Cerita Sex Menggairahkan | Sebuah pengalaman seks yang tidak dapat saya lupakan sebab ini saya dapat lakukan bercinta dengan tante yang melewati usiaku pada sekarang yang mengijak ke 25 tahun serta tante ber usia 32 tahun tetapi masih terlihat seumuran dengan ku.
Memang tante ini senang menjaga tubuhnya disalon serta teratur dengan olah raga jadi masih terlihat muda sekali. Oh iya kenalkan namaku Djoel ceritaku ini sebuah pengalaman pribadi serta saya ingin share pada kalian Tante MIDHA memiliki muka yang cantik dengan rambut sebahu.
Kulitnya putih bersih. Disamping itu yang membuatku sejauh ini kagum ialah payudara tante Midha yang mengagumkan montok. Perkiraanku payudaranya memiliki ukuran 36C.
Ditambahkan pinggul aduhai yang dipunyai oleh janda cantik itu. Body tante Midha yang indah itu yang membuatku tidak bisa meredam birahiku serta tetap bercita-cita dapat nikmati tubuhnya yang padat berisi.
Tiap lakukan masturbasi, muka serta badan tetanggaku itu tetap jadi inspirasiku. Pagi itu jam telah memberikan angka tujuh. Saya telah siap-siap untuk pergi ke universitas. Motor saya lakukan perlahan keluar dari gerbang rumah.
Dari kejauhan saya lihat figur seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku dengan reflek terus ikuti wanita itu. Maklum saja, saya kagum lihat badan wanita itu yang menurutku aduhai, walau dari belakang. Pinggul serta pantatnya benar-benar membuat jantungku berhembus. Waktu itu saya cuma menduga-duga jika wanita itu ialah tante Midha.
Bertepatan dengan itu, celanaku mulai cukup sesak sebab kontolku mulai tidak dapat dibawa kompromi alias ngaceng berat. Perlahan motor saya tujukan cukup mendekat supaya percaya jika wanita itu ialah tante Midha.
“Eh tante Midha. Ingin ke mana tante?” sapaku.
Tante Midha cukup terkejut dengar suaraku. Tetapi beliau selanjutnya tersenyum manis serta membalas sapaanku.
“Ehm.. Kamu Djoel. Tante ingin ke kantor.
Kamu ingin ke universitas?” tante Midha balik menanyakan.
“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Jika begitu bagaimana jika tante saya anter dahulu ke kantor? Kebetulan saya bawa serta helm satu ,” kataku sekalian tawarkan layanan serta mengharap tante Midha tidak menampik ajakanku.
“Nggak perlu deh, kelak kamu telat sampai universitas lho” Suara tante Midha yang empuk serta lembut sekejap membuat kontolku makin menegang.
“Nggak apa-apa kok tante. Lagian universitas saya kan sebetulnya dekat,” kataku sekalian mataku tetap mengambil pandang ke semua tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer serta celana panjang. Walau tertutup oleh baju yang rapi, tetapi saya masih dapat lihat kemontokan payudaranya yang lekukannya terlihat jelas.
“Benar nih Djoel ingin nganterin tante ke kantor? Jika begitu bolehlah tante bonceng kamu,” kata tante Midha sekalian melangkahkan kakinya diboncengan. Saya sempat cukup kaget sebab langkah membonceng tante yang semacam itu.
Tetapi bagaimana juga saya masih diuntungkan sebab punggungku dapat kadang-kadang merasai empuknya payudara tante yang benar-benar saya kagumi.
Ditambah lagi saat melalui gundukan yang berada di jalan, rasa-rasanya buah dada tante tambah semakin melekat di punggungku. Pagi itu tante Midha saya anter sampai ke kantornya. Serta saya selekasnya ke arah universitas dengan perasaan suka.
Saat itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Mendadak telephone di samping tempat tidurku berdering. Selekasnya saja saya angkat.
Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. “Bisa bicara dengan Djoel?”
“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda pertanyaan sebab menganggap asing dengan suara ditelepon.
“Selamat pagi djoel. Ini tante Midha…!,” saya betul-betul terkejut bersatu aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang dapat saya membantu tante?” kataku cukup grogi.
“Pagi ini kamu ada acara tidak djoel? Jika tidak ada acara hadir ke rumah tante ya. Dapat kan?” Pinta tante Keny dari ujung telephone.
“Eh.. Dengan suka hati tante. Kelak setelah mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.
Selanjutnya sekalian dengan reflek tangan kiriku menggenggam kontolku yang mulai jadi membesar sebab memikirkan tante Midha. “Baiklah jika demikian. Saya nantikan ya. Met pagi djoel.. Sampai kelak!” suara lembut tante Midha yang bagiku benar-benar menggairahkan itu pada akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Pagi itu saya betul-betul suka dengar keinginan tante Midha untuk hadir ke tempat tinggalnya. Serta pikiranku nglantur kemana- mana. Sesaat tanganku masih mengelus-elus kontolku yang lama-lama, semakin jadi membesar sekalian memikirkan bila yang menggenggam kontolku itu ialah tante Midha. Sebab hasratku telah menggebu, karena itu selekasnya saja saya lampiaskan birahiku itu dengan masturbasi.
Saya pikirkan saya sedang bersetubuh dengan tante Midha yang telah telanjang bundar hingga payudaranya yang montok menanti untuk dikenyot serta diremas. Mulut serta tanganku selekasnya menyapu semua badan Tante Midha.
“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau memikirkan enaknya ML dengan tante Midha.
Jarum jam telah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Saya telah usai mandi serta berdandan. “Nah, saat ini waktunya pergi ke tempat tante Midha. Saya telah tidak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku ke arah rumah tante Midha yang cuma memiliki jarak 100 mtr. saja dari rumahku. Sampai di dalam rumah janda montok itu, selekasnya saja saya ketuk pintunya.
“Ya, sesaat,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tidak lain ialah tante Midha.
Sesudah pintu dibuka, mataku betul-betul dimanjakan oleh penampilan figur tante Midha yang aduhai serta berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante kenakan celana street hitam dipadukan dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang cukup ke bawah.
Hingga terlihat jelas belahan yang batasi ke-2 payudaranya yang montok mengagumkan. Tante Midha selanjutnya mengajakku masuk ke tempat tinggalnya serta tutup dan menutup pintu kamar tamu. Saya sempat dibikin bingung dengan yang dikerjakan janda itu.
“Ada apa sich tante, kok pintunya harus ditutup serta digembok semua?” tanyaku ingin tahu.
Senyuman indah dari bibir sensual tante Midha mengembang sekejap dengar pertanyaanku. “Oh, agar aman saja. Kan saya ingin ajak kamu ke kamar tengah agar lebih rilek ngobrolnya sekalian tonton TV,” jawab tante Midha sambil menggandeng tanganku ajak ke ruang tengah.
Sebetulnya telah semenjak di muka pintu barusan kontolku tegang sebab terangsang oleh tampilan tante Midha. Malah kesempatan ini tangan halusnya memegang tanganku, hingga kontolku tidak dapat dibawa kompromi sebab makin besar saja.
Di ruangan tengah terhampar karpet biru serta ada dua bantal besar diatasnya. Sesaat di atas meja telah disiapkan minuman es sirup berwarna merah. Kami selanjutnya duduk berdampingan.
“Ayo djoel diminum dahulu sirupnya,” kata tante padaku.
Saya selanjutnya ambil gelas serta meminum. “djoel. Kamu paham.kamu mengerti tidak mengapa saya meminta kamu hadir kesini?” bertanya tante Ken sekalian tangan kanan beliau menggenggam pahaku sampai membuatku kaget serta cukup grogi.
“Ehm.. Eng.. Tidak tante,” jawabku.
“Tante sebetulnya perlu rekan ngobrol…. Maklumlah beberapa anak tante telah jarang-jarang sekali pulang sebab kerja mereka di luar kota serta harus seringkali tinggal dari sana. Jadi ya.. Kamu paham.kamu mengerti sendiri kan, tante kesepian.
Kurang lebih kamu ingin tidak jadi rekan bercakap tante? Tidak harus tiap hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati saya suka sebab peluang untuk berjumpa serta bersisihan dengan tante akan terbuka luas. Harapan untuk nikmati panorama indah dari badan janda itu juga pasti jadi fakta.
“Kalau kira-kira saya diperlukan, yaboleh-boleh saja tante. Malah saya suka dapat bercakap sama tante. Agar saja ada juga rekan. Serta tiap hari tidak apa kok” Tante tersenyum dengar jawabanku. Pada akhirnya kami berdua mulai bercakap mengenai apapun sekalian nikmati acara di TV.
Enjoi sekali. Ditambah lagi berbau wangi yang menguar dari badan tante membuat angan- anganku makin melayang-layang jauh. “djoel, udara ini hari panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan tidak?” bertanya tante Midha yang kesempatan ini sedikit manja.
BACA JUGA : Gairah Ibu DosenKu
“Ehm.. Iya tante. Panas sekali. Walau sebenarnya kipas anginnya telah dihidupin,” jawabku sekalian kadang-kadang mataku melirik buah dada tante yang cukup menyembul, seolah ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Midha terus menatapku sampai membuatku sedikit gugup, walau sebetulnya birahiku sedang naik. Tanpa ada kuduga, tangan tante menggenggam kancing bajuku.
“Kalau panas dilepaskan saja ya djoel, agar cepet dingin,” kata tante Midha sambil buka satu-satu kancing bajuku, serta melepaskannya sampai saya telanjang dada.. Saya waktu itu betul-betul terkejut dengan yang dikerjakan tante padaku.
Serta saya juga cuma dapat diam terbengong-bengong. Saya lebih tercengang dengan sikap tente Midha pagi itu yang memintaku untuk menolong melepas kaos ketatnya.
“djoel, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sich..,” pinta tante Ken dengan suara yang manja tetapi berkesan menggairahkan.
Dengan sedikit gemetaran sebab tidak menduga akan pengalaman nyataku ini, saya terlepas kaos ketat berwarna merah itu dari badan tante Midha. Serta apa yang selanjutnya saya lihat benar-benar membuat darahku berhembus serta kontolku makin tegang jadi membesar dan jantung berdetak kencang.
Payudara tante Ken yang besar terlihat riil di muka mataku, tanpa ada terbungkus kutang. Dua gunung indah punya janda itu terlihat kencang serta padat sekali.
“Kenapa djoel. Kok mendadak diam?” bertanya tante Midha padaku.
“E.. Em.. Tidak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sekalian tundukkan kepala.
“Ala.. tidak perlu pura-pura. Saya tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan sejauh ini. Tante seringkali memerhatikan kamu. djoel sebetulnya telah lama pingin ini tante kan?” kata tante sekalian mendapatkan ke-2 tanganku serta menempatkan telapak tanganku di ke-2 buah dadanya yang montok.
“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” saya seperti tidak dapat mengakhiri kata-kataku sebab grogi. Ditambah lagi badan tante MIDHA makin merapat ke tubuhku.
“djoel.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Kerjakan sesukamu. Tidak perlu takut-takut sayang. Saya telah lama ingin menimati kehangatan dari seorang lelaki,” rajuk tante Midha sambil membimbing tanganku meremas payudara montoknya.
Sesaat kegugupanku telah dapat mulai dikendalikan. Saya makin membulatkan tekad untuk nikmati peluang langka yang sejauh ini cuma ada pada angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Midha saya remas-remas.
Sesaat bibirku serta bibirnya sama-sama berpagutan mesra penuh hasrat. Entahlah kapan celanaku serta celana tante terlepas, yang tentu waktu itu badan kami berdua telah polos tanpa ada selembar kainpun melekat di badan.
Permaianan kami makin panas. Sesudah senang memagut bibir tante, mulutku seperti telah tidak sabar untuk nikmati payudara montoknya
“Uuhh.. Aah..” Tante Midha mendesah- desah ketika lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berupa dadu. Saya permainkan puting susu yang munjung serta mengundang selera itu dengan bebasnya. Sesekali putingnya saya gigit sampai membuat Tante menggelinjang merasai kesenangan.
Sesaat tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang telah mulai basah. Saya usap-usap bibir memek tante secara halus sampai desahan-desahan menggairahkan makin keras dari bibirnya.
“djoel.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang.. Tubuhku ialah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
Saya mempedulikan perkataan tante sebab sedang asik nikmati badan moleknya. Perlahan-lahan sesudah senang bermain- main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah ke arah memek tante Midha yang bersih tertangani tanpa ada bulu.
Dengan bebas lidahku mulai menyapu memek yang telah basah oleh cairan. Saya tidak sabar .
Tangkai kontolku yang telah sejak dari barusan tegak berdiri ingin sekali merasai jepitan memek janda cantik yang montok itu. Pada akhirnya, perlahan-lahan kumasukkan tangkai kontolku ke celah-celah memek. Sesaat tangan tante menolong membimbing tongkatku masuk ke jalannya.
Kutekan perlahan-lahan serta.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante sesudah kontolku sukses masuk ke liang senggamanya. Kupompa kontolku dengan pergerakan turun naik. Desahan serta erangan yang menggairahkanpun melaju dari mulut tante yang telah makin panas birahinya.
“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. .. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ken mulai nikmati permainan itu.
Saya terus mengayuh kontolku sekalian mulutku melumat habis ke-2 buah dadanya yang montok. Kemungkinan telah 20 menitan kami bergumul. Saya merasakan hampir tidak tahan . Tangkai kemaluanku telah hampir menyemprotkan cairan sperma.
“Tante.. Punyaku mau keluar..”
“Tahan seb.. nanti sayang.. Saya jug.. A.. Ingin sampai.. Aaach..” pada akhirnya tante tidak tahan .
Kamipun keluarkan cairan kesenangan dengan hampir bertepatan. Banyak air mani yang saya semprotkan ke liang senggama tante, sampai akhirnya kami kelelahan serta berbaring di atas karpet biru.
“Terima kasih djoel. Tante senang dengan permainan ini. Kamu betul-betul jantan. Kamu tidak nyeselkan tidur dengan tante?” bertanya beliau padaku.
Saya tersenyum sekalian mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku benar-benar suka tante. Tidak kusangka tante memberi kesenangan ini padaku. Sebab telah lama sekali saya bercita-cita dapat nikmati badan tante yang montok ini” Tante Midha tersenyum suka dengar jawabanku.
“djoel sayang. Mulai sekarang kamu bisa tidur dengan tante kapanpun, sebab badan tante saat ini ialah milikmu. Tetapi kamu janji lho. Jika tante ingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Midha setelah itu. Saya tersenyum serta mengangguk sinyal sepakat.
Serta kami mulai sama-sama merangsang serta bercinta untuk yang ke-2 kalinya. Hari itu ialah hari yang tidak dapat saya lupakan. Sebab angan- anganku untuk dapat bercinta dengan tante Midha bisa terjadi jadi fakta.
Sampai sekarang sampai kutuliskan narasi ini saya serta tante Midha masih tetap beraktivitas seks dengan beberapa macam. Serta kami benar-benar bahagia.
0 komentar: