Selasa, 04 Februari 2020

Adik Ipar Ku Yang Cantik Dan Seksi

Adik Ipar Ku Yang Cantik Dan Seksi

Cerita Sex Menggairahkan | Aku hidup tersanjung bersama istri dan ke-2 anak-anaku, laki2 dan perempuan walopun aku hanya pegawai rendahan di sebuahinstansi pemerintah di kota B. Kita menempati rumah jenis 45, cicilan rumah BTN, yang kemudian di renov dengan cara sederhana jadi memiliki 3 kamar tidur yang berkapasitas tidak terlalu besar.

Suatu hari, di tahun 1992, kita kedatangan bunda mertua bersama adik ipar saya yang paling kecil, sebut saja Neng, baru lulus SLA. Atas permintaan bunda mertua, untuk sementara ikut kita sambil mencari pekerjaan. Perbedaan umur Aku dan Neng lumayan jauh, kurang lebih 10 tahun. Sebab kita dari daerah Jawa Barat, Neng terbuktigilku dengan sebutan Aa (yang artinya kakak laki2).

Sementara belum memperoleh pekerjaan, Neng mengikuti beberapa kursus, Bahasa Inggris, Komputer, Akutansi, dan atas ijin dan perintah istipsu, Aku kebagian untuk antar jemput memakai motor ‘bekjul’ ku. Bekjul maksudnya motor bebek 70 cc.

Mungkin sebab hidup baik alias terbukti wajah Neng lumayan cantik, tidak hingga seminggi, Neng mendapat tawaran pekerjaan sebagai pelayan toko yang lumayan bonafide denga pemecahan kerja, seminggu tahap pagi dan seminggu kebagian malam, demikian silih berganti. dan kalau kebagian kerja malam, aku bertugas untuk menjemputnya, biasanya toko tutup pukul 21.00 dan pegawai baru bisa pulang kurang lebih 21.30. Perjalanan dari toko ke rumah tidak begitu jauh, bisanya ditempuh kurang lebih 30 menitan.

Neng anaknya manja, mungkin sebab bungsu, setiap kali di bonceng motor, apalagi kalo malam pulang kerja, dirinya bakal memelukku dengan erat, mungkin juga sebab hawa malam yang dingin. Entah sengaja alias tidak, payudaranya yang telah lumayan besar bakal menempel di punggungku. Faktor ini rutin terjadi setiap kali aku menjemput Neng pulang kerja malam, tapi yang heran, kelihatannya Neng tidak ada rasa bersalah ataupun rikuh sedikitpun setiap kali payudara nempel di punggungku, mungkin dianggapnya faktor ini sebuahkonsekuensi logis bila berboncengan naik motor. Akulah yang tidak jarang berhayal yang tidak-tidak, tidak jarangkali dengan sengaja motor kukemudikan dengan kecepatan rendah, kadangkala sengaja mencari jalan yang memutar supaya bisa merasakan gesekan-gesekan nikmat di punggungku lebih lama.

Pada sebuahmalam, semacam biasanya Aku menjemput Neng pulang kerja malem, hingga rumah kurang lebih pukul 22.15 dan semacam biasanya istipsu yang membukakan pintu. Seusai membukakan pintu istipsu bakal kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur. Malam itu aku tidak langsung tidur, aku ke dapur, memanaskan air untuk membikin kopi sebab berniat untuk melihat pertandinga sepak bola di TV, kalau tidak salah saat itu kesebelasan paforitku main, Brazil. Saat aku keluar dari dapur, dengan cara bersamaan Neng juga keluar dari kamar mandi, jadi kita sama berada di lorong depan kamar mandi, entah apa penyebabnya, malam itu kita sama-sama berhenti dan saling pandang tanpa sepatah katapun keluar dari mulut kita masing-masing.

Tiba-tiba ada sebuahdorongan, dengan cara cepat aku rangkul dan aku kecup bibirnya selagi beberapa detik. Seusai itu Neng melepaskan diri dari rangkulanku dan dengan tergesa masuk ke kamarnya. Aku kembali ke ruang tengah untuk melihat pertandingan bola, tapi perasaanku kacau, tidak konsen pada agenda di TV. Saat itu ada perasaan takut menghantuiku, takut Neng ngadu ke istipsu, bisa-bisa perang dunia ke tiga.

Saat pikiranku kacau, aku dikejutkan suara peluit dari dapur yang menandakan air telah mendidih, bergegas aku ke dapur untuk membikin kopi. Kembali aku keruang tengan sambil mengangkat secangkir kopi yang nikmat sekali, namun tetap saja pikiranku kacau. kok bisa-bisanya tadi aku mengecup bibir Neng??????
Dalam kegalauan perasaanku, kembali dikejutkan dengan suara lonceng yang menunjukkan pukul 23.30. Saat itu aku melihat kamar Neng lampunya tetap nyala, yang menandakan penghuninya belum tidur, sebab aku tau Neng rutin mematikan lampunya jika tidur. Terpikirkan olehku, wajib memastikan bahwa Neng tidak marah oleh ulahku tadi dan berharap istipsu tidak hingga tau insiden tersebut.
Dengan pelahan, aku buka kamarku untuk melihat istipsu, nyatanya dirinya telah pulas, terfoto dari dengkurannya yang halus disertasi helaan nafar yang teratur. Dengan pelahan kututup kembali pintu kamar dan dengan cara pelahan pula kubuka pegangan pintu kamar Neng, nyatanya tidak dikunci, pelahan tapi tentu pintu kubuka dan kudapati Neng duduk di atas tempat tidur sambil memeluk bantal menghadap tembok. Perlahan aku dekati, tiba-tiba Neng menoleh kearahku, kulihat matanya merah berkaca-kaca, aku bertambah khawatir, Neng tentu marah dengan kelakuanku tadi. Diluar dugaan, Neng berdiri mendekatiku dan tiba-tiba memelukku dengan erat sambil kembali menangis lirih. Tambah bimbang aku dibuatnya, kemudian utnuk memastikan apa yang terjadi sebetulnya, dengan pelahan dan hati-hati aku raih mukanya dan aku tengadahkan,
“Kamu marah?”, pertanyaan konyol tiba-tiba keluar dari mulutku. Tanpa kata-kata, Neng menjawab dengan gelengan kepala sambil tajam menatapku. Kita beradu pandang, dan entah dorongan dari mana, dengan cara pelahan kudekatkan bibirku ke bibirnya, ketika tidak ada usaha tolakan dari Neng, dengan lembut kembali kukecup bibirnya. Seusai beberapa lama, terasa ada reaksi dari Neng, rupanya dirinya juga menikmati kecupan tersebut. Akhirnya kecupan ini berjalan lebih lama dan kita saling memeluk dengan erat, saling mengeluarkan emosi yang kita sendiri tidak tau bagaimana mengfotokannya. Namun kemesraan ini wajib segera diakhiri, sebelum dipergoki oleh isi rumah yang lain, khususnya istipsu. Segera aku keluar kamar, kembali keruang tengah untuk melanjutkan melihat sepak bola yang nyatanya telah beres dengan skor yang tidak aku ketahui. Akhirnya TV kumatikan dan aku masuk kekamarku untuk tidur dengan perasaan yang sangat tersanjung.
Hubungan kita tambah erat dan tambah mesra, setiapkali ada peluang kejadian malam itu rutin kita ulangi, dan pastinyanya makin hari nilainya makin bertambah mesra.
Suatu hari, aku pulang kerja lebih awal dan kudapati di rumah hanya ada adikku Neng dan pembantu. Pembantuku anak perempuan lulusan SMP yang tidak melanjutkan sekolah sebab biaya, rumahnya tidak jauh dari rumahku, jadi pagi-pagi datang dan sore hari pulang. Badan pembantuku tergolong bongsor, kulitnya sawo matang dengan muka yang lumayan manis untuk ukuran pembantu.
Kembali kepokok cerita, rupanya istipsu sedang berangkat dengan ke 2 anakku, berdasarkan surat yang diditipkan ke Neng, sedang berkunjung ketempat Tante yang katanya sedang mengadakan syukuran.


Semacam biasanya, sore itu kurang lebih pk 16.00 pembantuku ijin pulang, maka tinggallah kita berdua, aku dan Neng, sementara istri dan anak-anakku tetap dirumah tante.
Tanpa dikomando, rupanya kita sama-sama memendam kerinduan, sepeninggal pembantu, seusai pintu depan dikunci, kita saling berpelukan dengan erar dan berpagutan untuk menumpahkan perasaan masing-masing. Seusai beberapa lama kita berpagutan sambil berdiri, dengan cara perlahan aku menuntun Neng sambil tetap berpelukan ke arah kamar dan melanjutkan pergulatan di atas tempat tidur.
abibir kita saling berpagutan sambil saling sedot dan saling menggelitik memakai lidah, tanganku mencoba meraba payudaranya dari balik kaos yang digunakan, rupanya ulahku sangat mengejutkan, sssttttt…….. sssttt …. sssstttt, terdengar erangan semacam orang kepedasan pada saat aku permainkan putingnya.
Aku tambah agresip, kuangkat kaos yang digunakannya, telihatlah payudaranya yang tetap ditutupi beha tipis, dengan tergesa aku singkap beha-nya dan dengan rakus aku kecup dan aku permainkan dengan lidah putingnya.
Dampaknya sangat menarik, ssstttt ….. ooohhh….. uuuhh ….ssstttt ,,, demikian rintihan panjang Neng, faktor ini terjadi sebab belum sempat ada laki-laki yang menjamah, nyatanya akulah laki-laki pertama yang mencium bibirnya dan pembermainkan payudaranya.
Pakaian kita makin awut-awutan, aku berharap istipsu tidak pulang cepat. kita melanjutkan kemesaraan, hari ini aku kembali mencium bibirnya sambil meremas-remas payudara dan sesekali mempermainkan putingnya. hari ini aku memesrai Neng sambil menindih badannya, perlahan tapi tentu aku berusaha menggesekkan adik kecilku yang telah sangat keras ke kemaluannya yang rupanya juga telah mulai lembab.
Kembali terdengar eranga-erangan nikmat, ssssttt ……… uuuhhh ….. ooohhhh ……uuuh.
Bibir dengan cekatan mengisap payudaranya silih bertukar sekalian menggesekkan adik kecilku yang sudah benar-benar keras ke kemaluannya, kita masih saling gunakan pakaian. Neng gunakan bawahan serta kaos, saya masih menggunakan pakain kerja. 
Saya semakin bernafsu, saya singkap bawahan Neng jadi terlihat celana dalamnya yang sudah lembab selanjutnya kembali saya gesek-gesekan adik kecilku tidak henti-hentinya mengecup payudara serta mendustai putingnya. 
Erangan-erangan panjang kembali terdengan serta mendadak Neng memeluku dengan benar-benar erat serta terdengar erangan panjang uuuuhhhh………….. uuuuuuuuhhhh……. uuuuuuhhhhhhh….. aduuuuuuuuhh……. rupanya Neng alami orgasme, kemungkinan ini ialah orgasme yang pertama yang sempat dirasakannya. Semakin lama cengekeraman Neng semakin mengendur serta terlepas seiiring dengan beresnya orgasme barusan. Saya???? belum tersalurkan, tetapi rasakan ketersanjunganya yang sangat benar-benar karena sudah sukses membikin Neng yang benar-benar kusayang dapat mendapatkan orgasme yang kenyataannya baru dirasakan waktu itu serta ialah orgasme yang pertama. 
Semenjak insiden itu, tujuannya semenjak Neng mendapatkan orgasme yang pertama, kita teratur mencari kesempatan untuk mengulanginya. Tetapi peluangnya tidak gampang, karena kita tidak ingin memikul risiko sampai ketahuan oleh istipsu. 
Pada sebuahmalam, kira-kira jam 23.00, waktu saya ada dalam kamar bersama dengan istipsu, terdengar suara pintu kamar samping terbuka, serta terdengar beberapa langkah halus ke arah kamar mandi, saya dapat menerka dengan pasti jika itu ialah Neng yang ada keperluan ke kamar mandi, kuperhatikan istipsu sudah tertidur dengan pulas yang diikuti dengan dengkuran halus yang teratur. Dengan benar-benar berhati-hati, saya membuka pintu kamar sehalus kemungkinan dengan jagoan tidak ada suara yang dapat membuat istipsu terjaga, lantas dengan perlahan-lahan juga pintu kututup kembali serta dengan pelahan saya ke arah lorong yang menyambungkan ke kamar mandi. Saya berdiri di lorong sekalian memerhatikan pintu kamarku step bawah, kalau-kalau ada trek bayangan yang mengisyaratkan istipsu bangun, sesaat telingaku tidak terlepas dengarkan apa yang berlangsung di kamar mandi. 
Selang beberapa saat pintu kamar mandi terbuka, serta benar dugaanku, Neng keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian tidur warna kuning kegemarannya. Pakaian tidur yang dipakai ialah mode terusan dengan bukaan di step dada serta step bawah hanya lutut. 
“Ngapain A berdiri di situ” tegur Neng merusak kesunyian, “Nungguin kamu” jawabku. Tanpa ada dikomando, kuraih lengannya serta muka kita sama-sama mendekat, tidak ayal kita berpagutan melampiaskan kerinduan kami. Beberapa waktu selanjutnya kita melepas pagutan sekalian tersengal. 
“A, Neng ingin …” bisiknya lirih di telingaku. Saya maklum apa yang diinginkan Neng, kembali kukecup bibirnya sekalian kuremas halus payudaranya, rupanya Neng ini hari tidak menggunakan beha. Saya membuka satu kancing pakaian tidurnya, serta nongolah payudaranya yang putih dibarengi benjolan coklat kemerahan. Tidak ayal , bibirku beralih ke payudaranya dengan dibarengi sedotan serta gigitan-gigitan lembut pada benjolan halus yang coklat kemerahan itu. 
” Sssstttttt …… uuuhh” terdengar desahan-desahan halus, mengisyaratkan Neng mulai terangsang. Tanganku turun, meraba pinggang, terus turun , serta hinggalah kegundukan dibawah pusar, kuusap halus sekalian terkadang meremas sampai jari tengahku menjumpai lekukan dibalik pakaian tidur serta celana dalam. ” uuuhhh …. uuuhhh ” rupanya rabaan itu tingkatkan rangsangan. 
“A, ingin ….” kembali bisikan lirih di telingaku, selanjutnya saya jongkok jadi kemaluan Neng pas di mukaku, Kuangkat rok pakaian tidur, berkesan celana dalam warna putih yang tipis serta cukup lembab, dengan bernafsu saya mulai menjilati kemaluan Neng yang masih dibungkus celana dalam. ” uuuhhh ….ssstttt ….. uuhhuu” kembali terdengar erangan-erangan kesenangan yang tingkatkan nafsuku semakin naik-turun. 
Kucoba membuka celana dalamnya, terkesanlah gumpalah daging yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Untuk pertama-tama saya lihat langsung kemaluan Neng, berbau ciri khas mulai tercium, tanpa ada menghabiskan waktu saya mulai mencium gundukan daging yang benar-benar menimbulkan minat itu, sampai pada akhirnya saya temukan lekukan yang lembab berwarna kemerah-merahan. Saya semakin semangat menjilat-jilat lekukan yang sudah benar-benar lembab itu. “uuhhh ….. aaahhhhh ….sssttt …. uuuhhhhh” suara erangan semakin keras serta berasa rambutku digenggam dengan keras dengan pergerakan mendesak. Unsur ini terus membikin nafsuku berapi-api serta semakin inten lidahku menjilati lekukan itu, keluar – masuk, ke kiri – kana, ke atas – bawah, demikian berulang kali sampai pada sebuahsaat berasa jambakan pada rambutku semakin keras dibarengi himpitan kaki dikepalaku. 
“Uuuuuuuuhhhhhhh ….. aaaaaahhhhhhh ….. uuuuhhhhh” terdengan erangan panjang dibarengi keluarya cairan yang cukup cukup banyak membasahi mulut serta mukaku. Mukaku berasa dihimpit keras sekali hingga-sampai kesulitan untuk bernafas. 
“Uuuhhhhhhhhhhh …. aaahhhhhhhhhh” kembali erangan panjang terdengar dibarengi dengan himpitan serta gerataran yang ciri khas, mengisyaratkan orgasme sudah diraih oleh Neng dibarengi semprotan cairan yang cukup cukup banyak membasahi mukaku. Saya peluk dengan kuat kakinya dibarengi himpitan serta desakan mukaku ke kemaluan Neng, karena saya maklum unsur seperti berikut yang diinginkan wanita saat sampai pucuk orgasmenya. 
Beberapa lama selanjutnya, mulai mengendur himpitan pada mukaku, sampai pada akhirnya tenang kembali. Saya berdiri serta ku peluk Neng dengan mesra “Terima kasih ya A” terdengar bisikan di telingaku. 
Kejadian-kejadian ini terus kita ulangilah jika ada kesempatan, tetapi karena niatku yang tidak mau mengakibatkan kerusakan adiku sendiri, sampai pada akhirnya Neng temukan jodoh serta menikah masih dalam kondisi perawan. Demikian beberapa pengalamanku dengan adik iparku yang cantik.



0 komentar: