Jumat, 21 Februari 2020

Memerawani Mahasiswi Lugu


Cerita Sex Menggairahkan Namaku Rendi, seorang spesialis kandungan dokter di rumah sakit negeri di kota S*******G, Umurku 35 tahun tetapi saya belum nikah, jangan salah bukan lantaran saya tidak ganteng tetapi pacarku sedang menyesaikan S3 nya di amrik, karena itu nungguin ia usai dahulu. Tinggiku 180 cm sebab hobiku main basket, kulit putih , serta muka yang buat cewek pada ngiler. Dengan memiliki pacar bukan bermakna saya tidak “ngobyek” yang lain. Terus jelas saya memiliki beberapa affair dengan dokter wanita di sini atau anak kedokteran yang masih koass. Pasti yang saya pilih bukan asal-asalan, harus lebih mudan serta cantik.

Sebenernya banyak yang coba menarik atiku tetapi selama ini saya belum ingin serius serta jika dapat saya manfaatin sepanjang jauh dengan pacarku. Banyak yang saya banyak yang saya perdaya tapi…ada seseorang yang membuatku benar-benar ingin tahu. Namanya Novi, umurnya seputar 22 tahun, ia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan saya jadi residennya. Mukanya cantik serta tatapannya teduh, ia berhijab lebar tidak sama dengan anak yang lain, meskipun affairan saya juga sebenernya ada pula yang berhijab, tetapi tidak seperti ia.

Tinggi semampai seputar 165 cm, dengan badan yang padat tidak kurus serta tidak gemuk, sesuai dengan seleraku. Jilbabnya juga tidak dapat tutupi lekukan dadanya, saya taksir jika tidak 36B kemungkinan 36C. Bicaranya yang lembut serta halus betul-betul membuatku mabuk. Ditambah lagi ia benar-benar jaga pertemanan. Kadang-kadang saya coba berupaya bicara dengannya tetapi ia elalu tundukkan mukanya tiap bicara denganku. Ia juga tidak menyongsong tangaku saat saya ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya benar-benar halus saat saya coba perhatika di pipi serta ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir makin meningkatkan kesan-kesan manis darinya.

Nov…kita makan bersama yuk, saya yang traktir. ujarku berupaya merayu untuk dapat pergi bersama. Terima kasih Dok…saya dengan rekan-rekan saja. Katanya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih penawarannya saya bersama rekan saja…”, “kalau demikian sekaligus ajak saja rekan kamu” 1/2 mengharap ia ingin terima. “terima kasih Dok..eh kak, kelak menyusahkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut ia sekalian masih tundukkan kepalanya. Terkadang lelucon mudah itu yang belum pernah saya peroleh dari pacarku atau rekan affair-ku. 

Saya tersenyum kecil dengar faktanya yang benar-benar lucu…humoris ia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku
“oh ya, bila ada apa-apa permasalahan administrasi di sini atau permasalahan kerjaan jangan sungkan bicara saja ya, kelak saya bantu” saya masih berupaya cari sela.
“Terima kasi pak ehh..kak…saya pamit” sekalian berlalu.

AKu lihat dari belakang, roknya yang lebar tidak dapat tutupi lekukan pantatnya yang bergoyang ikuti langkah kakinya..perfect…aku menggeleng. Ia tidak sama sekali dengan nita…anak koas 2 tahun kemarin yang pernah saya perawani juga. Saling berhijab walaupun tidak selebar ia. Nita juga awalannya cukup jual mahal…walau saya tahu dari langkah memandangnya ia senang saya. Dengan beberapa rayuan pada akhirnya saya dapat memerawani ia dalam suatu hotel. Tidak dengan desakan serta benar-benar gampang. Affair kita berlalu dengan selesainya waktu koas ia, sebab dia paham saya memiliki affair dengan temannya. Ia tidak sama sekali, susah sekali menaklukannya. Tiap saya lihat ia tetap saya lihat tiap geriknya, senyumnya, tawanya, tetap teringat.

Waktu saya sedang melamun mendadak dari arah belakangku ada yang memeluk serta terus menarikku.
“Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sekalian melepas pelukan ia.
“kamu saat ini jarang-jarang ke ruangku lagi” rengeknya

Rasya ini sama-sama dokter di sini, umurnya seputar 27 tahun serta telah bersuami. Sayangnya suaminya kerja di terlepas pantai hingga jarang-jarang berjumpa serta memberi nafkah bathin kepadanya. Memang saya seringkali ke ruangannya dulu…sekedar bercumbu dengan bumbu oral yang dapat membuat ia melayang-layang. Tetapi kami belum pernah sampai lakukan jauh sebab ia juga tidak ingin, ya akupun tidak memaksakan. Tidak semua affairku tetap saya tiduri…yang penting ada penawaran kangen serta dapat memuaskanku walaupun tidaklah sampai lakukan senggama.

“Aku repot Rasy…banyak yang melahirkan jadi residen” ujarku sekalian menggenggam pinggangnya
“tidak ada waktu untukku?…sebentar saja…” lantas ia memagut bibirku serta setelah itu kamupun bercumbu. Satu-satu saya membuka kancing blousenya saya dapatkan dua gunung kembar yang jarang-jarang dijamah pemiliknya. Saya cumbu serta ciumi secara halus. Tapi…sepintas saya ingat Novi serta akupun hentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya tentu sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku gak konsen banyak pekerjaan…”.  
“Ya sudah…” ujarnay tersungut sekalian mengancing kembali blousnya terus berlalu.

Sore itu saya sedang menolong persalinan, menyengaja saya panggil Novi untuk mendampingiku. Mukanya suka sekali sebab jarang-jarang mendapatkan peluang untuk mengikuti dokter waktu persalinan semacam ini. Mustahil kan semua masuk, ya saya beralasan lainnya nantikan giliran. DIa berupaya jadi asistenku secara baik, waktu memebrikan gunting saya menyengaja pura-pura tidak paham sentuh tangannya…tapi langsung ia tarik. Tidak berhasil upayaku…tapi saya sudha suka dengan lihat mukanya dari dekat sepanjang persalinan itu. Sekeluar dari ruangan bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada peluang begitu…”. “Kamu ingin saya buat begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan melalui. “yee…ga lah, karena itu cepet mencari istri sana…” sekalian tersenyum serta berlalu.

Saya kaget…kok ia tahu ya… Sore itu langin mendung serta gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, saya meningkatkan FORTUNER ku ke luar ruangan parkir. Saya lihat Novi lari keluar sekalian tutupi kepalanya dengan tas supaya tidak terserang hujan. “kesempatan”…tin..tin..saya klakson ia. “Mau pulang? bersama saja yuk…kayaknya ingin hujan besar nih” terus-terusan saya mencari peluang. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” tuturnya. hujanpun semakin deras
“bener lho…ga apa-apa kok saya antar kamu sampai kos”
“Terima kasih kak, gak enak jika disaksikan orang bisa saja fitnah” mhh…gilaa…ini makin membuatku jatuh hati sama ia, saya janji dalam hati, jika saja saya dapat peroleh ia saya akan putuskan semua affairku, saya betul-betul jatuh hati pada ia. Tidak berapakah lama hujan makin deras, serta saya susah lihat jalan karena sangat derasnya hujan. Sampai saya tertidur jam 10 malam hari ini hujan masihlah belum berhenti.

Esok harinya, saya harus menolong persalinan serta saya cari Novi.
“Novi tidak masuk ini hari dok” sahut Rinda rekan sekampusnya sekalian membedong bayi di ruangan bayi
“Dia sakit? saya ingin meminta tolong membantu persalinan lagi” kataku
“Tidak tahu dok…saya tidak bisa kabarnya” sahutnya sekalian melihatku dengan sopan.

AKu lihat Rinda manis , berhijab lebar sama juga dengan Novi, walaupun tidak secantik Novi, Rinda juga bisa disebutkan high quality. Tingginya paling cuma 155 atau 160 cm, tetapi tubuhnya seimbang. Dadanya tidaklah sampai kelihatan benar lekukannya seperti Novi, kulitnya kuning bersih, kacamata yang ia gunakan makin membuatntya lebih kelihatan anggun. Saya pandangi semua tubuhnya, tidak sama dengan Novi, ia tidak sungkan untuk bicara langsung serta melihatku, meskipun ia saling jaga pertemanan.
“Ya telah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”
ia tersenyum suka “Terima kasih dok…”

Esok harinya saya belum juga temukan Novi. pada akhirnya saya di membantu Rinda “Kamu tahu nomor telephone atau kos Novi Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa begitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka sama ia ya” sahutnya sekalian tersenyum
“tidak…cuma ia itu cekatan serta pintar…makanya saya senang sekali jika diasisteni dia…lagian ia tidak akan ingin sama saya ini”
“Iya dok…banyak yang sudha ingin khitbah ia..tetapi ia tidak mau…dia ingin tuntaskan dahulu kuliahnya…dia itu baik serta cantik lagi” sekalian ikuti langkahku di ruangan persalinan
“Kamu cantik…” saya mulai keluarkan racunku, jika gak dapet yang point 9 ya minimum 7 atau 8 pun tidak apa-apa. Yang perlu saya ingin sekali dapat memerawani wanita berhijab lebar ini. Agen Domino99

Sebab setauku mereka tetap jaga diri serta pergaulannya. Rintangan tertentu untukku. Rinda tidak menjawab, cuma tersenyum sekalian menunduk. Hari ke empat baru kulihat Novi hadir, tetapi tidak seperti umumnya. Umumnya Novi tetap ceria, kesempatan ini tidak. Mukanya muram serta tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berupaya menanyakan serta bergabung di sekelilingnya. Entahlah apa yang mereka bicarakan kadang Novi tersenyum walaupun getir.

Waktu istirahat ku coba mendekati. “Kamu sakit Nov?”
“Nggak kak” lemah sekali bicaranya
“Kenapa kamu muram, ada permasalahan?”
“ah tidak kok” Novi coba tersenyum walaupun saya lihat tidak dapat tutupi kemurungannya. “Ngga ada permasalahan hanya cukup kurang sehat saja, maaf saya ingin makan dahulu kak” sekalian berlalu meninggalkanku.
“Ya telah jika kamu tidak apa-apa, jika kamu perlu pertolongan jangan sangsi meminta tolong ke saya ya”
“iya kak, terima kasih”

Esokan hari-nya hari jum’at, saya merencanakan pulang cukup cepat. Maksudku, saya ingin tidur dahulu sebelum cukup nanti malam saya bangun serta pergi clubbing di klub populer di kota ini. Saat saya sedang membereskan buku serta berkas yang saya masukan ke tas, mendadak pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.
“Maaf, apa saya mengganggu kakak…” saya lihat sesosok wanita dengan baju pink berbalut blazer putik ciri khas dokter, hijab pink serta rok putih. Cantik sekali ia kelihatan. Mukanya sekalian cukup menunduk walaupun ia coba beranikan diri lihat wajahku.
“Ada apa Nov, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarku enjoy. “Ada yang dapat saya membantu?”
“Kakak esok ada acara?”

AKu tersentak, tumben sekali ia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? esok saya bebas kok” Saya lupakan janjiku untuk berjumpa Dian, passienku yang pernah saya tolong persalinannya. Ia hamil oleh pacarnya, tetapi selanjutnya pacarnya pergi tidak bertanggungjawab. Sebab saya yang menolongnya jalinan kamipun dekat, serta tak perlu diterangkan detil apa yang kami kerjakan, sebab bukan pokok dari narasi ini, yang tentu kami kerjakan dengan aman.

“Saya ingin meminta tolong, esok saya ingin geser kos, apa kakak dapat membantu bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapakah?”
“AKu nantikan di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tulis dulu” Novipun tuliskan alamat pada selembar kertas di atas mejaku, saya terus memandanginya tanpa ada berkedip. perfect girl.
“Terima kasih kak, maaf sekali saya telah merepotkan” memberi kertas kepadaku, sedikit nakal saya pura-pura tidak menyengaja sentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti umumnya ia menarik tangannya, kali inilah biarkan tanganku sentuh tangannya.

Novi juga berlalu sekalian tinggalkan gerak pinggul yang benar-benar menarik, “aku harus memilikinya”. Saya segara batalkan semua jadwal serta janjiku, saya selekasnya tidur serta tidak sabar menanti datangnya besok. Pertama kalinya berdua dengan ia. Esokan harinya saya hadir pas waktu di alamat yang telah diberikannya. Satu rumah kos yang lumayan besar walaupun cukup tua, bangunan pokok pemilik rumah ada di muka, sedang sisi depannya gedung baru berlantai 2 dengan skema bangunan ciri khas tempat kos. Saya lihat sebagian orang bergabung dihalaman depan Novi dengan kenakan hijab putih, kemej biru serta rok panjang biru donker.

“Kenapa geser nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu senang bantuin ibu” kata seorang wanita berusia lebih dari separuh baya.
“iya bu…aku ingin mencari situasi lain saja, agar saya dapat tenang buat laporan”
“Kalau kak Novi tidak ada, jika antara kita ada yang sakit siapa yang bantuin” seorang wanita muda yang saya terka masih maha siswa menimpali.

Novi tersenyum sekalian mengacak-acak rambut rekan kosnya itu “kamu bisa kok main ke sana”. “Bu, perkenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sekalian memperkenalkan saya, tanpa ada sedikitpun memperkenalkan saya pada orang pria tua yang berada di samping ibu kosnya itu. Benar-benar mukanya tidak berteman.
“Oala saya anggap bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati dengarkan perkataan ibu kosnya itu
“ah ibu dapat aja…” Novi tersipu. Saya mengharap itu jadi riil, serta bukan hanya jadi pacarnya tetapi saya dapat ambil semua dari ia.

Semua temannya berupaya menolong masukkan kardus ke fortunerku, tidak lama cuma 1 jam semua barang telah dimasukkan. Kami juga selekasnya pamit, pertama-tama ia duduk berdekatan denganku. AKu menancap gas stelah awalnya mengangkat tangan dahulu pada ibu kos itu serta teman-temannya, muka pria tua yang saya anggap ialah suami dari ibu kos itu masih tidak berteman. Mataku coba melirik nakal kepadanya, tatapannya kosong lihat panorama di seputar jendela. Lekukan dadanya demikian terlihat serta close up di hadapanku, napasnya turun naik makin membusungkan dadanya yang tertutup hijab putihnya. Rok biru donkernya memiliki bahan lembut, hingga mudah jatuh, saya lihat sisi tengah rok di antara ke-2 pahanya jatuh ke paha hingga memperlihatkan bentuk pahanya yang tahap serta penuh. Novi masih nikmati panorama bagian jalan serta tidak sadar jika saya memerhatikan tubuhnya. Saya meningkatkan mobil ke arah alamat yang telah ia katakan awalnya.

Di perumahan itu, rumah tipe 21 yang ia menempati. Luas tanahnya masih luas belum termaksimalkan. Bagian kanan kiri rumah masih kosong serta membuat jarak dengan rumah disebelahnya. Saya juga selekasnya menolong turunkan barang serta membereskan barang di dalam rumah itu, cuma berdua. saya pandangi mukanya, lihat setiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tagang.
Sore itu saya mandi di dalam rumah kontrakannya, saya belum pernah lupa bawa alat mandi di mobilku. begitupun Novi yang mandi sebelum saya, tinggalkan berbau harus menusuk di kamar mandi.
“Kak, makan malam di sini saja ya, telah saya masakkan” tawarnya
“Baik lah, tentu masakannya enak sekali” timpalku, walau sebenarnya saya masih ingin begitu lama dengan ia.

Setelah makan malam kami juga bercengkrama. Semua barang sudah kami rapihkan bersama dengan, hari itu saya memakan waktu bersamanya. “Akhirnya usai ya Nov, lelah ya ”sahutku coba mencairkan situasi, sekalian duduk di sampingnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Novi tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak lelah ya, ingin saya suapin manggana?” saya terkejut dengan penawarannya saya berupaya tenang “boleh”.

Ia juga memberi mangga yang ada ditangannya, dengan nakal saya coba melahap mangga sampai ke jarinya, hingga bibirku sentuh jarinya. Ia tarik jarinya dari mulutku perlahan sekali, sembil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sekalian lihat kamu” saya memancing. Novi cuma tersenyum, “mau ?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan ke-2 ini jarinya lebih lama ada di mulutku. Menyengaja tidak saya bebaskan serta si empunya jari lentik itu tidak keberatan, ia cuma diam menanti. Tangan kiriku sentuh tangan kanannya itu lembut, ia tidak menampik. saya letakkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sekalian memandang mukanya.

Mukanya bersemu merah. Mata kami sama-sama memandang, muka kami makin mendekat…dekat serta dekat…sehingga saya rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku mendapatkan dagunya yang lembut seakan tidak ada tulang di dagunya itu. sedikit saya tarik dagunya hingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya dapat saya rasakan. Ini kemungkinan rasa-rasanya seorang wanita yang pertama-tama lakukan kissing, wanita yang sejauh ini berupaya jaga kehormatannya serta belum pernah disentuh siapa saja awalnya. Matanya terkatup, cantik sekali ia malam hari ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, saya pagut lembut…dia tidak membalas pun tidak menampik. Kembai saya pagut bibirnya, lembut serta manis kurasakan. ku pagut bibir ats serta bawahnya berganti-gantian.

Kali inilah mulai memberi respon, ia membalas pagutantu dengan memagut bibirku , basah serta indah. Pagutan kami makin liar, saya alihkan ke-2 tanganku selain mukanya dengan urutan jari jempol melekat ke pipinya yang lembut. Ke empat jariku ada dibawah telinganya yang masih tertutup hijab. saya makin menarik mukanya mendekatiku, kecupanku makin liar yang saya percaya menghidupkan gairahnya. “mhh…ummm….aummmmm…” berganti-gantian kami mengecupi bibir kami. Sekarang tangan kiriku memutari leher sampai kepundak belakangnya, sedang tangan kananku menyelinap lewat bawah hijab putihnya yang lebar selanjutnya cari gundukan lembut pas di dadanya. Tangan kananku sentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra.

“Mhh…payudara yang snagat indah” tangan kananku mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Novi terkejut serta mendesah sekalian masih berpagutan dengan bibirku. Sekiatr 2 menit meremas remas dada kirinya, tangan kananku coba cari kancing kemejanya. Serta ku membuka satu per satu sampai tinggalkan beberapa kancing sisi bawah yang masih terpasang. Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke kemejanya, benar saj, gundukan itu benar-benar lembut, saat kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. tanganku menyelinap diantar bra serta payudaranya, meremas lembut serta kadang-kadang memilin putingnya yang kecil serta terlihat telah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutny atreus meracau coba nikmati tiap remasanku, matanya masih terpejam seakan ia tidak ingin lihat insiden ini atau ia sedang berupaya betul-betul menghayati rangsangan yang aku bikin.

AKu tarik pundaknya hingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, serta saya juga menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang memvisualisasikan dua bibir yang telah lengket serta susah dilepaskan. “mhuachh…aahhh” mukanya memerah serta matanya masih terpejam, cantik sekali. Sekarang tangan kananku mengusung jilbabnya ke atas, memberi ruangan supaya kepalaku dapat masuk kedalamnya. AKu mencium berbau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan saya milihat leher jenjangnya yang putih serta halus, tanpa ada biarkan waktu berlalu saya selekasnya mengecupnya lembut serta kecupanku makin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh….aaa hhh….” mulutnya tidak berhenti meracau. Tangan kananya mendapatkan belakang kepalaku serta mengutamakan kepalaku supaya makin melekat di lehernya, sedang tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang-jarang rumah ini dengan rumah samping cukup jauh, hingga desahan kami tidak ada oleh rumah samping. Saya tidak lupa tinggalkan cupang di lehernya, lantas ciumanku juga turun ke dadanya. Tangan kananku cari suatu hal dibalik punggungnya, ya kait bra.

Sesudah saya peroleh langsung saya bebaskan. Terlepaslah bra yang sejauh ini tutupi keduap payudara indah itu supaya tidak meloncat keluar. lantas tangan kananku menarik bra cukup ke atas ke leher Novi, hingga terpajang dua gunung kembar yang benar-benar mempesona. Benar saja 36C. Saya mulai mencium payudara kanan novi, saya kerjakan masih di jilbabnya, serta akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, hingga tidak semua sisi tubuhnya kelihatan. Tetapi, itu membuat sensasi percintaan makin berasa, tangan kananku repot meremas payudar akananya yang sekarang sudha tidak berpenutup . “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..mhhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi tidak kuat meredam rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan serta kiri, tangan kanannya makin kuat membekap wajahku mengarah dadanya. Sekarang tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, sentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya telusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, kemudian tanganku temukan kulit halus yang putih.

BACA JUGA :  Jepitan memek janda Yang Nikmat

Tangan kananku telusuri paha kirinya serta membuat roknya terangkat hanya perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya serta ciumanku saat ini telah datang di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh …”, nafas Novi makin tersengal-sengal, saya tidak lupa tinggalkan cupang di payudara kirinya yang benar-benar lembut. Penisku makin tegang. Lantas saya tarik wajahku dari dadanya, saya duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi mukanya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok sisi kiri telah terangkat sampai ke perut, tersisa panorama paha putih tahap yang indah, tetapi betisnya tertutup kaos kaki yang lumayan panjang. Tangan kananku masuk ke bawah ke-2 lututnya, tangan kiriku masuk ke lehernya, saya juga memagutnya serta ia paham apa yang saya tujuan. Ia kalungkan ke-2 tangannya ke belakang kepalaku.

“Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sekalian mengangkatnya, birbir kami tidak henti berpagutan. Lantas saya rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa ada dipan ciri khas punya anak kos. nafasnya terus tersengal, ke-2 tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Sekarang saya ada di ke-2 kakinya, saya coba tarik roknya sampai hanya perut serta saya kangkangkan kakinya. Ciumanku datang dibagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” saya tahu ia merasakan geli serta terangsang hebat, sekalian ke-2 tanganku coba turunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya juga tidak memvisualisasikan penampikan, serta ia cukup mengusung pantatnya saat tangan ku coba melepas celana dalamnya hingga gampang melalui sisi pantan serta tidak berapakah lama lepas telah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang benar-benar indah, ditumbuhi bulu halus yang rapi tercukup. Baunya juga benar-benar wangi.

Tetapi saya tidak mau cepat-cepat, saya ingin Novi melatih situasinya dahulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke sisi peka paha belakang sekalian mengusung kakinya ke atas. lantas pada sat yang pas saya mulai turunkan ciumanku antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, saya coba menjilati sisi luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai lembab serta basah. Lantas saya renggangkan lebih luas kakinya, serta saya sibak labia mayoda serta labia minora vaginanya, saya dapatkan lubang ke wanitaan yang masih sempit tetapi berwarna merah seolah sisa cedera atau lecet. AKu tidak mempedulukan, sebab saya lihat cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaan Novi, lantas saya jilati serta lidahku juga nakal coba masuk ke lubang kewnitaan itu, terus cari serta mencari…lalu kecupanku geser ke atas temukan tonjolan kecil pas dibawah garis vagina atas, saya gigit-gigit kecil, saya cium saya sedot, tidak tertinggal tangan kananku coba dikit demi sedikit masuk ke vaginanya.

“aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh…ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan serta kekiri, ke-2 tangannya makin kuat memegang sprei yang dikenai pada kasur busa itu. ciumanku makin kuat serta ganas, cairan kewanitaan makin deras keluar dari lubang kewanitaan Novi. dengan berganti-gantian lidahku merangsang lubang vagina serta clitoris, serta tangan kananku juga tidak tinggal ia. Bila lidahku sedang merangsang klitoris karena itu jari tangan kananku berupaya meransang pubang vagina, saat lidahku main-main serta coba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang dengan menggesek serta menekan-nekan clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhhh…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya saat ini meremas-remas rambutku serta mendesak kepalaku supaya lebih dalam mendalami vaginanya.

seputar 15 menit saya mengekplor vaginanya, ia menjambak rambutku dan mendorongku. Saat ini urutan kami saling duduk, nafasnya tersengal-sengal tetapi saat ini ia berana buka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Mendadak bibirnya langsung menggempur bibirku, ciuman kesempatan ini sangat liar kadang gigi kami beradu, lidah kami saliang bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya. AKu benar-benar terkejut saat tangannya menarik kaosku ke atas, melalui mulut kami yang tengah beradu, selanjutnya ciumannya turun ke leherku serta ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai disana, ia mulai buka ikat pinggang celanaku, waktu bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya turunkan celanaku dan celana dalamku.

Penisku yang diameternya 6 cm serta panjangnya hampir 20 cm mengacungkan tegak, sekarang tangan kananya menggengam penisku, saya juga berdiri serta sekarang muka ayunya ada di muka penisku cuma beberapa senti saja. ku lihat ia menelan ludah, apa kemungkinan ia terkejut dengan ukuran ini atau ia masih sangsi lakukan ini. Saya pegang kepalanya yang masih memakai hijab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup saat ujung penisku melekat pada bibirnya, kemungkinan ia masih bingung apa yang dilakukan. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lantas ia membuka bibirnya sedikit serta mencium ujung penisku, kaku, tetapi memunculkan sensasi yang hebat, tidak hanya sebab bibirnya yang lembut, hangat serta basah sentuh ujung penisku, lihat seorang wanita yang masih kenakan pakaian komplet dengan jilbabnya itu hal yang tidak pernah saya rasakan awalnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berulang-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya makin masuk. AKu lihat ia masih kaku serta belum lihat lakukan itu, tetapi bagiku sensasi mengagumkan. “mhhh…aauuuummm…uummhh”.

pada akhirnya mulutnya berani masukkan penisku, walaupun tidaklah sampai masuk semua, sebab penisku begitu panjang serta itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Vi…keluar masukin…” Novipun ikuti perintahku ia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh..uhmm hh..cuuupp..muuh” Novi terus lakukan aktifitasnya. cuma 5 menit lantas ia berhenti, “Kak…Novi tidak tahan…” diapun menarik tubuhku serta saya sekarang saling duduk bertemu. Saya tahun, ia dalam keadaan pucuk, ia tidak bisa meredam libidonya, akupun merebahkannya serta menindihnya. AKu regangkan ke-2 kakinya. Novi terlihat pasrah ia memandangiku serta memerhatikan penisku yang pas di depan vaginanya. Saya lupa suatu hal, selekasnya ku capai celanaku yang tertinggal di samping serta ambil suatu hal di dompet. Ya, saya selalus edia kondom di dompet sesudah ku membuka serta akan kupasangkan, Novi menolak tanganku “ngga perlu pakai itu kak…aku ingin jadi punya kakak seutuhnya” saya tersentak dengan ucapannya “Kamu percaya Nov?” Novi mengangguk.

Sekarang kuarahkan ujung penisku dekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Vi…agak sakit…” Tangan kananku memegang tangkai penis serta digesek-gesekkan pada clitoris serta bibir kemaluan Novi, sampai Novi merintih-rintih kesenangan serta badannya tersentak-sentak. Saya terus berupaya mendesak senjataku ke kemaluan Novi yang sangat basah itu. Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Novi. “Tahan kaak…sakii..t” ia mendesah menggigit bibir bawahnya. Saya juga hentikan kegiatanku sesaat, sekalian menanti saya maju mundurkan kepalpenisku ke bibir kemaluannya agar bibir kemaluannya mulai sesuaikan. Matanya masih terpejam serta terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Dikit demi sedikit saya masukan kembali, perlahan tetapi tentu. Tiap penisku masuk novi melengguh meredam sakit. Vaginanya masih sempit tetapi tanpa ada rintangan penisku mulai masuk ke. Dengan kasar Saya mendadak mendesak pantatku kuat-kuat ke depan hingga pinggulku melekat ketat pada pinggul Novi. Dengan tidak dapat meredam diri serta berteriak, kemungkinan sakit. Dari mulut Novi terdengar jeritan halus ketahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, dibarengi badannya yang tertekuk ke atas serta ke-2 tangan Novi menerkam dengan kuat pinggangku.

Sesaat selanjutnya saya mulai menggoyahkan pinggulku, sebelumnya perlahan-lahan, selanjutnya lama-lama makin cepat serta bergerak dengan kecepatan tinggi antara ke-2 paha halus gadis ayu itu. Novi berupaya menggenggam lenganku, sesaat tubuhnya bergetar serta terlonjak dengan hebat karena dorongan serta tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk serta kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Novi coba memaksakan kelopak matanya yang merasa berat untuk membukanya sesaat serta lihat wajahku, dengan kagum. Novi berupaya bernafas serta …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sesaat saya itu terus menyetubuhinya dengan ganas.

Novi benar-benar tidak dapat tidak untuk mendesah setiap saat Saya menggerakkan tubuhku, gesekan untuk gesekan pada dinding liang vaginanya. Setiap saat saya menarik penisnya keluar, serta mendesak masuk penisku ke vagina Novi, karena itu klitoris Novi terjepit pada tangkai penisku serta tergerak masuk selanjutnya tergesek-gesek dengan tangkai penisku yang berurat itu. Ini memunculkan satu perasaan geli yang hebat, yang menyebabkan semua tubuh Novi menggeliat serta terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas meredam sensasi kesenangan yang tidak bisa dilukiskan dengan beberapa kata. Sesaat tanganku lainnya tidak dibiarkan menganggur, Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung meredam nikmat, kemudia saya sibak jilbabnya serta kelihatan dua payudara indahnya yang masih sembunyi di balik baju yang sudha terbuka kancing sisi atasnya, branya juga sudha terungkap ke atas meningkatkan sensualitas panorama waktu itu.

Saya tarik punggungnya hingga maskin melengkung ke atas, saya juga terus main-main di bagian dada Novi serta Mencium serta kanag menggigit ke-2 payudara Novi dengan berganti-gantian. Dia berupaya menggerakkan pinggulnya, namun paha, pantat serta kakinya mati rasa. Tetapi dia coba berupaya membuatku selekasnya sampai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, namun saya terus menyetubuhinya serta tidak  sampai klimaks.

Dia memiringkan kepalanya, serta terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Makin erat mendekap kepalaku supaya makin rekat dengan payudaranya, saya tahu pelukan itu ialah pendistribusian dari rasa nikmat serta klimaks yang kemungkinan sesaat ia rasakan. Ke-2 pahanya mengejang dan menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, biarkan bokongnya turun-naik berulang-kali, keseluruhnya badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, pada akhirnya larut dalam orgasme keseluruhan yang dengan hebat melandanya, diikuti dengan satu kekosongan menempa dianya serta keseluruhnya tubuhnya merasai lemas seolah-olah semua tulangnya lepas amburadul. Novi terkulai lemas tidak berkapasitas di atas kasur dengan ke-2 tangannya terentang serta pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku masih terjepit di liang vaginanya. Itu lah pertama-tama ia merasai indahnya orgasme.

Sepanjang proses orgasme yang dirasakan Novi ini berjalan, memberi satu kesenangan yang hebat yang dirasa olehku, dimana penisku yang masih tenggelam serta terjepit di liang vagina Novi serta merasai satu sensasi mengagumkan, tangkai penisku terasanya terbungkus dengan keras oleh suatu hal yang lembut licin yang merasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih di bagian kepala penisku tiap berlangsung kontraksi pada dinding vagina Novi, yang disudahi dengan siraman cairan panas. Perasaanku seolah-olah menggila lihat Novi yang demikian cantik serta ayu itu tergelatak pasrah tidak berkapasitas di hadapannya dengan ke-2 paha yang halus mulus terkangkang serta bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat tangkai penisnku.

Tidaklah sampai disana, beberapa waktu selanjutnya Saya membalik badan Novi yang sudah lemas itu sampai saat ini Novi 1/2 berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, hingga urutan pantatnya menungging ke arahku. Saya ingin lakukan doggy model, tanganku sekarang lebih bebas meremas-remas ke-2 buah payudara Novi yang sekarang menggantung ke bawah, tangunku menyelinap melalui baju sisi bawah. Dengan ke-2 kaki 1/2 tertekuk, dengan perlahan saya menggosoki kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Novi serta tempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Novi dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penisku itu membelah serta terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Novi, novi melengguh cukup kencang..”aahhgg….” saat penisku mulai menyodok ke vaginanya . Ke-2 tanganku menggenggam pinggul Novi serta mengangkatnya sedikit ke atas hingga urutan sisi bawah tubuh Novi tidak terdapat pada dipan , cuma ke-2 tangannya yang masih bertopang pada kasur. Ke-2 kaki Novi dihubungkan pada pahaku. Kutarik pinggul Novi ke arahku, bersamaan dengan menggerakkan pantatnya ke depan, hingga dibarengi keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh….!”, penisku itu terus menerobos masuk ke liang vaginanya serta Saya terus mendesak pantatnya hingga perutnyaku melekat ketat pada pantat Novi yang 1/2 terangkat. Saya mainkan pinggulnya maju mundur secara cepat sekalian mulutku mendesis-desis keenakan merasai penisku terjepit serta tergesek-gesek di lubang vagina Novi yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengerang, sinyal nikmat tanpa tara yang ia rasakan.

Tubuhny amaju mundur tergerak tekanan penisku. Sebab sisi pantat tambah tinggi dari kepala hingga kemejanya turn ke bawah menunjukkan pungguh mulus serta putih yang awalnya belum pernah disaksikan siapa saja. Tangannya sekalian terus meremas seprei serta merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..aduuhh…k ak….” makin kencang teriakannya makin memperlihatkan jika ia akan merasai klimaks untuk ke-2 kalinya. AKupun percepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Novi meracau makin tidak karuan. dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas dibarengi lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” ia klimaks untuk ke-2 kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, saya lihat cairan bening makin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas serta lunglai saat saya bebaskan. Navasnya tersengal, baju serta jilbabnya kusut tidak karuan. Keringat membuat baju ia yang tidak dilepaskan sama-sakeli jadi basah. Tetapi ia memang wanita yang pintar menjaga tubuhnya, serta keringatnya juga harus sekali baunya.

Sesudah saya biarlah ia istirahat beberapa waktu sekalian menghayati orgasme untuk keduakalinya. Selanjutnya Saya mengubah urutan permainan, dengan duduk disamping tempat tidur serta Novi kutarik duduk menghadap sekalian mengangkang pada pangkuanku. Saya tempatkan penisku pada bibir kemaluan Novi yang terlihat pasrah dengan perlakuanku, Lantas saya menggerakkan hingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Novi, sedang tangan kiriku memeluk pinggul Novi serta menariknya merapat pada badanku, hingga dengan perlahan tetapi tentu penisku menerobos masuk ke kemaluan Novi. Tangan kananku memeluk punggung Novi serta menekannya rapat-rapat sampai sekarang tubuh Novi menempel pada badanku. Kepala Novi tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya 1/2 terkatup meredam kesenangan yang melandanya hingga dengan bebasnya mulutku dapat melumat bibir Novi yang cukup basah terbuka itu.

Dengan tersisa tenaganya Novi mulai meningkatkan serta terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri serta ke kanan dan melingkar, hingga penisku seolah mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai berasa di perutnya. Sebab stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Novis emakin melemah. Saya alihkan ke-2 tanganku mengarah pinggannya serta tanganku mulai menolong mengusung serta menggerakkan pinggul Novi supaya terus bergooyang. Saya ihat penisku muncul terbenam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tidak pernah berhenti keluar dari mulutnya. “shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, sesudah demikian lama dengan urutan itu, novi mulai bangun libidonya, dengan tenaga tersisa ia mulai menolong tangaku dengan menggerakkan pinggulnya bertambah cepat . Ke-2 tangannya sekarang merangkul kepalaku serta membenamkannya ke ke-2 gunug kembarnya yang besar serta halus. Saya tahu ia akan alami klimaksnya yang ke-3. Saya kulum serta lumat payudaranya, kepala novi menengadah merasai nikmat yang tanpa tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tidak berlalu selanjutnya, Novi merasaka suatu hal yang sesaat akan kembali melandanya.

Terus…, terus…, Novi tidak perduli dengan gerakannya yang cukup sadis atau suaranya yang terkadang memekik lirih meredam rasa yang mengagumkan itu. Serta saat klimaks itu hadir , Novi tidak perduli , “Aaduuuh…, eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Novi memekik lirih sekalian menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia terasanya berputar-putar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.

Selanjutnya kembaliku gendong serta menempatkan Novi di atas meja dengan pantat Novi terdapat pada pinggir dipan serta kasur, ke-2 kakinya terjulur ke lantai. Saya ambil urutan antara ke-2 paha Novi yang kutarik mengangkang, serta dengan tangan kananku membimbing penisku ke lubang vagina Novi yang sudah siap di depannya. Saya menggerakkan penisku masuk ke serta mendesak badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sesaat goyangan pinggulnya juga makin cepat serta kasar. Peluhnya telah penuh membasahi sekujur tubuhnya serta badan Novi yang terkapar lemas serta pasrah pada apa yang akan saya kerjakan.

Tubuh gadis itu terlonjak-lonjak ikuti desakan serta tarikan penisku. Novi betul-betul sudah KO serta dibikin betul-betul tidak berkapasitas, cuma erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya dibarengi pandangan memelas sayu, ke-2 tangannya menerkam Sprei. Serta saya saat ini merasakan suatu hal dorongan yang keras seolah-olah menekan dari dalam penisku yang memunculkan perasaan geli pada ujung penisku. Saya mengeram panjang dengan suara ketahan, “Agh…, terus”, serta pinggulku mendesak habis pada pinggul gadis yang sudah tidak berkapasitas itu, hingga buah pelirku melekat ketat serta tangkai penisku tenggelam semuanya di liang vagina Novi. Dengan satu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sekalian membuat beberapa gerakan memutar pantatnya, saya merasai denyutan-denyutan kesenangan yang disebabkan oleh krucil.netan air maninya ke vagina Novi. Ada kira-kira lima detik saya tertelungkup di atas tubuh gadis ayu itu, dengan semua tubuhku bergetar hebat dirundung kesenangan orgasme yang hebat itu. Serta saat yang bertepatan Novi yang sudah terkapar lemas tidak berkapasitas itu merasai satu krucil.netan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke semua rongga vaginanya.

Saya menyaksikannya lemas dengan hijab serta baju yang telah tidak keruan memiliki bentuk . saya menyaksikannya menunduk susah sekalian menangis. AKu paham, gadis seperti ia mustahil gampang untuk lakukan ini, tetapi kesempatan ini saya betul-betul membuat tidak berkapasitas serta ikuti nafsu duniawi. “Kak…” ia buka perakapan ditengah-tengah hening kami nikmati pertarungan yang barusan usai. “Ya sayang…” sekalian ku peluk ia.
“Kakak ingin tanggung jawab kan?”
“Kakak ingin menikah dengan Novi kan?” parau suaranya terdengar.

Saya tersentak saya tidak menduga jika ia langsungmengatakan itu. Tetapi saya betul-betul tidak tega lihat keadaannya yang telah menyerahkan semua kepadaku. Saya juga ingin memiliki serta akhiri semua kebiasan burukku. AKu janji tinggalkan pacarku jika ia ingin menikah denganku, sebenarnya saat ini itu telah di muka mata.
“i..iya..Nov…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikah dengan kamu” sahutku. Dalam muka susahnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Serta kamipun tertidur dengan sama-sama memeluk seolah mengharap supaya pagi tidak selekasnya ada.



0 komentar: