Saya serta bibiku benar-benar akrab sebab ia memang seringkali main kerumahku pada saat belum berkeluarga serta waktu kecil seringkali tidur di kamarku serta waktu kuliah ia makin banyak tidur dirumahku daripada di tempat kostnya. Anaknya masih kecil berusia seputar 1 tahun.
Satu pagi saya terkejut saat seorang membangunkanku dengan bawa satu gelas teh hangat, “Bangun…. Malas sangat kamu di sini umumnya kan telah nyiramin taneman sama nyuci mobil”
“Males ah, berlibur masak suruh kerja juga….”
“Lha masak kakekmu yang telah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri serta mobilku siapa yang nyuci…”
“Kan ada bi ijah “
“Bi ijah sakit ia tidak sempet…, bangun bangun ah malas ya” dicubitnya pinggangku
“Udah sudah geli ampun….” Kataku bangun sekalian menggerakkan mukanya.
Kakekku pulang dari jalan paginya serta asyik terlibat perbincangan dengan temannya diruang tamu. Saya selanjutnya bergerak ke kamar mandi baru buka pakaian bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekaligus temenin saya nyuci, mati lampu nih….. andi agar dijaga kakek”
“Ya siap boss…” ku membuka pintu serta bawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sekalian bawa handuk, baju ubah serta sabun bersihkan. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di tepi kampung sungai itu dahulu benar-benar ramai oleh masyarakat yang mandi atau membersihkan tetapi saat ini telah jarang-jarang yang menggunakan, cuma kadang-kadang mereka mandi disungai.
“Sana di belakang batu itu saja, tempatnya dingin enak…” dibelakang batu itu ada saluran kecil serta batu batu pipih di sekitarnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami dengan maksud membersihkan..nyatanya telah ada seorang wanita muda yang sedang mandi kenakan kain batik nyatanya wulan tetangga samping rumahku
“eh rik tumben ingin ke sungai….” Tuturnya ramah
“Ya nih di paksa bos… “
“Wah kalah lebih dulu nih, nyuci kamu wul “
“Aku dah dari barusan.. kalau listrik mati gini baru pada ke kali, kalau tidak baju bayiku siapa kapan keringnya”
tuturnya sekalian keluar dari sungai serta ambil handuk di pinggir sungai.
Selendang batik itu membuat lekuk tubuhnya pada bagian depan kelihatan dengan jelas sembulan dua buah dada yang besar sekali, sedang ditengah-tengah leher putihya ada satu kalung tipis yang membuat dianya kelihatan ramping, dia selanjutnya membelakangi kami serta melepas selendang itu selanjutnya mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.
Kontan saja saya terkejut lihat panorama itu, meskipun membelakangiku tetapi saya dengan jelas bisa lihat semua badan putihnya itu tanpa ada sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas sesudah ia menyeka tubuhnya sekarang dia mulai membersihkan rambutnya yang panjang hingga semua tubunya dapat kulihat, saat saya membasahi cucian selanjutnya duduk
”Kapan kamu ke sini rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya kelihatan, saya terkejut dengan pertanyaannya.
“Apa wul saya tidak konsen..” dia memalingkan tubuh kearahku
“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan hadir..”
“Oh saya baru tempo hari..” kataku sekalian mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentunya ke arah ke-2 teteknya yang tanpa ada menyengaja dipertunjukkan,.
Bibiku bergerak menjauhi kami, cari tempat untuk buang air sebab dari barusan ia kepingin beol.
“Anakmu usia berapakah teh.. kok tidak dibawa “ kataku
“Masih 1 tahun 1/2, barusan sama adikku jadi saya tinggal nyuci” sesudah rambutnya cukup kering dia selanjutnya menempatkan
handuknya dipinggangnya serta mengubah tubuhnya tangan kanannya tutupi coba tutupi teteknya yang memiliki ukuran wah itu meskipun pada akhirnya yang ditutupi hanya ke-2 putingnya sedang tangan kirinya cari celana dalam di atas batu itu sesudah menemukannya, ia selanjutnya mengubah badannya serta meningkatkan handuknya, celana dalam
berwarna putih itu kelihatan cukup tipis serta seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.
“Anakmu siapa namanya…?”
“Intan.. cantikkan “ dia kembali, baju dalam tipis telah tutupi memek serta pinggangnya itu sesaat ia melihatku dan melepas tangan kanannya dari teteknya kelihatannya ia nyaman menunjukkan teteknya padaku sebab dari barusan saya pura-pura cuek serta pura-pura membasuhi pakaian kotor walau sebenarnya adikku sejak dari barusan resah.
Dia selanjutnya duduk serta mencuci selendang batiknya
“Cantik sich namanya.. tetapi belum lihat mukanya secantik emaknya tidak ya..”
“Ya tentu.. emaknya saja cantik anaknya turut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya selekasnya dia berdiri serta
membalas siramanku
“Maaf salah bikin harusnya, maknya saja buruk ditambah lagi anaknya…” kami juga pada akhirnya sama-sama menyiramkan air sesudah sesaat ia kerepotan meredam seranganku.
“Ampun ampun…” tuturnya sekalian tertawa cengengesan, akupun hentikan seranganku tetapi selanjutnya ia justru berdiri ambil ember serta menghampiriku menyiramku hingga semua bajuku basah kuyup, saya terkejut serta reflek ambil ember ditangannya ia selanjutnya mengubah tubuh untuk menghindari darinya, tanpa ada sadar tubuhku memeluknya serta satu tanganku ada di dadanya yang terbuka. Pada akhirnya saya dapat mendapatkan ember itu, dia berupaya melepas dari dekapanku tetapi sia sia saya telah siap, ku mengambil air serta meletakkanya di atas kepalanyaa
” Ampun ri,, saya dah mandi.. awas lo nanti tidak bilangin kakekmu “ saya tetap menggenggam badannya serta meneror, pada akhirnya dia kembali serta dengan bebas saya menyiram ke sekujurtubuhnya selanjutnya tanganku mengelus elus tubuhnya
”nih saya mandiin hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah terhitung celana dalamnya hingga isi didalamnya samar
samar kelihatan, kami ketawa geli dicubitnya pinggangku sampai cukup lama ”aduh ampun sakit “kataku sekalian menarik
tangannya, untuk sesaat kami sama-sama melihat sekalian ketawa geli, kami selanjutnya ke pinggir sungai untuk
ambil handuk, dia selanjutnya kembali mengusap air ditubuhnya sesaat saya sekalian duduk disebelahnya sambil
mengusap air di kepalaku.
Mukanya terlihat cemberut di usapkannya handuk ke muka serta rambutnya selanjutnya mulai turun ke dua buah dadanya selanjutnya turun ke perutnya yang kecil selanjutnya turun ke selangkangannya selanjutnya ia merunduk serta mengusap kakinya, selanjutnya lemparkan handuknya yang basah ke mukaku, saya selanjutnya memakai handuknya itu untuk menyeka muka (cukup aroma tubuhnya masih memelekat nih) saya selanjutnya kembalikan kepadanya. Di ikatkannya handuk itu di pinggang selanjutnya duduk pas di depanku serta di turunkannya celana dalamnya, sebab ikatannya kurang kuat sesudah celana dalamnya sukses melalui kaki indahnya handuk itu juga turut terbuka hingga isi selangkanganya terpajang di depanku.
“Eit…” tuturnya sekalian tangan kanannya tutupi memeknya, saya tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sekalian memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, selanjutnya di usapkannya handuk
itu ke tengah selakangannya yang masih cukup basah sebab kenakan celana dalam basah. Saya selanjutnya melihat kembali kearahnya kelihatannya ia merasakan nyaman saja tahu memeknya disaksikan saya, diusapkannya mengarah rambut-rambut pubis minimnya selanjutnya dia menyeka bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sekalian
tersenyum sendiri
“Awas dapat edan lho tersenyum sendiri…” dia hentikan usapannya sekalian membenarkan tempatnya
“Ia kalau semakin lama deket sama kamu dapat edan …” tuturnya sekalian berdiri
“Eh, berbau …” sekalian kututup hidungku yang pas ada dimuka memeknya
“Seger coba cium, tuturnya sekalian menarik mukaku serta menempelkannya pada memeknya yang sudah tertutupi salah
satu tangannya. Tanganku ambil tangan yang menutupinya
“Rambutnya kok tidak rapi tidak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya selanjutnya bergerak buka ke-2
bibir bawahnya ”Dah memiliki anak masih kencang saja nih kulit..” kataku sekalian megelus elus memeknya dengan handuk
sesaat ia membalut tubuhnya dengan handuk hingga kepalaku ada didalamnya.
Saya terkejut serta buka handuk sekalian cari bibiku takut diketahui, kepala bibiku terlihat masih ada dibelakang batu
besar selain sungai itu asyik buang hajat..
“Berani cium tidak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sekalian tersenyum melawan, memeknya terlihat demikian
menggairkan
“Gak ah berbau tuch.. lebih deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” Tuturnya sekalian duduk jongok Mukaku kumajukan agar bisa mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya serta ku elus elus semua memeknya sekalian pura-pura tutup hidung seperti ingin minum jamu. Selanjutnya ku membuka mulut serta mulai keluarkan lidah, wulan terlihat lihat kesekeliling selanjutnya saya mulai menjilat dengan perlahan ke paha kanan selanjutnya kiri serta pada akhirnya menjilati memeknya dia terlihat mengeluh geli,
“Ih…” tuturnya perlahan, lidahku yang masih melekat selanjutnya kumasukkan dalam memeknya serta menggerak gerakkan memutar hingga dia lebih geli. Sesudah kira-kira 5 detik ku tarik mukaku
“Memek lo berbau ya… mana 10 ribunya..?” dia tutupi kembali memeknya dengan handuk serta berdiri
“Ntar ya di rumah, mang saya bawa serta dompet apa? daa…” sumpret belum senang ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) dia telah pergi, yah pada akhirnya saya cuma dapat kembali swalayan sekalian lihat dia berlalu,
BACA JUGA : Si Ani Babysitter Mbak Wulan
bibiku pada akhirnya mengakhiri BAB nya saya masih berendam bermain main di sungai sekalian kembalikan tenaga sesudah swalayan. Kami selanjutnya asik membersihkan sekalian bercakap seru-seruan, bibi membersihkan sedang saya membilasnya, kadang-kadang kami sama-sama menyiramkan air hingga pakaian kami basah semua pada akhirnya pakaian yang kami usai semua saya mulai buka semua bajuku hingga cuma tersisa celana kolorku saja, sesaat bibiku yang dari barusan bertemu denganku menggeser duduknya menyamping, selanjutnya meningkatkan dasternya selanjutnya celana dalam putih perlahan pelan turun dari pahanya mulus bibiku selanjutnya ia menghadap kembali padaku dengan urutan kaki lebih rapat, tidak seperti barusan dimana terkadang saya dapat lihat celana dalamnya.
“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku selekasnya menyambarnya
“Mana? Masih baru nih..” tuturnya sekalian melemparkannya kepadaku. Ia selanjutnya turunkan dasternya serta melepas kutang dari tempatnya dan meningkatkan kembali dasternya, tanpa ada segaja ia buka kakinya hingga bulu bulu tipis samar-samar kelihatan antara pahanya kelihatan jelas didepanku, ia menunduk membersihkan bhnya hingga teteknya menyembul antara belahan dasternya,
“Sini kolormu dicuci sekalian…” saya bengong mendengarnya,
“Copot sekaligus gih kolormu.. “
“Wah tidak bawa serta celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab serta menggenggam kolorku, pada akhirnya saya berdiri serta buka
pelan-pelan kolorku hingga adikku memperlihatkan diri.
“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang
burungku sekalian melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita tidak mandi bareng…” dia tersenyum
“Ia dahulu waktu masih SD kamu cuma ingin mandi bersama saya mang mengapa sich ?”
“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua,…” dia selanjutnya buka dasternya
hingga semua tubuhnya terbuka serta menggeser duduknya menyamping.
“Sana simpan di tepi “
saya selanjutnya menempatkan cucian selanjutnya kembali pada tempatnya. Teteknya yang bersih serta putih meskipun tidak sebesar memiliki wulan kelihatan masih sama dengan dahulu, tubuhnya yang putih sintal serta rambut yang tergerai membuat kebanyakan orang tentu mengaku ia wanita ayu.
“Ssst lihat memeknya donk bi…” dia melengos serta tutupi pangkal pahanya dengan tangan, saya menarik tangannya kelihatan rambut-rambut tipis ada ditengah-tengah
“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” dia tersenyum geli, dia selanjutnya menggeser duduknya sehinga pas didepanku
“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tahu lah… dahulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”
“Nggak pingin saja … kalau ingin dateng bulan saya biasa potong, kalau tidak tidak cabut pakai lilin, kalau rapi kan sehat….”
Kakinya yang rapat membuat saya cuma kebagian lihat rambutnya saja.
“Lihatin donk….” Kataku sekalian mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tetapi selanjutnya saya kembali mengelusnya kemudian ia lihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku sukses menggeser satu kakinya hingga memeknya sedikit kelihatan.
“Wah masih sama kaya dahulu ya.. meskipun dah memiliki anak masih kelihatan kencang punyamu” dia tersenyum dengar
bualanku serta biarkan saya lihat semua isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya perlahan selanjutnya
mengusap-usapnya
“Jangan nakal ah.. geli..” saya tetap mengelus elusnya
“Mandi sana.” Tangannya menggerakkan mukaku hingga saya terjatuh, ia selanjutnya berjalan mengarah air yang lebih dalam selanjutnya berenang renang kecil
“Ri ambilin sabun donk…” saya duduk mendekatinya serta mengacung sabun, ditariknya tanganku hingga saya jatuh
ia tersenyum saya selanjutnya membalas dengan menyiramkan air kemukanya sesudah sesaat bercanda di di air dia selanjutnya naik ke satu batu untuk bersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku dia mulai
menempatkan sabunnya dileher jenjangnya, perlahan pelan turun ke teteknya, selanjutnya ke tangan serta kakinya serta berahir
pada memeknya kemudian ia selanjutnya menggosok badannya untuk perbanyak busa. Saya keluar dari air serta duduk di sebelahnya ia langsung menggosokannya sabun keseluruh tubuhku di muka sampai ke kaki, dengan enjoy dia
menggosokannya sabun pada penisku.
“Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..”
“Ya donk masak ingin kecil terus…” dia selanjutnya mengubah badannya serta berdiri sekalian memintaku menggosok punggung serta bokongnya yang belum terkena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya kelihatannya ia cuek saja dengan terus asyik menggosok tubuhnya dengan sabun, saya mulai membulatkan tekad
mengelus dari belakang ke-2 payudaranya. Dia mengubah tubuh, biarkan saya mengelus elus payudaranya serta
semua tubuhnya sesaat ia mengelus kakiku serta kadang-kadang mengelus penisku.
Dia selanjutnya terduduk, seperti umumnya kalau mandi ia tetap terdiam sesaat biarkan sabun meresap ditubuhnya. Saya yang tetap berdiri didepannya dengan penis pas di mukanya, dia selanjutnya memain-mainkan penis itu,
”Di bersihkan donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” tuturnya sekalian mengelus penisku mesra saya cuma diam keenakan. Selanjutnya ia berbaring di atas batu, saya duduk selain kakinya sekalian mengelus memeknya serta menyiramkan air hingga semua memeknya terlihat.
“Dah jangan main itu terus ah geli …” dia tersenyum menutupkan kakinya saya selanjutnya menarik kakinya hingga sekarang tubuhku ada antara kakinya. tanganku mulai menggosoki kesempatan ini jariku mulai masuk ke memeknya, ia bangun
“Geli ah li.. “tanganku kesempatan ini sukses diusirnya, tanpa ada sadar ia mulai lihat burungku yang mulai bertumbuh serta
menggantung
“Burungmu dah bisa mulai berdiri ri…” dielusnya burungku perlahan mesra, makin lama burungku semakin besar sebab tidak tahan akan elusannya.
“Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ saya mengangguk selanjutnya
“ Bi.. kamu tidak mens kan?” dia tersenyum selanjutnya menuntun tanganku pada dadanya
“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” saya ikuti saja tuntunan tangannya mengelus perlahan teteknya selanjutnya melintir
putingnya
“yang mesra donk ri anggep saja saya cewekmu “ ia selanjutnya mencium pipiku serta menggerakkan mukaku ke teteknya,
saya ciumi semua sisi teteknya selanjutnya mengisap perlahan putingnya, ada air keluar dari susunya saya semakin keras
mengisapnya sesaat bibi menyeka kepalaku sekalian merem menikmatinya. Selanjutnya saya menjilati perut serta turun ke rambut memeknya, ke paha selanjutnya menengelamkan mukaku ke memeknya, tetapi tangan bibiku mencegahnya
“Kamu tidak papah ri?” tuturnya perlahan “Gak papah bi, sekaligus bikin pengalaman“
dia selanjutnya menyiramkan air ke memeknya kemudian kucium serta kujilati memeknya sesaat, sesaat tanganku diarahkan untuk masih mengelus dadanya. ia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil
serta desakan tangannya pada rambutku menyaratkan ia telah mulai terangsang. Merasakan cukup ku hentikan jilatanku
selanjutnya duduk di depannya ia selanjutnya melek sekalian mengelus serta memutar mutan burungku
“Enak kan…?” katanya manja, saya selanjutnya berdiri, penisku pas ada di mukanya, sesaat ia diam selanjutnya dia tutup mata serta mencium penisku
“Kalo jijik tidak perlu di emut …” dia melepas mukanya serta kembali mengocok dengan tangannya.
Dia selanjutnya duduk di atas batu sekalian mengangkan minta saya masukkan penis ke memeknya
“ Di gesek saja ya, jangan dimasukkan.. memiliki pamanmu nih..” saya selanjutnya menggesekkan penis ke memeknya sesaat tanganku merayu teteknya.
“Bi sekaligus masukkin ya.. agar ngajarinnya lengkap..” ku masukan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” saya selanjutnya coba memasukkan pada memeknya 2x coba nyatanya penisku belum dapat tembus , bibiku tersenyum geli
“Tuh kan tidak dapat, sini…” ditariknya penisku, di elus selanjutnya dimasukkan dalam memeknya, rasa-rasanya sempit sekali memeknya, baru 1/2 penis masuk bibiku keluarkan kembali
“Susah kan… karena itu perlahan pelan” dia kembali masukkan, kesempatan ini lebih dalam, dia kembali menarik tubuhnya hingga
penisku terlepas. Tanganya terlepas dari penisku, tanganku yang ingin arahkan penisku di tariknya mengisyaratkan ia pingin saya masukkan tanpa ada pertolongan.
2x coba gagal pada akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,
“uh…. Enak bi …” dia selanjutnya menggoyang pinggulnya memberi desakan keluar masuk pada penisku, saya merem melek meredam enak sekalian membantunya mengelus tubuhnya,
“Ayo bagianmu…” dia selanjutnya pasif biarkan saya lakukan keinginanku ku. Saya masukan sampai semua penisku masuk selanjutnya bergerak perlahan makin lama makin cepat menggoyang maju mundur.
“Bagus ri.. mari.. ah…. ah… terus sayang….” saya menurutinya sesaat ia minta saya mengubah urutan sekarang ia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang kali
‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit selanjutnya dia memintaku duduk ia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi
sesaat selanjutnya ia menempati kakiku,
“ayo saya dah ingin nyampe… kamu ingin nemenin kan…” ia selanjutnya masukkan memeknya serta bergerak naik turun sesaat muka serta tanganku menggenggam teteknya
“bii…. Jangan cepet-cepet saya tidak kuat nanti…”
“Ayo sayang … bibi tidak lama ..” saya melepas tangan dari susunya serta berkonsentrasi meredam goyangan maut memek bibiku..
“uh.. ah… “ berganti-gantian kami mengucapkannya
“Stop bi… saya ingin keluar …” aliran-aliran listrik seolah menyebar ditubuhku.. bibi melepas memeknya, selanjutnya mengocok penisku dalam hitungan ke-5 air maniku betul-betul keluar “crot,,,,” ke arah pada tubuhnya.. Saya lemas sekalian mengisap tetek bibiku saya mengendalikan nafas sesudah sukses sampai pucuk
“Wiih enak sekali bi…. Yes……” kataku perlahan, dia tersenyum serta mencium pipiku sekalian mengelus-elus teteknya, sesudah beberapa istirahat bibiku tuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” saya menarik tangannya
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” dia tersenyum
“Ayo tidak membantu nyampe pucuk..” kataku sekalian mengelus memeknya, saya selanjutnya mencium tetek selanjutnya memeknya, saya selanjutnya masukkan jariku pada memeknya dia merem melek selanjutnya saya masukkan berulang-kali serta menggelitik memeknya, dia betul-betul terangsang. Tangannya menggenggam penisku yang tidak kencang selanjutnya arahkan mukanya pada penisku, makin lama goyangan tangan ku semakin kencang, hingga kemudian bibiku mengeluh ngerang selanjutnya masukkan penis pada mulutnya.. dia menggelinjang serta ahirnya ia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskan penisku serta bergulir di batu itu, ku belai rambutnya temani menuruni pucuk kesenangan.
Selanjutnya kami berdua masuk kembali pada air bersihkan tersisa sabun
“ Jangan diulangi ya… sekali saja “ tuturnya sekalian mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, kalau kuat ya.. tetapi kalau lihat badan bahenol ini sepertinya saya tidak tahan” kucium tengkuk bibi sekalian mengelusnya, ia membalas
“Janji ya, jangan goda saya lagi…” saya diam sekalian memeluknya..
How to get to Las Vegas via bus to Casino – DrmCD
BalasHapusLas Vegas Metro bus journey takes 10 minutes to Las 충청북도 출장안마 Vegas and takes 10 파주 출장안마 minutes 안양 출장안마 to the Strip. This transit 영천 출장샵 option will require 고양 출장안마 the driver's license