Jumat, 21 Februari 2020


Cerita Sex Menggairahkan      Waktu itu saya masih duduk di semester 6 di salah satunya perguruan tinggi Bandung, narasi sexku ini bermula waktu saya putus dengan pacarku, memang pacarku itu orangnya cukup repot telah saya sayangi justru ia bertingkah yang tidak kenakan hatiku, serta pada akhirnya jalinan kami cuma bertahan 1 tahun, ia orangnya cemburuan sebab posisiku pada saat itu amengontrak rumah dengan 5 orang.

Kebetulan saya dibawa kakaku untuk turut dengannya jadi saya disanan lelaki sendiri, awalannya saya ingin cari tempat kos sendiri tetapi sebab kakakku sayang sekali padaku, saya tidak dibolehkan pisahlah rumah, serta saya juga tinggal bersama dengan rekan kakakku kesemuanya wanita.

Antara 4 rekan kakakku ada salah satunya sebagai dosen di Universitas lain, namanya Vita kesemuanya menyebut dengan nama Ibu sebab ia paling tua di sini umurnya seputar 40 tahun tetapi masih sendiri belum menikah, waktu saya berdua dengan ibu Vita. Ia menanyakan.

“Lhoo kamu kok sendirian serta beberapa akhir ini saya lihat kamu seringkali ngalamun”jangan jangan ngalamun dengan bekas pacarmu itu ya”
“heeeehee ibu tahu saja ya demikianlah ibu”jawabku
Memang saya seringkali sharing masalah pribadi dengan ibu Vita, sebab ia telah saya kira seperti kakak keduaku serta tahu akan beberapa hal.

“pantesan saja kamu beberapa akhir ini selalau muram pikirkan ia terus ya???”
Seringkali saya menceritakan dengan Ibu Vita sampai satu saat berlangsung kejhadian itu.
Demikian dekatnya saya sama Ibu Vita sampai satu waktu saya alami insiden ini. Entahlah mengapa saya tidak menyengaja telah mulai ada perhatian sama Ibu Vita. Saat itu persisnya siang-siang semua pada kuliah, saya sedang sakit kepala jadi saya bolos dari kuliah.

Siang itu pas jam 11:00 siang saaat saya bangun, eh cukup sedikit bingung kok masih ada orang di dalam rumah, umumnya jika siang-siang bolong ini telah pada tidak ada orang di dalam rumah tetapi kok ini hari sepertinya ada rekan di dalam rumah nih. Saya pergi mengarah dapur.
“Eh Ibu Vita, tidak ngajar Bu?” tanyaku.
“Kamu kok tidak kuliah?” bertanya ia.
“Habis sakit Bu”, kataku.
“Sakit apa sakit?” goda Ibu Vita.
“Ah… Ibu Vita dapat aja”, kataku.
“Sudah makan belum?” tanyanya.
“Belum Bu”, kataku.
“Sudah Ibu Masakin saja sekaligus sama kamu ya”, tuturnya.

Dengan cekatan Ibu Vita memasak, kita juga langsung makan berdua sekalian bercakap ngalor ngidul hingga kita mengulas narasi yang cukup bau sex.
Kukira Ibu Vita tidak senang yang namanya narasi sex, eh tau-taunya ia membalas dengan narasi yang lebih hot . Kita juga telah makin jauh ngomongnya. Pas waktu itu saya bicarakan mengenai wanita yang telah lama tidak merasai jalinan dengan lain macamnya.

“Apa masih ada begitu kemauannya karena itu?” tanyaku.
“Enak saja, emangnya nafsu itu ngenal umur gitu”, tuturnya.
“Oh jika begitu Ibu Vita masih memiliki kemauan dong untuk merasakan bagaimana jalinan dengan lain jenis”, kataku.  
“So tentu dong”, tuturnya.
“Terus dengan siapa Ibu karena itu, Ibu kan belum kimpoi”, dengan nikmatnya saya nyeletuk.

“Aku bersedia kok”, kataku dengan sedikit cukup cuek sekalian kutatap mukanya.
Ibu Vita cukup merah sirna entahlah apa yang bawa keberanianku makin melonjak serta entahlah kapan awalnya saya mulai menggenggam tangannya. Dengan sedikit cukup grogi Ibu Vita bingung sekalian menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha saya harus membujuk terus sampai ia betul-betul bersedia mengerjakannya.

“Okey, sorry ya Bu, saya telah begitu lancang pada Ibu Vita”, kataku.
“Nggak, saya kok yang salah mengawalinya dengan meladenimu bicara masalah itu”, tuturnya.
Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku secara halus kupegang tangannya sekalian kudekatkan bibirku ke dahinya. Secara halus kukecup keningnya. Ibu Vita terikut dengan kondisi yang kubuat, ia tutup matanya secara halus. kukecup sedikit dibawah kupingnya secara halus sekalian kubisikkan,

“Aku sayang kamu, Ibu Vita”, tetapi ia tidak menjawab sedikitpun.
Dengan sedikit cukup sangsi kudekatkan bibirku dekati bibirnya. Cup… dengan demikian lembutnya saya merasakan kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan saya telah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit cukup bernafsu kukecup bibirnya.

Dengan sedikit terbuka bibirnya menyongsong secara halus. Kukecup bibir bawahnya, eh… tanpa ada kuduga ia balas kecupanku. Peluang itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya.
Kukecup, “Aah… cup… cup… cup…” ia memulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada seputar 10 menitan kami mengerjakannya, tetapi kali inilah telah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan seperti habis usaha keras saja.
“Aah… jangan panggil Ibu, panggil Vita saja ya!”
Kubisikkan Ibu Vita, “Vita kita ke kamarku saja yuk!”.

Dengan sedikit cukup terkejut tetapi tanpa ada perlawanan yang bermakna kutuntun ia ke kamarku. Kuajak ia duduk di pinggir tempat tidurku. Saya tidak tahan , ini waktunya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan-lahan kubuka kacing pakaiannya satu-satu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak… indahnya badan ini, kok tidak ada sich lelaki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan tekun. Pertama kali belahan gunung kembarnya.
“Ah… ssh… terus Ian”, Ibu Vita tidak sabar ,

BACA JUGA :  Mandi Bareng Budhe Plus Ngentot

BH-nya kubuka, terpajang telah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian,
“Aah… sssh…” dengan sedikit cukup ke bawah kutelusuri sebab waktu itu ia pas memakai celana pendek yang kainnya cukup tipis serta celananya tipis, kuelus secara halus,
“Aah… saya juga mulai terangsang.

Kusikapkan celana pendeknya sampai lepas sekaligus juga dengan celana dalamnya, hu… cantiknya gundukan yang mengembang. Secara halus kuelus-elus gundukan itu,
“Aah… uh… sssh… Ian kamu kok pandai sich, saya juga tidak tahan lagi”,
Sebetulnya memang ini ialah pemula buat saya, eh rupanya Vita juga kepengin buka celanaku dengan sekali tarik saja lepas telah celana pendek sekaligus juga celana dalamku.

“Oh… besar amat”, tuturnya. Kurang lebih 18 cm dengan diameter 2 cm, secara halus ia mengelus zakarku,
“Uuh… uh… shhh..” dengan jeli saya beralih urutan 69, kupandangi sesaat gundukannya dengan tentu serta lembut. Saya mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya secara halus, saya berupaya masukkan lidahku ke lubang kemaluannya,
“Aah… uh… ssh….. terus Ian”, Vita mengeluh.
“Aku enak Vita”, kataku. Secara halus di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati secara halus,
“Assh… oh… ah…. Vita terus sayang”,

Dengan lahap kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk… uh… ssh…..” seputar 15 menit kami lakukan urutan 69, telah kepengin coba yang namanya bersetubuh. Kuubah urutan, kembali memanggut bibirnya.
Telah berasa kepala kemaluanku cari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, ditempatkan ke lubang kewanitaannya. Dikit demi sedikit kudorong pinggulku,

“Aakh… sshh… pelan-pelan ya Ian, saya masih perawan”, tuturnya.
“Haaa…” saya terkejut, benar rupa-rupanya ia masih suci.
Dengan sekali dorong telah berasa licin. Blessst,
“Aahk…” teriak Vita,

kudiamkan sesaat untuk hilangkan rasa sakitnya, sesudah 2 menitan lamanya kumulai menarik tangkai kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Kemungkinan sebab baru pertama-tama cukup dengan waktu 7 menit Vita
“Aakh… ushh… usssh… ahhhkk… saya ingin keluar Ian”, tuturnya.
“Tunggu, saya juga ingin keluar akh…” kataku.

Mendadak menegang telah lubang kemaluannya menjepit tangkai kemaluanku serta berasa kepala tangkai kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat memuntahkan
“Crot… crot… cret…” banyak pula air maniku muncrat di lubang kemaluannya.
“Aakh…” saya lemas habis, saya tergeletak di sebelahnya.
Secara halus ia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya.
“Ah tidak, kitakan saling ingin.”

Kami secepatnya berberes-beres agar tidak ada keraguan, serta semenjak insiden itu saya seringkali bermain cinta dengan Ibu Vivien ini tentunya kami kerjakan bila di dalam rumah sedang sepi, atau dalam tempat penginapan jika kami telah sedang kepingin serta di dalam rumah sedang ramai. semenjak insiden itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, serta sekarang Ibu Vivien jadi pacar gelapku.


0 komentar: