Sabtu, 01 Februari 2020

Cerita Sex Menggairahkan | Teman Kerja Seksi Yang Memakai Jilbab

Teman Kerja Seksi Yang Memakai Jilbab


Cerita Sex Menggairahkan - Satu cerita seorang pria ngentot rekan kerja perempuannya yang sejauh ini populer solehah serta berhijab rapi dan telah bersuami. Baca sedetailnya di bawah ini narasi ngentotnya! 
Di kantorku ada seorang wanita berhijab yang benar-benar cantik serta anggun. Tingginya seputar 165 cm dengan badan yang langsing. Kulitnya putih dengan lengsung pipit di pipi meningkatkan kecantikannya, suaranya halus serta lembut. Tiap hari ia kenakan pakaian gamis yang panjang serta longgar untuk sembunyikan lekuk tubuhnya, tetapi saya percaya jika tubuhnya tentu indah. Namanya Fatma, ia telah bersuami serta beranak 2, usianya seputar 30 tahun. Ia tetap jaga pandangan matanya pada musuh tipe yang bukan muhrimnya, apabila bersalamanpun ia tidak mau bersentuhan tangan. Tetapi kesemua itu tidak turunkan rasa ketertarikanku kepadanya, serta saya makin ingin tahu untuk dapat mendekatinya ditambah lagi sampai dapat nikmati tubuhnya…., Ya…. Benar… Saya memang terobsesi dengan temanku ini. Ia benar-benar membuatku ingin tahu serta jadi objek khayalanku siang serta malam pada saat kesendirianku di kamar kost. Saya sebetulnya telah berkeluarga serta mempunyai 2 orang anak yang masih kecil-kecil, tetapi anak serta istriku ada di luar kota dengan mertuaku, sedang saya di sini kost serta pulang ke istriku satu minggu sekali. Peluang untuk dapat mendekatinya pada akhirnya hadir , 
Saat saya serta ia ditugaskan oleh atasan kami untuk ikuti workshop dalam suatu hotel di kota Bandung sepanjang satu minggu. 
Hari-hari pertama workshop saya berupaya mendekatinya supaya bisa begitu lama bercakap dengannya, tetapi Ia betul-betul masih jaga jarak denganku, sampai di hari ke-3 kami mendapatkan pekerjaan yang perlu dituntaskan dengan bersama pada sebuah unit kerja. 
Hasil kerja harus diberikan di hari ke lima. Karena itu kami setuju untuk kerjakan pekerjaan itu di kamar hotelnya, sebab kamar hotel yang ditempatinya terbagi dalam dua ruang, yakni ruangan tamu serta kamar tidur. 
Sore harinya saat tidak ada pekerjaan workshop, saya menyengaja berjalan-jalan untuk cari obat perangsang serta balik lagi sekalian bawa minuman dan makanan mudah. 
Seputar jam tujuh malam saya mendatangi kamarnya serta kami mulai berdiskusi mengenai pekerjaan yang diberi. Sepanjang berdiskusi terkadang Fatma bolak-balik masuk ke kamarnya untuk ambil beberapa bahan yang ia taruh di kamarnya, serta saat ia masuk ke kamarnya untuk kembali ambil bahan yang dibutuhkan karena itu secara cepat saya membubuhkan obat perangsang yang sudah saya buat persiapan. 
Serta saya meneruskan pekerjaanku seakan-akan tidak berlangsung apa-apa saat ia kembali dari kamar. Hatiku mulai berbunga-bunga, sebab obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya mulai bereaksi. Ini terlihat dari gemuruh napasnya yang mulai mengincar serta duduknya resah dan butiran-butiran keringat yang mulai ada dikeningnya. Disamping itu pikirannyapun kelihatannya telah sulit untuk konsentrasi pada pekerjaan yang sedang kami lakukan Tetapi semaksimal mungkin ia masih tampilkan kesan-kesan jadi seorang wanita yang solehah, meskipun sering ucapannya dengan tidak disadarinya dibarengi dengan desahan napas yang mengincar serta mata yang makin sayu. 
Saya masih bersabar tidak untuk langsung mendekap serta mencumbunya, kutunggu sampai reaksi obat perangsang itu betul-betul menguasainya hingga ia tidak dapat berpikir jernih. Sesudah seputar 30 menit, kelihatannya reaksi obat perangsang itu telah menguasainya, ini Terlihat dari matanya yang makin sayu serta nafas yang makin menderu dan pergerakan badan yang makin resah. 
Ia tidak dapat konsentrasi pada materi yang sedang dibicarakan, cuma helaan nafas yang tersengal diserta tatapan yang makin sayu padaku. Saya mulai menggeser dudukku untuk duduk berhimpitan selain kanannya, ia seperti kaget tetapi tidak dapat keluarkan beberapa kata protes atau penampikan, cuma Terlihat selintas dari tatapan matanya yang melihat berprasangka buruk padaku serta ingin menggeser duduknya menjauhiku, tetapi kelihatannya dampak obat itu membuat seakan-akan badannya kaku serta seakan-akan menyongsong kehadiran tubuhku. 
Sesudah percaya ia tidak menjauh dariku, tangan kiriku mulai menggenggam tangan kanannya yang dia tempatkan di atas pahanya yang tertutup oleh pakaian gamisnya. Tangan itu demikian halus serta lembut, yang sejauh ini belum pernah disentuh oleh pria tidak hanya oleh muhrimnya. Tangannya tersentak lemah serta ada usaha untuk melepas dari genggamanku, tetapi benar-benar lemah serta bulu-bulu halus yang berada di lengannya berdiri seperti dialiri listrik beberapa ribu volt. Matanya terpejam serta tanpa ada sadar mulutnya melenguh.. 
”Ouhh….”, tangannya makin basah oleh keringat serta tanpanya ketahui tangannya meremas tanganku dengan gemas. 
Saya makin percaya akan reaksi obat yang kuberikan… serta sekalian mengutak-atik laptop, tanpa ada sepengetahuannya saya aktifkan aplikasi webcam yang bisa merekam pekerjaan kami di bangku panjang yang sedang kami menempati dengan model penampilan gambar yang di hide hingga pekerjaan kami tidak kelihatan di monitor monitor. Lantas tangan kananku memegang tangan kanannya yang sudah ada pada genggamanku, tangan kiriku melepas tangan kanannya yang digenggam serta diremas mesra oleh angan kananku, hingga tubuhku menghadap tubuhnya serta tangan kiriku merengkuh pundaknya dari belakang. Matanya medelik geram serta dengan terbata-bata serta nafas yang mengincar ia mengatakan 
“Aaa…aapa..apaan….nih……Pak..?” 
Dengan lemah tangan kirinya berupaya melepas tangan kiriku dari pundaknya. Tetapi gairahku makin meninggi, tanganku bertahan tidak untuk terlepas dari pundaknya serta dengan hasrat yang menyala-nyala wajahku langsung dekati mukanya serta dengan cepat bibirku melumat gemas bibir minimnya yang sejauh ini tetap merayu nafsuku. Nafsuku makin terpompa cepat sesudah rasakan lembut serta enaknya bibir tipis Fatma, dengan penuh nafsu kuhisap kuat bibir tipis itu. 
“Ja..jangan …Pak Ouhmmhhh… mmmhhhh…” 
Itu saja kata yang terucap dari bibirnya.. sebab bibirnya tersumpal oleh bibirku. 
Ia memberontak.., tetapi ke-2 tangannya digenggam erat oleh tanganku, hingga ciuman yang kulakukan berjalan lumayan lama. 
Fatma terus memberontak…, tetapi hasrat yang ada dari dalam dianya karena dampak dari obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya membuat tenaga berontaknya benar-benar lemah serta tidak bermakna apa-apa pada diriku. Serta makin lama ke-2 tangannya bukan berupaya untuk melepas dari pegangn tanganku tetapi seakan mencengkram erat ke-2 tanganku seperti meredam enaknya rangsangan birahi yang kuberikan kepadanya, perlahan-lahan tetapi tentu bibirnya mulai membalas hisapan bibirku, hingga terjadi ciumannya yang panas menggebu-gebu, matanya tertutup rapat nikmati ciuman yang kuberikan. 
Pegangan tanganku kulepaskan serta ke-2 tanganku memeluk erat tubuhnya hingga dadaku rasakan empuknya buahdada yang tertutup oleh pakaian gamis yang panjang. 
Serta ke-2 tangannyapun memeluk erat serta kadang membelai mesra punggungku. Bibirku mulai merayap menciumi mukanya yang cantik, tidak semilipun dari permukaan mukanya yang lepas dari ciuman bibirku. Mulutnya ternganga… matanya mendelik dengan leher yang tengadah… 
”Aahhh….. ouh…… mmmhhhh…. eehh… ke.. na.. pa….. begi..nii…ouhhh …” 
Erangan penuh rangsangan keluar dari bibirnya disela-sela perkataan ketidakmengertian yang berlangsung pada dianya.. 
Sesaat bibirku menciumi muka serta bibirnya serta kadang lehernya yang masih tertutup oleh hijab yang lebar…, dengan perlahan-lahan tangan kanan merayap ke depan tubuhnya serta mulai meremas buah dadanya.. 
”Ouhhh….aahhh…” 
Kembali ia mengeluh penuh rangsangan. Tangan kirinya menggenggam kuat tangan kananku yang sedang meremas buahdadanya. Tapi nyatanya tangannya tidak berupaya menghindari telapak tanganku dari buahdadanya, serta arahkan jariku pada putting susunya supaya saya mendustai putting susunya di luar pakaian gamis yang dipakainya 
“ouh…ouh…ohhh…..” 
Erangan penuh rangsangan makin tidak teratasi keluar dari mulutnya Telapak tanganku dengan intensif mendustai buahdadanya…, keringat telah membasahi gamisnya…, serta tangan kanannya dengan gemas merengkuh belakang kepalaku serta mengacak-ngacak rambutku dan mendesak wajahku supaya ciuman kami makin rapat… 
Nafasnya makin mengincar dengan desahan serta erangan nikmat makin seringkali keluar dari mulutnya yang indah. Tangan kananku dengan gesit mendalami buahdada, pinggang serta dengan perlahan-lahan turun ke bawah untuk membelai pingggul serta pantatnya yang ditanggapi dengan pergerakan menggelinjang meredam enaknya nafsu birahi yang terus menderanya. Tangan kananku makin turun serta membelai pahanya di luar gamis yang dikenakannya… serta terus kebawah sampai ke ujung gamis sisi bawah. lantas tanganku menyelinap ke hingga telapak tanganku langsung bisa sentuh betisnya yang tahap.. 
Ouhhh… benar-benar halus serta lembut berasa betis indah ini, membuat nafsuku makin melambung tinggi, penisku makin keras serta bengkak hingga berasa sakit sebab tertekan oleh celana panjang yang kukenakan, karena itu dengan terburu-buru tangan kiriku menarik sleting celana serta keluarkan tangkai penisku yang tegak kaku. 
Dari pojok matanya, Fatma lihat apa yang kulakukan serta dengan mata yang terbelalak serta mulut ternganga dia menjerit perlahan lihat penisku yang tegak kaku keluar dari dalam celana 
”Aaaihhh…”.

BACA JUGA :  Kenikmatan Bersama IBU

Dari sorot matanya, terlihat hasrat yang makin menyala-nyala saat memandang penis tegakku. Belaian tangan kananku makin naik ke atas…., ke lututnya, lalu…. Lumayan lama bermain di pahanya yang benar-benar halus…., Fatma makin menggelinjang saat tangan kananku bermain di pahanya yang halus, serta mulutnya terus menerus mengeluh serta merintih nikmat 
“ Euhh….. ouhhhh….. hmmmnnn…. Ahhhhh……” 
Tanganku lantas naik ke arah pangkal paha…., berasa jika sisi cd yang ada pas di muka vaginanya sangat lembab serta basah. Tubuhnya bergetar hebat saat jari tanganku pas ada di muka vaginanya, meskipun masih terhambat CD yang dikenakannya…, tubuhnya mengeliat kaku meredam rangsangan nikmat yang makin menderanya sekalian keluarkan gemuruh nafas yang makin tersengal 
“Ouh….ouhhhh…” 
Saat tangan kananku menarik CD yang dia kenakan…., nyatanya ke-2 tangan Fatma menolong loloskan CD Itu dari tubuhnya. Kusingkapkan sisi bawah gamis yang dia gunakan ke atas sampai hanya pinggang, sampai terlihat olehku vaginanya yang indah menarik, kepalanya kuletakan pada sandaran lengan bangku.., 
selanjutnya pahanya kubuka lebar-lebar.., kaki kananku menggantung ke bawah bangku, sedang kaki kiriku terlipat di atas bangku. Dengan masih kenakan celana panjang, kuarahkan penisku yang keluar lewat sleting yang terbuka ke lubang vagina yang merangsang serta sesaat akan memberi berjuta-juta kesenangan padaku. 
Ku gesek-gesekan kepala penisku pada lipatan liang vaginanya yang makin basah.. 
”Auw…auw….. Uuhhhh….. uuuhhh…. Ohhh ….” 
Ia mengerang serta mengeluh… membuatku bertanya-tanya apa dia merasakan kesakitan atau meredam nikmat, tetapi kulihat pantatnya turun naik menyongsong gesekan kepala penisku seakan tidak sabar ingin selekasnya dimasuki oleh penisku yang tegang serta kaku…. Lantas dengan hentakan perlahan-lahan ku dorong penisku dan… Blessshhh…. 
Kepala penisku mulai menyingkap lipatan vaginanya serta masuk lorong nikmat itu serta.. 
“AUW… AUW…. Auw… Ouhhh……uhhhh…… aaahhhh…” 
Tidak bisa teratasi Fatma mengerang serta mengeluh nikmat serta mata terpejam rapat…., rintihan serta erangan Fatma makin merangsangku serta dengan perlahan-lahan saya mulai memaju mundurkan pantatku supaya penisku mengocok liang vaginanya serta memberi sensasi nikmat yang mengagumkan. 
Hal yang mengagumkan dari Fatma nyatanya ia terus mengerang serta mengeluh tiap saya menyodokkan tangkai penisku ke vaginanya. Rupanya ia adalah type wanita yang tetap mengerang serta mengeluh tidak teratasi dalam mengekspresikan rasa nikmat seksual yang diterimanya. Tidak berapakah lama selanjutnya, tidak bisa kuduga, ke-2 tangan Fatma merengkuh pantatku serta menarik pantatku kuat-kuat serta pantatnya diangkatnya hingga semua tangkai penisku ambles ditelan liang vagina yang basah, sempit serta nikmat. Lantas tubuhnya kaku sekalian mengeluh nikmat 
“Auuuww…. Auuuwww…… Auuuuuhhhh….. Aakkkhhhh…..” 
ke-2 kakinya terangkat serta betisnya membelit pinggangku dengan telapak kaki yang mendesak kuat pantatku sampai pergerakan pantatku cukup terhalang serta ke-2 tangannya merengkuh pundakku dengan kuat serta sesaat selanjutnya tubuhnya kaku tetapi dinding vaginanya memijit serta berkedut benar-benar kuat serta nikmat membuat mataku terbelalak meredam nikmat yang tidak terperi 
Lantas …. badannya terhempas lemah…, tetapi liang vaginanya berkedut serta meremas dengan benar-benar kuat tangkai penisku hingga memberi sensasi nikmat yang mengagumkan. 
Hasrat yang demikian tinggi karena rangsangan yang diterimanya sudah mengantarnya ke arah orgasmenya yang pertama. Keringat tubuhku membasahi pakaian membuatku tidak nyaman, sekalian biarkan nikmati sensasi enaknya orgasme yang baru diperolehnya dengan urutan penisku yang masih menancap di liang vaginanya, saya buka bajuku sampai bertelanjang dada tapi masih kenakan celana panjang. 
Lantas dengan perlahan-lahan saya mulai mengayun pantatku supaya penisku mengocok liang vaginanya. 
Rasa nikmat kembali menderaku karena gesekan dinding vaginanya dengan tangkai penisku. Perlahan-lahan tetapi tentu, pantat Fatma memberi respon tiap pergerakan pantatku. Pinggul serta pantatnya bergoyang dengan erotis membalas tiap gerakanku. 
Mulutnyapun kembali mengerang mengekspresikan rasa nikmat yang kembali ia rasakan 
“Auw…Auw… Auuuwww…. Ouhhh…. Aahhh…” 
Rangsangan serta rasa nikmat yang kurasakanpun makin menjadi-jadi. Serta erangan nikmatnyapun terus-terusan diperdengarkan oleh bibirnya yang tipis menggairahkan sekalian kepala yang bergoyang kekiri serta ke kanan diombang-ambingkan oleh rasa nikmat yang kembali menderanya 
“Auw…Auw… Auuuwww…. Oohhh… ohhh… oohhh…” 
Erangan nikmat makin tidak teratasi serta seakan pucuk kesenangan akan kembali mendatanginya ini terlihat dari gelinjang tubuhnya yang makin cepat serta ke-2 tangannya yang kembali menarik-narik pantatku supaya penisku masuk makin dalam mengobok-obok liang enaknya serta ke-2 kakinya telah mulai membelit pantatku. Tetapi saya mencabut penisku , serta hal tersebut membuat Fatma gelagapan sekalian mengatakan terbata-bata 
“Ke..napa…..di cabut…? Ouh…. Oh…” 
Dengan sorot mata protes serta napas yang tersengal-sengal… 
“Ribet ….” 
Kataku, sekalian berdiri serta buka celana panjang sekaligus juga dengan CD yang kukenakan. 
Lantas sekalian menatapnya 
“Gamisnya membuka dong..!” 
Ia menatapku sangsi.., tetapi dorongan hasrat sudah membutakan pikirannya ditambah dengan penuh hasrat ia melihatku telanjang bundar di hadapannya, karena itu dengan terburu-buru ia berdiri dihadapanku serta melolosi semua baju yang dikenakannya…, mataku melotot nikmati panorama yang menggairahkan itu. Oohhh…. 
kulitnya betul-betul putih serta halus, penisku terangguk-angguk makin tegang serta keras. Ia melepas gamis serta BHnya sekaligus juga, sampai dihadapanku sudah berdiri bidadari yang benar-benar cantik menggairahkan dalam kondisi bundar menantangku untuk selekasnya mencumbunya. 
Dalam kondisi berdiri saya langsung memeluknya serta bibirku mencium bibirnya dengan penuh gairah…. Diapun menyongsong ciumanku dengan hasrat yang tidak kalah panasnya. Bibir serta lidahku menjilati bibir, pipi lantas ke lehernya yang tahap yang sejauh ini tetap tertutup oleh jilbabnya yang lebar…. Fatma mendongakkan kepala sampai lehernya makin gampang kucumbu… Penisku yang tegang menekan-nekan selangkangannya membuat ia makin bergairah. 
Dengan gemetar, tangannya mendapatkan tangkai penisku serta arahkan kedepan liang vaginanya yang sangat basah serta gatal., kaki kanannya ia angkat keatas bangku hingga kepala penisku lebih gampang menerobos liang vaginanya serta blesshh….. kembali rasa nikmat menyebar di sekujur pembuluh nadiku serta mata Fatmapun terpejam rasakan nikmat yang tidak terperi serta dari mulutnyapun erangan nikmat


“Auw… Auww… Oohh….. akhhh….” 
Kepalanya terdongak serta ke-2 tangannya memeluk erat punggungku. Lantas pantatku mulai bergerak maju mundur supaya tangkai penisku menggesek dinding vaginanya yang sempit, basah serta berkedut nikmat menyongsong tiap gesekan serta kocokan tangkai penisku yang makin tegang serta bengkak. Disertai dengan rintihan nikmat Fatma yang khas… … 
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…” 
Sekalian pantatku memompa liang vaginanya yang nikmat, kepala Fatma makin terdongak ke belakang hingga wajahku pas ada dimuka buahdadanya yang sekal serta montok, karena itu mulut serta lidahku langsung menjilati serta mengisap buah dada indah itu.. putting susunya makin mencolok keras. Fatma makin mengeluh nikmat… 
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…” 
Pergerakan badan Fatma makin tidak teratasi, serta mendadak ke-2 kakinya terangkat serta membelit pinggangku, selanjutnya ia melonjak-lonjankkan tubuhnya sekalian memeluk erat tubuhku sekalian menjerit makin keras … 
”Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…”. 
Ke-2 tanganku meredam pantatnya supaya tidak jatuh serta penisku tidak terlepas dari liang vaginanya sekalian rasakan nikmat yang tidak terperi… Selang beberapa saat ke-2 tangannya memeluk erat punggungku serta mulutnya mengisap serta menggigit kuat leherku. Tubuhnya kaku…., serta dinding vaginanya meremas serta memijit-mijit nikmat tangkai penisku. Serta selang beberapa saat 
“AAAAUUUUWWWW………..Hhhooohhhh….” 
Ia keluarkan jeritan serta keluhan panjang jadi sinyal jika ia sudah memperoleh orgasme yang ke-2 kali… 
Tubuhnya melemas serta hampir terjatuh jika tidak ku tahan. Lantas ia terduduk di bangku sekalian mengendalikan nafasnya yang tersengal-sengal, badannya basah oleh keringat yang bercucuran dari semua pori-pori tubuhnya. 
Tetapi di balik rasa capek yang menderanya, gairahnya masih menyala-nyala saat lihat tangkai penisku yang masih tegang mengangguk-angguk. Saya duduk disebelahnya dengan nafas yang mengincar oleh hasrat yang belum terpuaskan. Mendadak ia berdiri membelakangiku, kakinya mengangkang serta pantatnya di turunkan arahkan liang vaginanya supaya pas ada di atas kepala penisku yang berdiri tegak. 
Tangan kanannya mendapatkan penisku supaya pas ada di muka liang vaginanya serta … bleshhhh…. 
“AUUWW…. Auww…. Ahhhh…” 
Dengan perlahan-lahan ia turunkan pantatnya hingga kembali tangkai penisku telusuri dinding vagina yang benar-benar nikmat serta memabukkan.. 
”Aaahhh……” 
erangan nikmat kembali keluar dari mulutnya. Lantas ia mulai menaik turunkan pantatnya supaya tangkai penisku mengaduk-ngaduk vaginanya dari bawah.. 
Makin lama gerakannya makin melonjak-lonjak sekalian tanpa henti mengeluh penuh kesenangan, ke-2 tanganku menggenggam ke-2 buahdadanya dari belakang sekalian meremas serta mendustai putting susu yang makin keras serta mencolok. Kepalanya mulai terdongak serta melihat kebelakang cari bibirku atau sisi leherku yang dapat diciumnya serta kamipun berciuman dalam urutan yang benar-benar menggairahkan… lonjakan tubuhnya makin keras serta kaku serta sesaat selanjutnya kembali tangkai penisku rasakan pijatan serta remasan yang ciri khas dari seorang wanita yang alami orgasme sekalian menjerit nikmat 
“AAAUUUUUWWWWW…….. Aaakkhhhh………” 
Tetapi sekarang, saya tidak memberikan waktu kepadanya untuk beristirahat, sebab saya merasakan ada dorongan dalam tubuhku untuk selekasnya sampai pucuk, sebab napasku telah tersengal-sengal tidak teratur, karena itu kuminta dia untuk urutan nungging dengan kaki kanan di lantai sedang kaki kiri dalam tempat duduk bangku sedang ke-2 tangannya bertahan pada bangku. Lantas kaki kananku menginjak lantai sedang kaki kiriku kuletakkan dibelakang Kaki kirinya hingga selangkanganku pas ada di belahan pantatnya yang putih, montok serta mengkilat oleh basahnya keringat. Tangan kananku arahkan kepala penisku pas pada depan liang vaginanya yang basah serta makin menggairahkan. Lantas saya menggerakkan pantatku sampai blessshhh…. 
“Auw… Auw… Ouhhhh….” 
Kembali dia merintih nikmat saat rasakan tangkai penisku kembali masuk dianya dari belakang. Kugerakan pantatku supaya tangkai penisku kembali mengocok dinding vaginanya. Fatma memaju mundurkan pantatnya menyongsong tiap sodokan tangkai penisku sekalian tidak henti-henti mengeluh nikmat..Ouh… ohhh…ayoo.. Pak…ayo… ohh…ouhh…” Rupanya ia rasakan tangkai penisku yang makin kaku serta bengkak yang mengisyaratkan jika sesaat saya sampai orgasme. Ia makin bergairah menyongsong tiap sodokan tangkai penisku, sampai pada akhirnya pergerakan tubuhku makin tidak teratasi serta kejang-kejang serta dalam satu titik saya menanamkan tangkai penisku sedalam-dalamnya pada liang vaginanya yang diterima dengan remasan serta pijitan nikmat oleh dinding vaginanya sekalian berteriak nikmat 
“Auuuuwwwhhhhhhh…… Aakkhhh…….” 
Serta diapun berteriak nikmat bertepatan denganku. Serta Cretttt…. Creeetttt… crettttt spermaku terpancar deras membasahi semua rongga diliang vaginanya yang nikmat… 
Badan Fatma ambruk telungkup dikursi serta tubuhkupun terhempas di bangku sekalian memeluk tubuhnya dari belakang dengan helaan napas yang tersengal-sengal kecapaian… punggungku tersandar lemas pada sandaran bangku sekalian berupaya menarik nafas panjang hirup udara sebanyaknya. 
Serta kuperhatikan Fatmapun tersuruk kecapekan sekalian telungkup di atas bangku. Sekalian beristirahat kumpulkan napas serta tenaga yang hilang karena pergumulan yang penuh nikmat, mataku memandang badan bugil Fatma yang basah oleh keringat. Serta teringat olehku begitu liarnya Fatma baru saja saat ia mengekspresikan kesenangan seksual yang mendatanginya. Semuanya di luar dugaanku. 
Saya tidak menduga Fatma yang demikian anggun serta lemah lembut dapat demikian liar dalam bercinta…… Mataku telusuri semua badan Fatma yang bugil serta basah oleh keringat…. 
Uhhh……. .. Badan itu betul-betul prima …… Putih , halus serta mulus…. Mujur sekali malam hari ini saya dapat nikmati badan indah ini. 
Saya terus nikmati panorama indah ini, sesaat Fatma kelihatannya betul-betul kecapekan hingga tidak sadar jika saya sedang nikmati keindahan tubuhnya… Makin saya memandangi badan indah itu, perlahan gairahku ada kembali bersamaan dengan dengan setahap tubuhku sembuh dari kecapekan yang menimpaku. 
Dalam hati saya berbisik supaya malam hari ini saya dapat nikmati badan Fatma sepuas-puasnya sampai pagi. Memikirkan hal tersebut, gairahku secara cepat terpompa serta perlahan penisku mulai mengeras kembali…. 
Perlahan-lahan tanganku membelai pinggulnya yang indah, serta bibirku menciumi pundaknya yang basah oleh keringat…., tetapi kelihatannya Fatma begitu capek untuk memberi respon cumbuanku, ia masih terbuai dengan kelelahannya… kemungkinan ia tertidur kecapekan. 
Urutan kami yang ada di atas bangku panjang ini membuatku kurang nyaman…, karena itu kuhentikan cumbuanku, ke-2 tanganku merengkuh badan indah Fatma serta dengan sisa-sisa tenaga yang mulai sembuh kubopong badan indah itu ke kamar. 
Dengan penuh semangat saya menuntun badan bugil Fatma mengarah kamar. 
Kuletakkan tubuhnya dengan berhati-hati dalam urutan telentang. Fatma cuma melenguh lemah dengan mata yang masih terpejam. Saya duduk di atas kasur sekalian memerhatikan badan indah ini lebih cermat. 
Makin keperhatikan makin kagum saya akan kesempurnaan badan Fatma yang sedang telanjang bugil. Kulit yang demikian putih , halus serta mulus….. dengan sisi selangkangan yang benar-benar indah serta merangsang. 
Di antara liang vaginanya kelihatan lelehan spermaku yang keluar dari dalam liang vaginanya mengalir keluar ke antara ke-2 pahanya.. Saya ambil tissue yang berada di tepi tempat tidur serta mengeringkan lelehan sperma itu dengan penuh perasaan. 
Fatma menggeliat lemah., lantas matanya terbuka sedikit sekalian mendesah.. 
”uhhh……” 
Bibir serta lidahku tertarik untuk menciumi serta menjilati tangkai paha Fatma yang demikian putih serta mulus. Dengan penuh nafsu bibir serta lidahku mulai mencumbu pahanya. Semua permukaan kulit paha Fatma kuciumi serta jilati… tidak ada satu milipun yang lewatkan. Makin lama hasrat Fatma kembali terbangkitkan, mulutnya mendesis nikmat serta penuh rangsangan
“uhhh….. ohhhh… sssssttt…” 
Sesaat telapak tanganku bergerak gesit membelai serta menyeka paha, pantat, perut serta pada akhirnya meremas-remas buahdadanya yang montok. Erangannya makin keras saat saya memelintir putting susunya yang mencolok keras 


“Euhh….. Ouhhh…. Auw…… Ahhh…” 
Dibarengi dengan gelinjang badan meredam nikmat yang mulai menyerangnya. Penisku makin keras serta saya mulai menempatkan ke-2 pahaku dibawah ke-2 pahanya yang terbuka, lantas arahkan penisku ke pas di lipatan vaginanya yang basah serta licin. 
Kugesek-gesekan kepala penisku selama lipatan vaginanya, tubuhnya makin bergelinjang…., pantatnya bergerak menyongsong penisku seakan-akan tidak sabar ingin ditembus oleh penis tegangku. Tetapi saya terus merangsang vaginanya dengan penisku…., ia makin tidak sabar …… tubuhnya makin bergelinjang hebat. 
Serta pada akhirnya dia bangun serta menggerakkan tubuhku sampai telentang di atas kasur, ia langsung menempati selangkanganku… mengusung pantatnya serta tangannya dengan gemetar mendapatkan penisku serta arahkan ke pas liang vaginanya, lantas langsung mendesak pantatnya dalam-dalam hingga……. Blessshhhh……. tangkai penisku langsung menerobos dinding vaginanya yang basah namun sempit serta berdenyut-denyut. Mataku nanar meredam nikmat…., napasku seakan-akan berhenti meredam nikmat yang ku terima… 
”Uhhhh…..” 
Mulutku berguman meredam nikmat. Dengan mata terpejam meredam nikmat, Fatmapun mengerang. 
”Auuww…. OOhhhhhhh……” 
Pantatnya ia diamkan sesaat rasakan rasa nikmat yang menyebar ke semua tubuhnya. Lantas dengan perlahan-lahan ia menaik turunkan pantatnya sampai penisku mengocok-ngocok vaginanya dari bawah….. Erangan uniknya kembali ia perdengarkan 
“Auw….. auw…. auw… euhhhh…..” 
Makin lama pergerakan pantatnya makin bervariasi…, terkadang berputar-putar…. Terkadang maju mundur serta kadang ke atas ke bawah seperti piston sekalian tidak henti-hentinya mengerang nikmat… 
Gerakannya makin gesit serta liar, membuat saya tidak henti-hentinya meredam nikmat. Kembali saya terkesima oleh keliaran Fatma dalam bercinta…., benar-benar saya tidak menyangka…..Wanita sholeh…., anggun serta lembut ini demikian liar serta gesit. 
”Ouhhhh…. ouhhhh …” 
Saya juga merintih nikmat menyahuti erangan nikmat yang keluar dari bibirnya yang tipis. Buahdadanya yang montok serta indah terguncang-guncang keras karena gerakannya yang gesit serta membuatku tanganku terangsang untuk meremasnya, karena itu ke-2 buahdada itu kuremas-remas gemas. Fatma makin mengeluh nikmat 
“Auw…. Auw….auhh….ouhhh…” 
Lantas gerakannya makin keras tidak terkendali…, ke-2 tangannya mencengkram erat ke-2 tanganku yang sedang meremas-remas gemas buahdadanya…,, serta badannya melenting sekalian menghentak-hentakkan pantatnya dengan keras sampai penisku masuk sedalam-dalamnya…. 
Serta pada akhirnya tubuhnya kaku dibarengi dengan jeritan yang cukup keras 
“Aaaaakkhhhsssss………….” 
Serta tubuhnya ambruk menindihku……. Tetapi dinding vaginanya berdenyut-denyut dan meremas-remas tangkai penisku…. Membuatku makin melayang-layang nikmat…. 
Ya…. Fatma barusan mendapatkan orgasme yang pertama di set ke-2 ini…. Dengan badan yang lemas serta napas yang tersengal-sengal seperti orang telah lakukan lari marathon bibirnya menciumi lembut pipiku serta mengatakan sekalian mendesah… 
”Bapak…. Betul-betul hebat….” 
Lantas mengecup bibirku serta kembali kepalanya terkulai di samping kepalaku hingga dadaku rasakan empuknya dihimpit oleh buahdadanya yang montok. 
Penis tegangku masih menancap dengan kuat di liang vaginanya, serta makin lama denyutan dinding vaginanyapun makin melemah… Kugulingkan tubuhnya sampai tubuhku menindih tubuhnya dengan tanpa ada melepas tangkai penisku dari jepitan vaginanya. 
Tangan kananku meremas-meremas buah dadanya diselingin memilin-milin putting susu sebelas kiri, sesaat bibirku menjilati serta menghisap-hisap putting susu samping kanan, sekalian pantatku bergerak perlahan-lahan mengocok-ngocok vaginanya. 
Perlahan-lahan tetapi pasti…, Fatma mulai menggeliat perlahan-lahan…, rangsangan kesenangan yang kulakukan kembali menghidupkan gairahnya yang barusan terpuaskan… 
“Emmhhh…… euhhhh……… auh……..” 
Dengan kembali ia mengeluh nikmat… Pinggulnya bergoyang menyeimbangi goyanganku…. Ke-2 tangannya merengkuh punggungku…. 
“Auw…. Auw…… ahhh….auhhh…” 
Kembali ia mengerang dengan suara yang ciri khas, mengisyaratkan kesenangan sudah merasuki dirinya… Goyang pinggulnya makin gesit dibarengi dengan jeritan-jeritannya yang ciri khas. Dalam urutan dibawah Fatma tampilkan beberapa gerakan yang penuh sensasi… Berputar…., menghentak-hentak …, maju mundur serta pergerakan patah-patah seperti yang dimainkan oleh vokalis dangdut populer. Kembali saya terkesima oleh gerakan-gerakannya…. Yang semuanya tentunya memberi kesenangan yang tidak terhingga padaku….. Sekalian mengeluh serta mengerang nikmat…, tangannya menarik kepalaku sampai bibirnya dapat menciumi serta mengisap leherku dengan penuh nafsu. Pergerakan pinggul Fatma telah menjadi lonjakan-lonjakan yang keras tidak teratasi, ke-2 kakinya terangkat serta membelit serta mendesak pantatku sampai pantatku tidak dapat bergerak, Ke-2 tangannya menarik-narik pundakku dengan keras dengan mata terpejam serta gigi yang bergemeretuk. 
Serta pada akhirnya tubuhnya kaku sekalian menjerit seperti yang yang disembelih… 
”AAkkkkkhhhh…….” 
Kembali Fatma alami orgasme untuk ke demikian kalinya…. Saya cuma terdiam tidak dapat bergerak tetapi rasakan nimat yang mengagumkan, sebab meskipun terdiam kaku, tetapi dinding vagina Fatma berkontraksi benar-benar keras hingga memijit serta memeras nikmat tangkai penisku yang makin membengkak Selang beberapa saat tubuhnya melemas…., ke-2 kakinya telah terjulur lemah Kuperhatikan napasnya tersengal-sengal…, Fatma memandang wajahku yang ada di atas tubuhnya., 
Lantas ia tersenyum seakan-akan ingin berterima kasih atas pucuk kesenangan yang baru ia peroleh…. 
Kukecup bibirnya dengan lembut… Tubuhku kutahan dengan ke-2 tangan serta kakiku supaya tidak memberatkan tubuhnya, Sekalian bibirku terus menciumi bibir, pipi, leher , dada, sampai putting susunya untuk merangsangnya supaya gairahnya selekasnya bangun kembali… 
Kuubah urutan tubuhku sampai saya terduduk dengan urutan ke-2 kaki terlipat di bawah ke-2 paha Fatma yang terangkat mengapit pinggangku. Buahdadanya yang indah serta basah oleh keringat demikian menggodaku. Serta ke-2 tanganku terjulur untuk meremas-remas buah dada yang montok serta indah 
“Euhh…. Euhhh…. “ 
Kembali tubuhnya menggeliat rasakan hasrat yang kembali mendatanginya. Sekalian ke-2 tanganku mendustai buahdadanya yang montok…, pantatku kembali berayun supaya penisku kembali mengaduk-ngaduk liang vagina Fatma yang tidak henti-hentinya memberi sensasi nikmat yang sulit tuk dikatakan…. 
Hentakan pantatku makin lama makin keras membuat buah dadanya terguncang-guncang indah. Erangan nikmat yang ciri khas kembali ia perdengarkan…. Kepalanya bergerak ke kanan serta kekiri seperti dibanting oleh rasa nikmat yang kembali menyergapnya… 
Pinggul Fatma mulai membalas tiap hentakan pantatku….., serta makin lama makin gesit dibarengi dengan lenguhan serta jeritan nikmat yang khas…. Ke-2 tanganku memegangi ke-2 lututnya sampai pahanya makin terbuka lebar membuat pergerakan pinggulku makin bebas dalam mengeduk serta mengocok vaginanya. 
“Auw….Auw…. Auw…. Aahhh….ahhhh” 
Erangan nikmat makin tingkatkan gairahku…. Serta penisku makin bengkak…. Serta nyatanya dengan urutan seperti membuat jepitan vagina makin kuat serta membuatku makin nikmat. Serta tidak bisa kukendalikan gerakanku makin liar tidak teratasi bersamaan dengan rasa nikmat yang makin kuasai diriku… Fatmapun alami hal yang sama…, penisku yang makin membengkak dengan beberapa gerakan liar yang tidak teratasi membuat orgasme kembali secara cepat mendatanginya serta ia juga kembali menjerit-jerit nikmat menjemput orgasme yang selekasnya tiba… 
“Auw….Auw…. Auw…. Aahhh….ahhhh” 
Akupun merasakan jika orgasme akan menghampiriku…., tidak bisa kukendalikan pergerakan telah menjadi hentakan-hentakan yang keras serta kaku. Sampai pada akhirnya orgasme itu hadir dengan bertepatan serta kamipun menjerit dengan bertepatan seperti orang yang tercekik. 
“AAkkkkkkhhssss…………..” 
Pinggul kami sama-sama mendesak dengan keras serta kaku hingga semua tangkai penisku ambles sedalam-dalamnya serta sesaat setelah itu. Creetttt….creeettttt…. cretttt…..
Sperma kental terpancar dari penisku menyirami liang vagina Fatma yang juga berdenyut dan meremas dengan hebatnya… Tubuhkupun ambruk… ke pinggir tubuh Fatma yang terkulai lemah…., namun pantatku masih diatas selangkangan Fatma sehingga Penisku masih menancap di dalam liang vaginanya. Kami benar-benar kelelahan sehingga akupun tertidur dalam posisi seperti itu….
Malam itu benar-benar kumanfaatkan untuk menikmati tubuh Fatma sepuas-puasnya.. Entah berapa kali malam itu kami bersetubuh……., yang kutahu adalah kami selalu mengulangi berkali-kali…. Hingga hampir subuh…. Dan tertidur dengan pulasnya karena semua tenaga telah terkuras habis …
Pagi-paginya sekitar jam 6 pagi aku mendengar Fatma menjerit..
”Apa yang telah terjadi..? Kenapa bisa terjadi begini..?”
Lalu dia menangis tersedu-sedu sambil tiada henti mengucap istigfar…. Sambil tak mengerti mengapa kejadian semalam bisa terjadi.
Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis
“Sebaiknya bapak secepatnya meninggalkan tempat ini…!”
katanya marah . Akupun keluar kamar memunguti pakaianku yang tercecer diluar kamar dan mengenakannya serta keluar dari kamarnya sambil membawa laptop dan kembali ke kamarku. Sedangkan Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi.
Sejak saat itu selama sisa masa workshop, Fatma benar-benar marah besar padaku, dia memandangku dengan tatapan marah dan benci. Aku jadi salah tingkah padanya dan tak berani mendekatinya.
Dan sampai hari terakhir workshop Fatma benar-benar tidak mau didekati olehku. Setelah aku keluar dari kamar hotelnya, Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi. Dia tak habis mengerti mengapa gairahnya begitu tinggi malam tadi dan tak mampu dia kendalikan sehingga dengan mudahnya berselingkuh denganku.
Ingat akan kejadian semalam, kembali dia menangis menyesali atas dosa besar yang dilakukannya. Dia merasa sangat bersalah karena telah menghianati suaminya, apalagi pada saat dia mengingat kembali betapa dia sangat menikmati dan puas yang tak terhingga pada saat bersetubuh denganku….
Ya… dalam hatinya yang paling dalam, secara jujur Dia mengakui, bahwa malam tadi adalah pengalaman yang baru pertama kali dialami seumur hidupnya, dapat merasakan kenikmatan orgasme yang berulang-ulang dalam satu malam, Dia sampai tidak ingat, entah berapa puluh kali dia mencapai puncak orgasme, akibatnya dia merasakan tulangnya bagaikan dilolosi sehingga terasa sangat lemah dan lunglai, habis semua tenaga terkuras oleh pertarungan semalam yang begitu sensasional. Dan hal itu belum pernah dia alami selama berumah tangga dengan suaminya.
Suaminya paling top hanya mampu mengantarnya menjemput satu kali orgasme bersamaan dengan suaminya, setelah itu tertidur sampai subuh dan itupun jarang sekali terjadi.
Yang paling sering adalah dia belum sempat menjemput puncak kenikmatan, suaminya sudah ejakulasi terlebih dahulu, meninggalkan dia yang masih gelisah karena belum mencapai puncak.
Dan peristiwa tadi malam, benar-benar istimewa karena dia mampu mencapai kenikmatan puncak yang melelahkan hingga berkali-kali. Ingat akan hal itu kembali dia menyesali diri…, kenapa dia mendapatkan kenikmatan bersetubuh yang luar biasa harus dari orang lain dan bukan dari suaminya sendiri…. Kembali dia menangis……
Dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dan bertobat atas dosa besar yang dilakukannya. Dan dia akan menjauhi diriku agar tidak tergoda untuk yang kedua kalinya. Itulah sebabnya selama sisa waktu workshop, dia selalu menjauh dariku. Hari terakhir workshop, Fatma begitu gembira karena akan meninggalkan tempat yang memberinya kenangan “buruk” ini dan Dia begitu merindukan suaminya sebagai pelampiasan atas kesalahan yang sangat disesalinya.
Sehingga begitu tiba di rumah, dia memeluk suaminya penuh kerinduan. Tentu saja suaminya sangat bahagia melihat istrinya datang setelah seminggu berpisah. Dan malamnya setelah anak-anak tidur mereka melakukan hubungan suami istri.
Fatma begitu bergairah tidak seperti biasanya, dia demikian aktif mencumbu suaminya. Hal ini membuat suaminya aneh sekaligus bahagia, aneh… karena selama ini suaminyalah yang meminta dan merangsangnya sedangkan Fatma lebih banyak mengambil posisi sebagai wanita yang menerima, tapi kali ini sungguh beda…
Fatma begitu aktif dan bergairah. Tentu saja perubahan ini membuat suaminya sangat bahagia, suaminya berfikir… baru seminggu tidak bertemu saja istrinya sudah demikian merindukannya sehingga melayani suaminya dengan sangat bergairah.
Dan akhirnya suaminyapun tertidur bahagia Namun, lain yang dialami suami, lain pula yang dialami oleh Fatma, malam itu Fatma begitu kecewa, Dia begitu bergairah dan berharap untuk meraih puncak bersama suaminya, namun belum sempat dia mencapai puncak, suaminya telah sampai duluan.
Suaminya mengecup bibirnya penuh rasa sayang, sebelum akhirnya tertidur pulas penuh kebahagiaan, meninggalkan dirinya yang masih menggantung belum mencapai puncak. Fatmapun melamun…… Terbayang olehnya peristiwa di hotel, bagaimana dia bisa mencapai puncak yang luar biasa secara berulang-ulang.
“Uhhh……”
Tanpa sadar dia mengeluh Di bawah alam sadarnya dia berharap kapan dia dapat kembali merasakan kepuasan yang demikian sensasional itu..? Namun buru-buru dia beristigfhar setelah sadar bahwa peristiwa itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.
Namun….., kekecewaan demi kekecewaan terus dialami Fatma setiap kali dia melakukan hubngan suami istri dengan suaminya. Dan selalu saja dia membandingkan apa yang dialaminya dengan suaminya; dengan apa yang dialaminya waktu di hotel denganku.
Hal itu membuatnya tanpa sadar sering menghayalkan bersetubuh denganku pada saat dia sedang bersetubuh dengan suaminya, dan hal itu cukup membantunya dalam mencapai kepuasan orgasme.
Dan tentu saja kondisi seperti itu membuatnya tersiksa, tersiksa karena telah berkhianat terhadap suaminya dengan membayangkan pria lain pada saat sedang bermesraan dengan suaminya. Semakin betambah hari, godaan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dariku semakin besar karena dia tidak bisa mendapatkannya dari suaminya. Dan akhirnya dia menjadi sering merindukanku. Tentu saja hal ini merupakan siksaan baru baginya.
Itulah sebabnya, satu bulan setelah peristiwa di hotel, Fatma tidak terlihat membenciku. Bahkan secara sembunyi-sembunyi dia sering memperhatikan dan menatapku dengan tatapan penuh kerinduan.
Dia tidak marah lagi bila didekati olehku, bahkan dia tersenyum penuh arti bila bertatapan denganku. Hal ini tentu saja membuatku bahagia Namun perubahan itu, tidak membuat tingkah lakunya berubah.
Tetap saja Fatma menampilkan sosok wanita berjilbab yang anggun dan sholehah. Hingga pada waktu istirahat siang, dimana rekan-rekan sekantor sedang keluar makan siang, Aku mendekati Fatma yang kebetulan saat itu belum keluar ruangan untuk beristirahat dan dengan hati-hati aku berkata padanya
“Bu…, maaf saya atas kejadian waktu itu…!”
Aku berharap-harap cemas menunggu reaksinya…, namun akhirnya dia menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan,
“Sudahlah Pak, itu semua karena kecelakaan…, saya juga minta maaf…, karena tadinya menganggap, itu semua adalah kesalahan bapak…., setelah saya pikir…, sayapun bersalah karena membiarkan itu terjadi…”.
Dan selanjutnya sambil tersenyum manis, dia mohon ijin padaku untuk istirahat makan siang. Dan meninggalkan diriku di ruangan itu. Sejak saat itu terjadi perubahan drastis atas sikapnya terhadapku, dia menjadi sering tersenyum manis padaku…, bisa diajak ngobrol olehku, bahkan kadang-kadang membalas kata-kata canda yang aku lontarkan padanya..
Tentu saja perubahan ini, menimbulkan pikiran lain pada diriku…, Ya… pikiran untuk bisa kembali menikmati tubuhnya…., tapi bagaimana caranya…?


0 komentar: