuju celana mama, perlahan aku turunkan resleting mama, kubuka perlahan dan mulai aku loloskan celananya sedikit demi sedikit. Sambil tetap kukerjai buah dada mama, Setelah aku berhasil melucuti celana mama, sekarang tinggal celana dalam berwarna merah yang dikenakan mama, sengaja aku tidak melepas CD mama, aku singkapkan saja kesamping dan mulai aku mainkan memek mama yang sudah basah kuyup dengan cairan surga mama.
"Oohhh... Geli bob, maenin juga itilnya sayang." Pinta mama.
"Hemm itil mama kenyal banget, enak ya ma kalo diginiin." Pujiku sambil kugosok gosok itil mama.
"He'emm ahhh... Terussiinn sayang uhh nikmat banget sayang, kamu pinter banget puasin mama."Racau mama.
Setelah berapa saat, ambil posisi diujung ranjang dan tubuh mama aku geser kebawah, aku lepas CD mama, kemudian aku kangkangin kaki mama lebar lebar, paha mama sangat putih dan mulus, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki is perfect.
"Ma? Mama tau gak? Kalo mama kayak gini kayak bintang film porno deh, bobby suka banget sama tubuh mama, mama gak nyesel kan ngelakuin ini sama bobby?". Tanyaku disela sela keintiman kami.
"Huss.. Kamu tuh bob, masak mama kayak bintang film porno sih? berarti kamu sering nonton film porno ya? Hayo ngaku.." Protes mama sambil menggodaku.
"Loh jangan salah ma, bintang film porno itu tubuhnya malah bagus bagus ya ma, hehe, mama tau ajah, mana sih yang gak pernah ntn begituan ma, jaman sekarang lagi." Balasku kemama,
"Udah ahh, mama malu bob dengernya, orang mama dah tua gini masakkk... Ouuhh... Pelan sayang, uhhh... Geli bob memek mama, kamu apain sih kok enak banget." Belum selesai mama bicara, langsung kusambar belahan memek mama dengan sapuan lidahku, kujilati seluruh permukaan memek mama mulai dari itilnya, sampai lubang kewanitaan mama. Tak henti hentinya mama meracau, aku sengaja memancing mama perlahan lahan supaya mama bisa lebih binal, aku berusaha mengajak mama sedikit mengobrol tentang hal hal yang berbau porno disela sela keintiman kami.
"Memek mama bersih ya, gak ada bulunya, bob suka banget deh ma." Pujiku kemama sambil jari telunjuku aku benamkan kedalam memek mama.
"Ouhhh yess.. Memek maa.. Auhhh.. Sayang mama gak tahan, uh yeess.. Enak sayang" ceracau mama ketika jariku semakin dalam dan aku korek korek didalam memek mama, sedangkan tangan kiriku aku gunakan untuk memilin milin puting mama.
Setelah itu, mama aku suruh untuk ambil posisi doggy. Kupegang bongkahan pantat mama yang sangat besar, aku remas remas bokong mama yang putih mulus dan berdaging itu. Sesekali aku cium dan aku jilat, pantat itu sungguh bikin aku gemas. Pantat sebesar itu sungguh sangat sexy.
Karena sudah tidak sabar, aku ambil posisi dibelakang mama dan aku gesek gesekan kepala kontolku ke memek mama, sangat terasa nikmat dan lengket serta kenyal rasanya.
"Ma, bobby masukin ya kontol bobby." Tanyaku ke mama.
"Masukin sekarang sayang, memek mama sudah gatal pengen digaruk kontol kamu tuh."Jawab mama semakin nakal.
"Idih mama sekarang mulai nakal juga ya," balasku.
"Kan kamu yg ngajari sayang, kamu suka kan kalo mama ngomong nakal gt?" Jawab mama, akirnya mama sudah mulai terbiasa dengan kata kata seperti itu, aku sangat senang mendengarnya.
Perlahan aku mulai memasukan ujung kontolku ke memek mama, sambil aku remas remas bongkahan pantat sexy itu.
"Slluupp..." Masuk sebagian kontolku kedalam memek mama, ku ulangi dan semakin dalam aku masukan, terasa sangat dalam sekali lubang itu, menjepit dan menghisap saat aku tarik kontolku setengahnya.
"Enak sayang, entotin mama sayang, lebih cepat sayang."Pinta mama.
Kemudian aku menaikan ritme kocokan kontolku kedalam memek mama, cairan bening terus mengalir dari memek mama, semaking licin dan semakin nikmat jika disodok lebih dalam. Kulihat mama sedang merem melek saat aku percepat kocokanku.
"Ohhhh.. Yess.. Yes .. Ohh.. Lagi sayng, trus.. Ahh... Entotin mama sayang, puasin mama sayang." Gumam mama tak henti hentinya. Keringat mulai bercucuran, tubuh mama dan tubuhku kini berbalut keringat nikmat, indah sekali tubuh mamaku ini jika dilihat dari posisi belakng dengan posisi doggy.
"Plakk.. Slup.. Slupp.. Slup.. Plakk.. Ohhh ma, memek mama enak banget, kontol bob jadi geli." Aku tampar tampar pantat mama sembari kukocok kontolku lebih cepat. Kami berdua bagai anjing kesetanan, seisi ruangan terasa semakin memanas, hujaman demi hujaman kontolku membuat suara berkecipak didalam kamarku.
Kemudian setelah beberapa saat, aku peluk tubuh mama dari belakang dan aku tegakan tubuh mama, kuremas remas buah dada mama dari belakang sambil kuentot memeknya. Kuciumi leher mama dan mama membalas dengan ciuman dasyatnya kearahku dari samping, kedua tangan mama diarahkan kebelakng menjambak rambutku, sakit sudah tidak aku rasakan, karena hanya rasa nikmat yang kami rasakan saat itu.
Hampir 15 menit aku entotin mama dari arah belakang, sekarang aku minta mama untuk duduk diatasku yang sedang terlentang. Ya benar, kami sekarang dalam posisi WOT. Dengan posisi ini aku bisa merasakan hujaman memek mama dan aku bisa memandangi seluruh tubuh sintal mama serta mengekploitasi big boob mama.
Mama semakin binal, karena mama sekarang dalam posisi jongkok dan sibuk menghujam hujamkan tubuhnya naik turun, kedua telapak tangan mama bertumpu diatas dadaku, mama aktif bekerja sedangkan aku sibuk menikmati genjotan si mama dan meremas remas dada besarnya.
"Ouuu.. Ye.. Ummm.. Ahhh... Fuck, yess.. Yes yes.. Ahhh.." Mulut mama tak henti hentinya meracau. Ini semakin membangkitnya gairahku. Akirnya aku imbangi dengan sentakan sentakan keras seirama dengan gonjotan mama.
"Ohh damnn.. Fuckk, bitch.. Ohh.." Ceracauku tak mau kalah dengan mama. Mama bak kesetanan, mulutnya yang tidak bisa diam aku sumpak dengan jari jariku.
Dari arah bawah kuperhatikan wajah mama, wajah yang sangat cantik, wajah itu adalah wajah mama kandungku yang sedang sibuk menggenjot tubuhnya diatas tubuh anak kandungnya sendiri. Sungguh perasaan yang aneh. Tak kusangka ini terjadi dan dia adalah mamaku sendiri. Sesaat setelah itu aku dekap mama, dan menghentikan gerakan kami. Kucium bibir mama dengan lembut, kubelai belai pipinya dengan kedua telapak tanganku, nafasnya terburu dan detak jantungya berdebar kencang. Kontolku masih tertancap dalam memek mama.
"Ma, makasih ya ma sudah memberikan tubuh mama sama bobby." Tiba tiba saja kata kata itu keluar dari mulutku. Mama tercengan serta menghentikan ciumanya, dan terlihatlah wajah bersemu dengan mata berkaca kaca disertai senyum indah dari mama.
"Asal bob senang mama rela apa saja untuk anak mama, tubuh ini sekarang seutuhnya untuk bobby, bobby boleh pakai sesuka bobby." Balas mama dengan nada lembut. Aku sangat senang, damai rasanya dibenaku mendengar kata kata itu dari mama.
"Bob sayang mama, mama adalah kekasih bobby mulai sekarang, bobby tidak akan cari pengganti mama, selamanya hanya ada bobby dan mama." Balasku sambil membelai rambut mama dengan lembut, kuhapus air mata mama. Romantis sekali, suasana menjadi hening dan tenang disela sela pergumulan panas ini.
"Makasih sayang, mama gak nyesel pernah ngelakuin ini sama bobby, karena mama sayang sekali sama bobby, jika bob mau, bobby boleh hamilin mama, mama mau mengandung anak dari bobby!" Tegas mama.
Kaget bukan main, mama selalu memberiku kejutan kejutan besar yang tak pernah aku duga. Ada rasa bersalah bercampur dengan bangga dalam benaku. Tak kusangka mama ternyata memberikan seluruh hidupnya untuku.
"Maafkan aku mama" kataku dalam hati.
"Hey.. Kok diem sayang?" Kata mama, menyadarkanku dari lamunan.
"Ma? Mama gak becanda kan? Mama serius?" Tegasku.
"Heeemmmm... Serius gak ya." Canda mama sembil menatapku tajam.
"Tu kan.. Mama ni ada da aja deh, bobby jadi takut ni ma, gimana nanti kata papa." Balasku.
"Bob, mama udah jatuh cinta sama bobby, gpp kan kalo mama punya buah hati dari orang yang mama cintai? Papa tidak akan tau asalkan kita tetap menjaga rahasia ini." Jawab mama meyakinkanku.
"Bobby juga cinta sama mama, bobby mau kok memberikan anak untuk mama." Jawabku.
" Huuuffff... Hamilin mama sekarang bob, mama sudah siap, mama sudah pikirkan ini matang matang sejak lama, mama sudah persiakan, mama juga sedang masa subur sekarang." Balas mama dengan menarik nafas panjang.
"Baik, jika ini kemauan mama, bobby penuhi keinginan mama." Kujawab sambil mengenggam kedua telapak tangan mama.
Aku sudah siap, apapun resikonya kami berdua akan menghadapinya. Setelah aku yakin, kemudian aku mencabut kontolku yang sedari tadi memang masih terbenam didalam memek mama. Setelah itu aku posisikan mama terlentang kulebarkan kakinya, perlahan aku masukan kontolku yang masih tegang, kugenggam kedua telapak tangan mama erat erat, kulihat senyum bahagia diwajah mama, kumasukan dan kukeluarkan kontolku perlahan dan aku siap memberikan anak untuk dia,mamaku. Kudekati wajah mama, aku bisikan kata kata penuh kasih sayang kepadanya.
"Aku sayang mama, ini untuk mama.. Emhh.... Emmhhh.. Emmhhhh.." Kutekan dalam dalam kontolku serta kedua kaki mama disilangkan kepinggangku kemudian ditekanya tubuhku supaya kontolku semakin dalam menyentuh pintu rahimya dan, menyemburlah benih benih anaku untuk mamaku . Aku tak sanggup melihat wajah mama, hanya kudengar erangan dan suara lirih dan isakan tangis bahagia darinya.
"Eeemmmmhhhhhhh... Bobbb...," hanya itu yang kudengar dari mulut mama.
Kami berdua terdiam, aku peluk tubuh mamaku erat erat, tidak ada satu kata keluar dari mulut kami berdua, jantung mama terasa berdetang sangat keras, aku yakin mama juga merasakan sebaliknya. Belum berani aku bangkit dan menatap wajah mamaku, hingga berapa saat aku mendengar kata lembut dari mama.
"Makasih sayang,"
Akirnya sore itu aku terbangun, sedangkan kulihat mama masih pulas dalam tidurnya sambil memeluku, kubelai rambut mama sambil memandangi wajah cantiknya. Dia sangat cantik, bahkan saat tidur pun kecantikanya tidak memudar.
"Oh tuhan apa yang sudah aku lakukan, aku sudah menanam benih dalam rahimnya, dia adalah mama kandungku sendiri" Aku sangat merasa bersalah kala itu. Sekarang tinggal masalah waktu, apa yang akan aku lakukan nanti jika mama benar benar hamil dan mengandung anakku sendiri. Aku masih belum percaya dengan yang sudah terjadi. Lama aku melamun sendiri, kepalaku agak sedikit pusing dibuatnya.
Akirnya karena sudah terlalu sore aku mulai membangunkan mama dari tidurnya.
"Sayang Bangun.." Kataku sambil mengelus kening mama, bahkan aku sekarang berani memanggil mama dengan kata "sayang". Tentu aku hanya berani memanggil demikian jika hanya sedang berdua saja.
"Udah sore ma, waktunya mandi." Kataku sambil membangunkan mama.
"Heeemm.... Udah sore ya, jam berapa sayang sekarang?" balas mama sambil mengucek ucek matanya.
"Udah jam 5 tu ma, mandi yuk ma biar seger." Ajaku pada mama.
Sore itu kami mandi berdua dikamar mandiku. Selesai mandi, mama aku suruh tetap dikamarku, dan aku ambilkan pakaian ganti dari kamarnya, tentunya secara diam diam, takut kalau ketauan si bibi. Bisa bisa dia laporan sama papa kalo mama seharian dikamarku. Memang hari ini mama seharian dikamarku, cuman si bi yanti taunya mama sedang keluar rumah. Aku yang memberi tau bi yanti kalo mama sedang keluar rumah, itupun yang mama perintahkan padaku.
Setelah kondisi dirasa aman, mama keluar dari kamarku, aku masih didalam kamar merapikan kamarku yang masih acak acakan setelah pergulatan tadi siang antara aku dan mama.
Malam itu, kulihat mama sedang santai diruang keluarga. Kuhampiri mama dan duduk disampingnya.
"Mama udah makan? Tanyaku sambil celingak celinguk.
"Udah sayang, kenapa kok kayaknya gelisah gitu?" Balas mama.
"Gpp ma, cuma memastikan keadaan,hehe.." Jawabku sambil mendekatkan posisi duduku dengan mama.
"Hayo, Memang kamu mau ngapain lagi bob? Kan tadi siang mama udah kasi jatah." Goda mama sambil mencubit pahaku.
"Huss, mama nih.. Pelan pelan tar ada yang dengerin lo, emm ya bibi gak curiga kan ma?" Tanyaku ke mama.
"Aman sayang, kamu tenang aja." Tegas mama meyakinkanku.
"Trus papa jadi pulang besok ma?" Tanyaku lagi sambil memperhatikan perut mama.
"Palingan nanti malem papa udah sampe rumah, biasanya kan juga gitu. Ngomong ngomong dari tadi kamu merhatiin perut mama terus deh," balas mama sambil memegang megang perutnya.
"Emm gak ma, bobby masih gak percaya kalo didalam perut mama sekarang ada anaknya bobby." Kataku sambil mengelus perut mama.
"Anak kita sayang, kan bikinnya berdua, masak anak kamu aja sih. Kemungkinan sih mama yakin hamil sayang, soalnya sekarang mama sedang masa subur, jadi kemungkinan besar mama akan hamil kalo berhubungan badan, apa lagi kalo dikeluarkan didalam." Tegas mama.
"Emm gitu ya ma, kapan ma bobby bisa taunya kalo mama positif hamil?" Tanya ku.
"Sabar sayang, seminggu lagi kita tes ya, kalo positif kamu akan jadi ayah tahun depan," tegas mama.
"Makasih sayang, kita akan merawat anak kita ini sampai besar, dan cuma bobby dan mama saja yang tau." Kataku sambil mencium perut mama. Dan kemudian kepalaku kuletakan dipaha mama sambil mengelus elus perut mama.
"Iya sayang, hanya kita yang tau kalo ini anak mama dan bobby." Tegas mama.
Malam itu aku habiskan waktu bersama mama diruang keluarga sambil ngobrol sambil menonton acara televisi. Tak terasa malam sudah larut, kulihat mama sudah berkali kali menguap, aku antar mama menuju kamarnya. Malam itu kami tidur terpisah, karena malam ini papa akan tiba.
Pagi itu aku terbangun, kulihat papa sudah tiba dirumah. Seperti biasa, kalo dirumah setiap pagi papa selalu menghabiskan waktu paginya diteras samping rumah, didepan ruang dapur dengan segelas kopi dan bacaan koran ditemani teman setianya, laptop. Papa memang orang sibuk, bahkan dihari liburnya pun masih disempatkan mengurusi urusan kerjaan.
Sedangkan mama kulihat sedang sibuk memasak didapur, bibi mensetrika pakaian diteras samping rumah, tepatnya disebelah papa yang sedang sibuk mengutak atik si laptop. Kuperhatikan mama sedang memotong motong kentang diatas meja dapur, mama tersenyum kearahku saat aku masuk kedapur, senyum mama sangat tidak biasa, senyum genit yang terlihat setengahnya meledeku, tentu saja aku tak mau kalah, aku balas senyuman itu dengan kecupan manis dibibir mama sambil aku elus elus perut mama. Kulihat papa sedang duduk dikursi sedangkan bibi sedang mensetrika disebelah papa, kadang sesekali kulihat bi yanti dan papa sedikit ngobrol, cuma tidak terdengar olehku karena terhalang oleh jendela kaca besar antara dapur dan teras yang berada disamping rumah tersebut.
Setelah itu kutinggalkan mama yang sedang memasak didapur, kemudian aku keluar menuju teras didepan dapur untuk menyapa papa.
"Pulang jam berapa semalem pa?" Tanyaku membuka obrolan.
"Eh, udah bangun bob? Jam berapa ya, hampir tengah malem kayaknya, kata mama kamu baru saja tidur waktu papa sampai rumah." Jawab papa.
"Oh, iya pa. Libur berapa hari pa?" Tanyaku lagi.
"Papa cuma sebentar bob, paling dua sampai tiga hari ini aja papa dirumah. Oh iya, trus gimana dengan sekolah kamu?" Tanya papa balik.
"Lancar kok pa, em.. Bobby bantuin mama masak dulu ya pa?" Kataku sedikit beralasan.
"Nah gitu dong bob, cowok itu juga harus tau paling gak sedikit tentang dapur, ya sudah sana bantuin mama." Jawab papa sambil sedikit menuturiku.
Pagi itu memang aku sedikit horny melihat mama. Aku pengen sedikit berbuat nakal, pertama tama aku akan menggoda mama, toh mama juga tidak akan menolaknya.
"Mau bob bantuin ma?" Rayuku sambil mengambil sayuran disamping mama.
"Haha.. Kamu tu, jangan basa basi dah bob, mama sudah baca pikiran kamu tuh, dasar anak nakal." Balas mama sambil melirik kearah teras, dimana papa masih sibuk dengan laptopnya dan si bi yanti masih mensetrika.
"Mama tau aja, bob lagi pengen nih ma, bentar aja yuk ma?" Rengeku sambil merapatkan tubuhku dan tubuh mama kudekap dari belakang.
"Tuhh.. lihat ada papa, ada bibi juga, kamu berani apa memangnya?" Balas mama sambil tetap memotong motong sayuran. Terlihat dari ekspresi mama tidak ada penolakan, dan akirnya aku semakin berani.
"Kata siapa gak berani, mama berani gak?" Rayuku ke mama sambil kuelus buah dada mama dari belakang, saat itu mama hanya membalasnya dengan senyuman. Pagi itu mama memasak masih mengenakan pakaian tidur terusan dengan ikatan tali dipinggang, lengkap dengan CD dan bra. Kuperhatikan kearah depan, papa dan bibi masih sibuk dengan kerjaanya masing masing, sedangkan aku juga sedang sibuk menggerayangi tubuh mama.
"Ehh.. Ssttt... Geli sayang." Desah mama.
Kemudian aku keluarkan kontoku dari celana boxer yang aku pakai dan aku tempelkan dibelahan pantat mama yang masih tertutup baju tidur.
"Ma, baju sama CDnya mengganggu deh, kontol bobby sudah ON nih ma, bobby masukin dari belakang ya ma?" Bisikku ditelinga mama. Karena mama berpakaian lengkap, aku agak kesulitan saat menyelipkan kontolku disela celana dalam mama, belum lagi posisi mama yang berdiri membelakangiku.
"Duh susah ni ma bobby masukinya, celana dalam mama ketat banget sih, ambil posisi yang enak yuk ma?" Rengekku.
"Ihh mama harus selesein masak dulu sayang, nanti gimana kalo papamu keburu kelaparan, lagian kamu tuhh kalo lagi pengen ngentotin mama ya usaha dong sayang, kan kamu yang kepengen, mama sih masih sibuk." Jawab mama sambil menolehkan kepalanya kearah belakang, kearahku sambil tersenyum menantang.
Karena gemas dengan tingkah mama, aku masukan kedua tanganku dari bawah kedalam baju tidurnya, kupelorotkan celana dalam mama, aku lepas dan kulemparkan dibawah meja dapur. Kini mama terlihat menggunakan baju lengkap dari luar tetapi sudah tidak mengenakan celana dalam lagi, perlahan aku lebarkan posisi berdirinya dengan menggeser belawanan kedua kaki mulusnya, kemudian aku basahi jari teluntuk dan jari tengahku dengan air liur dan kumasukan kedalam baju tidur mama dari bawah, kubasahi memek mama yang kenyal itu, kucari cari lubang memek mama dan mulai aku masukan dua jariku kedalam memek mama, posisiku saat itu sedikit merunduk dan siaga kearah depan untuk mengawasi keadaan, karena dengan posisi kami, aku dan mama dengan mudah melihat kondisi teras didepan dapur itu.
Perlahan aku tarik, aku masukan lagi, semakin lama semakin licin dan basah. Sepertinya mama mulai naik, aku lihat mama masih memotong motong wortel dengan mimik wajah sayup sayup, bibirnya kadang menganga kadang digigit gigitnya sendiri, mama tidak mendesah, atau mungkin sengaja menahan desahanya kali ini. Irama kocokanku semakin kupercepat, terkadang hal ini membuat mama menghentikan aktifitasnya sejenak untuk menikmati rangsanganku.
Sembari kukocok memek mama, sesekali aku perhatikan teras luar, Sempat aku dengar handphone papa berdering, kulihat papa sedang menerima telepon dari teman kerjanya. Aku sibuk dan tidak kuhiraukan papa. Kukecup leher jenjang mama, sesekali kujilati, kuelus dada besar mama dari dalam, sambil aku rogoh dengan tanganku satunya, terdengar suara papa sedang bicara dengan temanya itu, terus saja papa sibuk, aku juga sedang sibuk dengan mama dibelakangnya.
"Ma, dapat salam dari Randi, masih ingat kan?" Teriak papa dari luar, menyampaikan salam dari temanya yang sedang berbicara ditelepon.
"Oh I.. Iyaa pa, salam juga." Balas mama sedikit gelagapan.
"Mama gak mau ngobrol juga sama randi?" Tanya papa lagi berteriak dari depan.
"Ehh.. Duuhhh... Mama belum bisa pa, bilang saja mama sedang sibuk ni pa, nanggung mumpung bobby lagi sem.. Semangat" balas mama dengan tersengal sengal.
"Oh ya sudah ma," kemudian papa menyampaikan pesan mama tadi ketemanya.
"Ahh trus sayang, enak banget. Papamu gangguin konsentrasi mama saja, ahh.. Uhhh trus bob." Protes mama.
"Mama nakal baget ya sama papa, nih ma rasain karena dah bo'ongin papa." Balasku. Akirnya kupercepat kocokanku kememek mama dan kuremas dadanya secara brutal.
"Fuckkkk ahh, enak sayang, ouhhh.." Teriak mama pelan. Tanganku sudah lengket semua, penuh dengan cairan hangat dari memek mama, kukocok kontolku sendiri kuiringi dengan kocokan tanganku dimemek mama.
Setelah beberapa saat puas aku mengocok lubang memek mama, kemudian aku angkat kaki kanan mama diatas kursi, posisi mama sekarang berdiri dengan satu kakinya diletakan diatas kursi, posisi ini membuat memek mama sedikit terbuka dan memudahkanku untuk merangsang kewanitaan mama. Kusingkap baju tidur mama bagian bawah dari belakang, kemudian aku mulai memasukan kepalau kesana, aku lihat memek mama merekah, belahan memeknya terbuka karena posisi kaki mama sedikit mengangkang, lubang memek mama terluhat menganga, perlahan aku jilati paha mama bagian dalam kanan dan kiri bergantian, telapak tanganku meraba bokong dan betisnya.
Sesekali aku keluarkan kepalaku untuk mengamati konsisi didepan, saat kurasa aman aku ulangi lagi kerjaanku tadi, aku mulai menjilat bagian paling sensitif dari mamaku, mulai bibir memek mama, sampai itilnya tak luput dari sapuan lidahku. Kusedot itil mama kencang kencang, terasa bergetar dikaki mama, aku memegang kedua paha mama yang bergetar itu, kuhisap lagi dan kujilat jilat lubang intim mama.
"Ihhhh kamu apain memek mama sayang, ada papa lohh, nanti papa marah kalo tau kamu jilatin memek mama." Gumam mama dengan kata kata binal. Aku tidak menjawabnya.
Setelah beberapa saat aku keluarkan lagi kepalaku dan kali ini ketika kepalaku hampir keluar dari dalam baju tidur mama, secepat kilat tangan mama mendorong kepalaku utuk masuk lagi kesana.
"Udah diam disitu aja bob, puasin mama. Mama yang awasin papa dan bi yanti." Pinta mama sambil menekan kepalaku kememeknya, kembali aku jilati lubang memek mama, terkadang aku julurkan lidahku dan aku masukan kedalam lubang memek mama. Terlihat mama menikmati sekali rangsanganku kali ini. Sedikit bereksplorasi kumainkan itil mama mengunakan jariku sambil kutusuk tusuk lubang memeknya dengan lidahku. Karena tidak tahan akirnya desahan maut keluar dari mulut mamaku yang sudah dipuncak libido.
"Fuckkkkkk..!" Teriak mama.
Aku tak berhenti disitu, mendengar mama berteriak, lidahku kutusukan lebih dalam kelubang memek mama dan kukorek korek didalam lubang itu, itil mama tak lagi kuusap usap, melainkan aku jepit dengan ibu jari dan jari telunjuku dan kutarik sambil kuplintir plintir.
"Ouuhh damn, Fuckk.. Ohhh..." Teriak mama untuk kedua kalinya, akirnya mama menutup mulut mama menggunakan tanganya sendiri untuk mengendalikan suaranya. Tangan kiri mama memegang kepalaku seolah untuk lebih dalam memasukan lidahku kememeknya, semakin gencar aku merangsang memek dan itil mama, semakin bersemangat dibuatnya.
"Stop!" Teriak mama. Sambil menepuk kepalaku.
Aku kaget, sontak aku menghentikan gerakanku, dengan cepat aku keluarkan kepalaku dari bawah selangkangan mama dan berdiri. Kuusap mulutku yang belepotan cairan memek mama dan kubersihkan, Kulihat papa sedang berdiri didepan kursi tempat duduknya, dan berjalan kearah pintu dapur, aku berpura pura menata perabotan dapur yang berada diatas meja dapur, sedangkan mama kulihat sedang memotong bumbu bumbu untuk dimasak. Kami berdua berakting semaksimal mungkin supaya tidak terlihat ganjil didepan papa.
"Masih lama ma sarapanya?" Tanya papa.
"Emm bent.. Sebentar lagi pa, papa udah lapar ya?" Kata mama sambil sedikit gugup.
"Lumayan ma, mau papa bantuin juga ma biar cepet?" Balas papa.
"Gak usah pa, biar bobby aja yang bantuin mama." Sahutku, sambil mengambil sayuran yang sudah dipotong mama tadi untuk aku cuci diwashtafel. Tak sengaja aku melirik kebawah, hampir mati kutu, CD mama yang ada dilantai bisa saja terlihat oleh papa, sedikit mengalihkan perhatian papa, mama aku beri kode. Kemudian aku menyempar CD itu kekolong meja, dan akhirnya kekacauan teratasi.
"Bentar pa, bentar lagi juga kelar masaknya, papa tunggu aja didepan biar bob bantuin mama." Alasanku. Sambil memandang kearah mama, mama tidak menunjukan ekspresi apapun. Setelah itu papa kembali kedepan, kembali sibuk dengan kerjaanya.
"Hampir aja ma." Katanku ke mama sambil mengelap keringat didahiku.
"Hihihi... Rasain, salah sendiri minta jatah gak lihat sikon." Ledek mama lagi.
"Tu kan, bobby lagi dah." Protesku.
"Duhh iya iya sayang, mama cuma becanda kok, ehh sayang? Nanggung nih, lanjut yuk." Pinta mama. Sambil mengangkat satu kakinya, dinaikannya diatas kursi tadi dan menyingkapkan baju tidurnya yang bawah sampai punggung.
Karena waktu sangat sempit, aku gak mau buang buang waktu, akhirnya aku hentikan jilatanku kememek mama dan aku ambil posisi berdiri dibelakang mama, kutarik baju tidur mama yang bawah keatas sampai punggungnya, kuarahkan tontolku keselangkangan mama, kugesek, kutekan, kucari cari lubang memek milik mamaku.
"Uhhh masukin sayang, masukin kontol kamu, memek mama gatal sayang," ceracau mama lirih. tanpa menunggu lama, aku lesatkan rudal perkasaku kedalam lubang surga mamaku.
"Slleeeppp... Ohhh.." Erangku menahan panas dari memek mama yang sedang memijat mijat kontolku dari dalam.
"Trus sayang, ohhh begitu trus sayang truss.. Emmhh enak banget sayang." Rengek mama lirih. Kudekap mulut mama dari belakang seirama sodokan demi sodokan kontolku. Tangan kananku tak tinggal diam, kurogoh payudara mama dari bawah bagian depan dan kuremas remas sekuatnya, gemas sekali rasanya aku dengan dada mama, kuraba putingya dan kutarik tarik sembari kupelintir bergantian kanan dan kiri.
"Ohh fuckkk, yess uhh yess Emm ahh.. Trus sayang trus, puasin mama sayang," ceracau mama lirih.
Sungguh sensasi luar biasa, ibu dan anak didapur sedang bergumul debelakang ayah dan suami yang sedang berada tepat didepan kami. Papa tidak sadar kalau dibelakang isterinya sedang dikerjai oleh anaknya sendiri.
Sentakan demi sentakan kuhujamkan kedalam memek mama, remasanku terhadap buah dadanya juga tak ku hentikan. Kontolku terasa mengeras, terasa ingin meledak, untuk kedua kalinya aku akan semburkan spermaku didalam memek mama, apalagi yang membuat aku semangat, ada papa dan bibi didepan sana. Aku sudah tidak tahan begitu juga dengan mama.
"Ma, bob keluarin sekarang ya?" Pintaku sambil memeluk tubuhnya dari belakang.
"Keluarin sayang, keluarin semua didalam memek mama," pinta mama.
Akirnya kupercepat sodokan kontolku diimbangi dengan sentakan pantat mama dan akirnya kusemburkan semua isi kantong spermaku didalam memek mama, kusentak beberapa kali sampai membuat mama mendongak dongakan kepalanya.
"Puas sayang? Gimana rasanya ngentotin mama didepan papa? Kamu suka kan?" Kata mama sambil nafasnya memburu. Aku hanya membalas dengan anggukan kepala, sambil kuciumi leher mama. Kontolku mulai menyusul, kemudian mama memegang kontolku yang masih tertancap dimemeknya dan mencabutnya perlahan lahan, terlihat sebagian dari spermaku mengalir kepaha mama. Kemudian mama mengambil tisue dan menglapnya dan dibersihkanya.
Kurapikan celanaku, kuambilakn CD mama dan mama memakainya kembali. Sempat kami berciuman sebentar dan akirnya menyudahi pergumulan pagi ini.
"Makasih mama, eh isteriku sayang." Kataku sambil memeluk tubuh mama dari belakng.
"Hehe.. Sama sama suamiku, isteri yang baik selalu melayani suaminya dengan baik juga." Balas mama sambil mecubit hidungku dari depan.
0 komentar: